London, UK—Diaspora muslim seperti jam’iyyah dan jamaah Nahadlatul Ulama di Inggris, sangat bisa menyebarkan Islam moderat yang menjadi rahmat seluruh alam, rahmatan lil ’alamin. Dan, itu tanpa perlu dengan berdakwah secara ‘tradisional’, yakni di mimbar seperti yang dilakukan para da’i.
Demikian disampaikan oleh KH Miftah Maulana Habiburrohman atau yang biasa dikenal Gus Miftah, dalam kegiatan SIRAMAN (Silaturahim dan Pengajian) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama United Kingdom (PCINU UK), Muslimat NU, dan Fatayat NU di Indonesian Islamic Centre London, Minggu (2/6).
Menurut Gus Miftah, orang-orang di negeri Eropa yang mayoritas tidak beragama Islam tidak mungkin mengenal Islam lewat al-Qur’an dan hadits.
Dalam acara yang bertajuk “Menjadi Duta Islam Indonesia Yang baik di Dunia Internasional” tersebut, Gus Miftah menekankan, mereka justru akan mengenal Islam lewat perilaku orang-orang Islam. Sehingga, perilaku umat Islam sangat menentukan kesan masyarakat internasional terhadap agama Islam.
“Jadi, muslim Indonesia ini berdakwah mengenalkan Islam lewat perilakunya. Bagaimana? Ya, lakonilah perintah agamamu. Jadikan perilakumu mencerminkan ajaran agamamu saat kamu tinggal di negeri orang. Dari situ umat muslim Indonesia ini bisa mengenalkan Islam di dunia internasional,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, hadir juga Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas. Menteri Anas mengatakan bahwa saat ini diaspora Indonesia sudah semakin banyak di dunia global. Terlebih, setelah pemerintah menambah alokasi dana untuk beasiswa LPDP.
“Sekarang diaspora itu banyak juga kalangan santri. Kini santri bukan hanya studi di Timur Tengah tetapi banyak juga di negara barat seperti di Amerika, Eropa, Australia. Maka wajar ada ekspektasi, saat berada di negara tempat studi ini juga bisa mengenalkan Islam ala Indonesia yang ramah dan toleran. Selain nanti saat pulang juga bawa budaya baik negeri itu ke Indonesia,” tambah Anas.
Dalam kesempatan itu, Duta Besar Indonesia Untuk Inggris dan Irlandia, Desra Percaya menambahkan, masyarakat memang menjadi ujung tombak diplomasi di tataran akar rumput.
Ia pun bersyukur masyarakat Indonesia di Inggris seperti PCINU UK cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, bukan hanya di lingkungan masyarakat Indonesia melainkan juga membaur dengan komunitas lokal dan internasional.
“Misalnya, Rebana Muslimat NU UK ini sudah main di mana-mana termasuk di acara akbar Mayor of London di Trafalgar Square,” katanya.
Ditambahkan pula oleh Rois Syuriyah PCINU UK, Roman Fitra Cahaya, yang juga akademisi di University of Essex, bahwa menjadi muslim yang baik adalah muslim yang bisa menerima perbedaan. Baik perbedaan budaya, cara pandang, maupun pendapat. Sehingga, menurutnya muslim yang baik tidak akan arogan
“Tentu kalau tidak arogan kita bisa menjadi duta Islam yang baik di dunia internasional,” kata Roman.
Ketua PCINU UK, Rosyid Jazuli mengatakan pihaknya siap untuk mendorong diaspora muslim Indonesia menjadi warga dunia yang juga bisa ikut mewarnai sejarah peradaban.
“Dalam hal ini, PCINU UK harus mengambil peran untuk wadah silaturahim saling mengingatkan dan saling menyemangati. Seperti yang diingatkan oleh Gus Miftah, kita janganlah berkawan dengan orang yang tidak membangkitkan semangat untuk taat kepada Allah dan kata-katanya tidak menunjukkan ke jalan Allah,” pungkasnya.
Acara Siraman NU UK cukup meriah dihadiri seluruh pengurus dan keluarga besar NU UK termasuk Muslimat dan Fatayat.
Hadir pula beberapa perwakilan organisasi masyarakat lain, termasuk beberapa komunitas pengajian. Selain itu, penampilan shalawat dan ragam sajian khas nusantara yang dipersembahkan ibu-ibu Muslimat NU UK menambah semarak kegiatan. (*)