Ada beberapa alasan yang dijadikan dasar oleh para ulama bahwa al Quran itu membutuhkan tafsir, diantaranya adalah:
– turunnya al Quran secara berangsur-angsur menuntut para mufassir untuk memadukan dan menggabungkan beberapa ayat yang menjelaskan tema yang sama agar memperoleh pemahaman yang menyeluruh.
– al Quran mengandung kata-kata yang mubham yang membutuhkan penjelasan, seperti “tsalatsah” dalam at Taubah 118, “abdan min ibaadina dalam al Kahfi 65 dll.
– al Quran mengandung banyak sekali kata-kata mujmal seperti sholat, zakat, haji, yang membutuhkan perincian prasyarat dan tata laksana amalannya.
– al Quran mengandung ayat-ayat mutasyabihat yang tidak bisa langsung dipahami, tapi harus dirujukkan kepada ayat-ayat lain yang muhkamaat.
– Ada beberapa ayat yang pemahamannya sangat bergantung pada sebab turunnya.
Meskipun umumnya kata-kata yang mubham (samar) dalam al Quran membutuhkan tafsir untuk memperjelas makna dan maksudnya, namun ada beberapa kata mubham dalam al Quran yang tidak perlu ditafsirkan. Ini karena dalam ayat tersebut Allah sudah menjelaskan bahwa manusia tidak mengetahuinya, dan hanya Allah yang mengetahuinya.
Diantara ayat-ayat yang tidak perlu ditafsirkan adalah:
1- al Anfal: 60
وَأَعِدُّوا۟ لَهُم مَّا ٱسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعْلَمُهُمْ.
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya…”
Kata آخرين من دونهم ini tidak perlu ditafsirkan, karena Allah sudah menjelaskan bahwa “kamu tidak mengetahuinya, Allah lah yang mengetahuinya”.
2- at Taubah: 101
وَمِمَّنْ حَوْلَكُم مِّنَ ٱلْأَعْرَابِ مُنَٰفِقُونَ ۖ وَمِنْ أَهْلِ ٱلْمَدِينَةِ ۖ مَرَدُوا۟ عَلَى ٱلنِّفَاقِ لَا تَعْلَمُهُمْ ۖ نَحْنُ نَعْلَمُهُمْ
“Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah yang mengetahui mereka…”
Kata منافقون dalam ayat di atas, tidak perlu dijelaskan siapa saja yang termasuk di dalamnya, karena Allah sudah menjelaskan bahwa “Kamu tidak mengetahui mereka, Kamilah yang mengetahui mereka…”.
3- Ibrahim: 9
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَؤُا۟ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ ۛ وَٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۛ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا ٱللَّهُ ۚ
Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah.
Orang-orang sesudah kaum Nuh, Ad dan Tsamud yang disebut dalam ayat di atas, tidak perlu dicari penjelasannya, siapa mereka dan tinggal di mana, karena Allah sudah menjelaskan bahwa “Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah”.