Berdakwah di era milenial tidak hanya membutuhkan keluasan ilmu agama yang mendalam namun juga butuh metode dakwah variatif. Dakwah yang sesuai dengan perkembangan zaman dan bisa memberikan inspirasi positif bisa berupa buku maupun konten dalam media sosial yang berkualitas. 

Didasari atas kebutuhan konten dakwah Islam yang inspiratif tersebut, Pengurus Cabang Lembaga Ta’lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama’ (PC LTN-NU) Kota Malang berkerjasama dengan PC LD-NU Kota Malang, PC Lakspekdam NU Kota Malang, PK ISNU UIN Malang, UIN Maliki Press dan Komunitas Liyan menyelenggarakan acara “Santri Milenial Goes to Inspiring Writer” di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (20/8).
“Acara ini didedikasikan kepada para santri untuk bisa menebar inspirasi dalam tulisan yang sejuk dan damai kepada masyarakat luas. Temanya adalah Santri memandang Indonesia. Keyakinan para santri, agama dan negara adalah sesuatu yang saling menguatkan antara satu dengan yang lain, sehingga Indonesia sebagai warisan para ulama perlu kita jaga dan lestarikan,” terang Achmad Diny Hidayatullah selaku Ketua Panitia.

Ditambahkan oleh Diny bahwa acara dihadiri oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai propinsi di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Dengan peserta dari berbagai latar belakang, bisa terjadi interaksi dan tukar ide untuk membuat artikel populer yang bagus dan layak tayang di berbagai media.

“Kami berharap, agar setelah mengikuti acara ini para peserta yang berasal dari berbagai propinsi mampu menghasilkan produk tulisan inspiratif. Terutama konten-konten keislaman dan kebangsaaan yang bisa dicetak dalam bentuk buku. Juga bisa menghasilkan artikel populer tentang wajah Islam yang ramah dan rahmatan lil ‘alamin, baik disebarkan melalui website maupun media sosial,” tuturnya.

Baca Juga:  7 Rahasia KH Maimoen Zubair Mendidik Anak dan Santri Menjadi Kader Bangsa dan Dunia Masa Depan

Acara dibuka oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang KH. Isroqunnajah. Dalam sambutannya, beliau berkata, “Dakwah hari ini harus melalui media. Sehingga kegiatan santri menulis sangat relevan untuk dikembangkan. Mari kita isi website dan media sosial dengan Islam ramah.”

Acara dilanjutkan dengan pemberian materi Ketua PC LD-NU Kota Malang, Mohammad Yahya Ph.D yang mengambil tema Smart Writing: How to Get Writing Inspiration. “Inspirasi itu bisa datang dari mana saja. Apalagi hari ini, dengan berbagai macam informasi dari televisi, internet, komunitas, bahkan mimpi semuanya bisa jadi inspirasi menulis. Dan usahakan kita tekun menulis sesuatu yang kita senangi. Jadikan menulis sebagai kebiasaan kita. Menulis adalah tradisi ulama kita, Al-Ghazali, Imam Nawawi, adalah teladan dengan karya yang sangat banyak,” tutur pakar tafsir Alquran ini.

Pemateri selanjutnya adalah Dr. M. Faisol Fatawi, selaku Ketua PC Lakspekdam NU Kota Malang. Materi penulisan mengupas tentang bagaimana menjadi penulis yang cerdas atau be a smart writer. “Ada empat kiat agar menjadi penulis yang smart. Menulis butuh keberanian, menulis membutuhkan kepercayaan diri, menyadari bahwa menulis itu berinvestasi, dan menulis itu untuk para pembacanya,” tutur Filolog UIN Malang yang juga wakil Dekan 1 Fakltas Humaniora ini.

Acara dikonsep dengan porsi 30% materi kepenulisan dan 70% praktik menulis di tempat. Model coaching clinic yang diadakan ini, menarik banyak pihak untuk berpartisipasi. Awalnya hanya untuk 30 peserta saja, akan tetapi dua hari pendaftaran secara online, jumlah peserta sudah melebihi 50 peserta.

Selama kegiatan berlangsung, para peserta didampingi oleh para mentor kepenulisan sebagai fasilitator maupun teman diskusi dalam menulis. Dan setelah selesai acara, naskah para peserta dikumpulkan dan secara berkala akan diunggah pada beberapa website, maupun bisa dibukukan menjadi buku antologi santri.
(Angga Teguh Prastyo)

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini