Podcast berasal dari dua kata yakni iPod dan Broadcasting. Arti podcast sendiri merupakan rekaman dari audio atau video dengan isi konten yang beragam, seperti pendidikan, politik, ekonomi, olahraga dan masih banyak lagi.

Podcast dapat dijadikan sebagai alternatif media dakwah di tengah keterbatasan pergerakan manusia saat ini. Seperti yang dilakukan oleh Lembaga Ittihadul Muballighin (LIM) yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang bergerak di bidang dakwah keagamaan. Mereka menggunakan podcast sebagai media dakwah dikarenakan tidak memungkinkan untuk mengumpulkan banyak orang dalam kondisi seperti sekarang ini.

Podcast yang dibuat oleh tim dari Lembaga Ittihadul Muballighin tersebut di unggah di akun youtube bernama LIM Production, dengan pembahasan yang beragam. Mulai dari Fikih ibadah hingga permasalahan sehari-hari. Tentu dengan mendatangkan berbagai narasumber yang memang memiliki kapasitas atas topik yang dibawakan. Seperti Gus Abdurrahman Kafabih, Gus Vawrak Tsabat, Gus Adibussholeh  Anwar dan masih banyak lagi. Beberapa judul yang dibawakan seperti silaturahmi online, salat kafarot menebus qodlo’ salat, dan puasa kok tidur doang yang mendapatkan viewers tertinggi sebesar 6.600 views.

Apa yang dilakukan oleh Lembaga Ittihadul Muballighin Ponpes Lirboyo tentunya membawa manfaat seperti yang dirasakan oleh salah satu penonton dengan nama akun Ahmad Sholeh yang menulis komentar “Alhamdulillah tambah pengetahuan dan wawasan”.

Terakhir, sedikit mengutip dari salah satu dosen agama Universitas Airlangga (UNAIR), Ahmad Syauqi, S.Hum., M.Si. bahwa santri milenial adalah santri yang hidup di era yang serba cepat, praktis, dan terkoneksi dengan dunia internet dan di era revolusi industri saat ini santri harus ikut andil dalam perkembangan zaman demi kemajuan peradaban.

Semoga apa yang dilakukan oleh LIM Ponpes Lirboyo dapat menjadi inspirasi bagi santriwan-santriwati lain untuk hadir lebih dekat kepada umat dalam mengajarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah (ASWAJA)  melalui media sosial. [HW]

Diyanah Aqidatul Izzah
Mahasiswi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya

    Rekomendasi

    1 Comment

    1. […] baca tulis huruf pegon atau arab gundul perlu dilakukan secara kreatif dan menyenangkan. Hal ini dinilai lebih efektif daripada belajar pegon secara klasikal […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini