Wanita istimewa bagi Allah, Rasulullah hingga Malaikat Jibril. Bagaimana tidak?
Jibril datang menghampiri Rasulullah lantas berujar:
“Wahai Muhammad, sebentar lagi Khadijah akan datang menghampirimu dengan membawa nampan berisi makanan dan minuman. Jika nanti ia datang, tolong sampaikan salam dari Allah untuknya. Juga salam dariku” [١]. Tutur malaikat jibril.
Bahkan Allah; Tuhan semesta alam menyampaikan salam padanya. Sedang ia masih di dunia. Bukankah itu merupakan guarantee maqam yang tinggi disisi-Nya?
Jika ditelisik, Allah hanya akan mengucapkan salam bagi hamba-Nya yang nanti masuk surga sebagaimana firman-Nya:
(سَلَـٰمࣱ قَوۡلࣰا مِّن رَّبࣲّ رَّحِیمࣲ) [Surat Yasiin 58]
“salam, sebagai ucapan selamat dari tuhan yang maha penyayang”.
Sungguh “salam” Allah adalah bagi hamba-Nya yang nanti berbondong-bondong masuk ke surga-Nya. Jika memang kami tidak se-berkualitas Khadijah ya Rabb, minimal golongkan kami termasuk yang memperoleh ucapan selamat dari-Mu kelak. Di depan gerbang Surga-Mu.
Tidak mengherankan, bukti maqam tinggi Khadijah di sisi-Nya tercermin dari lanjutan perkataan Jibril dalam hadits di atas:
“Lalu.. sampaikan padanya (Khadijah) bahwa Allah telah menyiapkan surga baginya yang tiada kebosanan dan kepayahan di dalamnya”.
Lantas Sayyidatuna menjawab salam tersebut dengan jawaban yang indah. Beliau berujar:
وعليك يا رسول الله السلام
وعلى جبريل السلام
والله هو السلام
Betapa lembut dan indah jawabannya. Hingga menjadi sebuah qudwah bagi kita saat mendapatkan salam. Kita hendaknya menjawab salam bagi penyampai dan pengirimnya. waalaika wa alaihi assalam. Begitu contoh yang digambarkan ibunda Khadijah.
Saking istimewanya wanita ini. Di hadits lain juga digambarkan bahwa Allah yang menjadi wali atas pernikahan Rasulullah dan Khadijah. [٢]
Tersebab istimewa posisinya di sisi Allah. Rasulullahpun menguatkan:
“Wanita terbaik di Dunia dan di Akhirat adalah Khadijah bint Khuwailid, Maryam bint Imron, Asiah bint Mazahim, dan Fathimah Azzahra'”[٣]
Bahkan bagi Nabi. Khadijah adalah sosok yang sangat beliau cintai. Sosok penyayang, lembut, dermawan, dan segala kebaikan yang terkumpul di dirinya. Rasulullahpun menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mengganti posisi Khadijah dalam kehidupan beliau.
Suatu ketika Aisyah RA berujar “sungguh aku tidak pernah cemburu pada istri-istri Rasulullah selain pada Khadijah. Padahal aku tidak pernah bertemu dengannya. Rasulullahpun menikahiku setelah 3 tahun kewafatannya. Tapi beliau SAW terus menyebut-nyebut namanya” [٤]
Aisyah RA juga menyaksikan kepedulian Rasulullah yang sangat besar pada Khadijah dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
“Rasulullah setiap menyembelih kambing, beliau berujar: kirimkanlah daging-daging ini pada teman-temannya Khadijah”
Sungguh aku sempat kesal, ujar Aisyah. “Kenapa Khadijah?”
Rasulullah lalu menjawab:
إِنِّي رُزِقْتُ حُبَّهَا
“Sungguh Allah yang telah menganugerahkan rizki padaku untuk mencintainya (Khadijah)”
Cinta Rasulullah pada Khadijah bukanlah cinta duniawi. Tapi cintanya merupakan gambaran cinta ilahi. Cinta paripurna yang dianugerahkan Allah pada insan Paripurna; Al-Musthafa wa Al-Mujtaba.
Tidak hanya mencintai Khadijah semata, bahkan segala yang berhubungan dengannya; saudaranya hingga teman-temannya.
Sebakda wafatnya Khadijah. Suatu ketika Halah Bint Khuwailid (adik Khadijah) datang menemui Rasulullah. Beliaupun tidak berhenti untuk menceritakan tentang kisah sang istri pada adiknya. Sambil mengenakan sebuah selimut, beliau lalu mengungkapkan: “saya tidak pernah tidur kecuali menggunakan selimut ini”. Selimut pemberian Khadijah.
Sungguh betapa kuat ingatan Rasulullah akan jasa Khadijah. Wanita kaya raya yang menjadi miskin karena menyerahkan seluruh hartanya untuk dakwah Rasulullah. Satu-satunya wanita yang beriman pada Rasulullah, saat orang lain mengkufurinya. Satu-satunya wanita yang membenarkan perkataan Rasulullah, saat orang lain mendustakannya. Satu-satunya wanita yang sebelum wafatnya berujar:
“Telah kuserahkan seluruh hartaku untuk dakwahmu. Dan telah kukerahkan seluruh kemampuanku. Maka nanti saat aku meninggal, dan engkau membutuhkan jembatan untuk menyebarangi sungai guna mendakwahkan ajaran Allah. Maka galilah kuburku, gunakanlah tulang belulangku untuk kau jadikan tumpuan demi menegakkan agama Allah“.
Sungguh beliau, Sayyidatuna Khadijah bint Khuwailid. Wanita yang sangat menyayangi Allah dan Rasululullah. Wanita pertama yang diajari Wudhu dan Shalat bersama Rasulullah. Wanita yang sangat sering mendekap Rasulullah dalam pangkuannya saat beliau pulang karena mendapat cacian dan makian dari Kafir Quraisy. Wanita yang wafatnya tepat berada di pangkuan insan istimewa: Rasulullah SAW.
Kumpulkan kami ya Allah bersama kekasih-kekasihMu. Rasulullah SAW, Khadijah Al-Kubro, Fathimah Azzahra’, dan seluruh kekasih-kekasihmu.
سعدنا في الدنيا فوزنا بالأخرى
بخديجة الكبرى وفاطمة الزهراء
Malang, 2021
Rois Imron Rosi
Referensi utama:
الحديث الأربعين في مناقب أمهات المؤمنين”
Karangan Syeikh Abu Manshur Asy-Syafi’i
[١] عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ، فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلاَمَ مِنْ رَبِّهَا وَمِنِّي، وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ، لاَ صَخَبَ فِيهِ وَلاَ نَصَبَ
[٢] قال رسول الله: أخبرني جبريل عن الله تبارك وتعالى: إن الله يقول: لا يصح النكاح الا بولي وشاهدين وانا ولي خديجة
[٣] سَمِعْتُ عَلِيًّا بِالْكُوفَةِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ قَالَ أَبُو كُرَيْبٍ وَأَشَارَ وَكِيعٌ إِلَى السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
– كمل من الرجال كثير ، ولم يكمل من النساء إلّا أربع : آسية بنت مزاحم امرأة فرعون ، ومريم بنت عمران ، وخديجة بنت خويلد ، وفاطمة بنت محمد
[٤] عن عائشة قالت: ما غرت على نساء النبي إلا على خديجة وإني لم ادركها. قالت: وكان رسول الله إذا ذبح الشاة فيقول:أرسلوها الى أصدقاء خديجة. قالت: فأغضبته يوما فقلت: خديجة؟ فقال: إِنِّي رُزِقْتُ حُبَّهَا