Rais Syuriah PCNU Pijay Ajak Warga Berhijrah dan Membumikan Syiar Islam di Hari Tasu’a dan Asyura

PIDIE JAYA, Pesantren.ID – Kita saat ini berada dalam bulan Muharram awal tahun hijrah. Perjalanan hijrah Rasulullah bukan hanya sekedar berpindah tempat dari Mekkah ke Madinah, namun jauh dari itu Allah sedang menyiapkan tempat baru untuk mendukung kondisivitas perkembangan dakwah islam. Esensi hijrah  yang harus kita realisasikam dalam kehidupan dimana kita mampu mengendalikan diri dan memusatkan arah gerak hidupnya ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Demikian diantara pesan yang disampaikan Abi Rusydi selaku Rais Syuriah PCNU Kabupaten Pidie Jaya dalam momentum menyambut Muharram dan Hari Asyura di Masjid al-Istiqamah Bandar Dua, Pidie Jaya, Jum’at, (28/8/2020).

Abi menyebutkan setelah Rasulullah berhijrah ke Madinah, masa depan dakwah islam semakin cerah dan menemukan keberhasilan demi keberhasilan. Sehingga hijrah sejatinya bukan hanya berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain, jauh dari itu hijrah yang sesungguhnya tergambar dalam sebuah hadis nabi yang sangat mulia: “Dan orang yang berhijrah itu (sejatinya) meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Muslim).

Selanjutnya Pimpinan Dayah Irsyadul Ulum Al-Aziziyah Meurah Dua, Pijay itu mengajak dengan momentum Hari Tasu’a dan Asyura harus kita menyemarakkannya dengan amal positif dan ibadah, kita sebagai pemimpin apakah itu kepala desa, mukim, camat, bupati hingga seterusnya mari kita ajak warga kita menyemarakkan hari tasu’a juga Asyura dengan membumikan syiar dan syariat Islam.

“Hendaknya kita masyarakat juga khususnya pemimpin baik itu Kepala desa hingga seterusnya mengajak warga untuk menghidupkan hari Tasu’a dan Asyura dengan berbagai macam ibadah, baik berdoa, wirid dan sejenisnya dengan tetap memperhatikan protokoler kesehatan di masa pandemic covid-19 ini,” ajaknya yang merupakan sesepuh warga nahdhiyin Pijay ini.

Baca Juga:  Negara Madinah; Refleksi Hijrah Nabi

Menurut alumni MUDI Samalanga ini, para ulama terdahulu telah banyak menjelaskan kelebihan hari Asyura dan memuliakannya dengan beberapa amalan. Umpamanya dalam kitab I’anah al-Thalibin karya Sayyid Bakri Syatha al-Dimyathi, dan penjelasan Syaikh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Qudus al-Makki, ulama Syafi’iyah terkemuka dan pengajar di Masjid al-Haram, dalam kitabnya Kanz al-Najah wa al-Surur fi al-Ad’iyah al-Ma’tsurah allati Tasyrah al-Shudur, halaman 82 menyebutkan beberapa perkara berkaitan dengan hari Asyura

“Pada hari Asyura terdapat dua belas amalan yang memiliki keutamaan, pertama, puasa. Kedua, memperbanyak ibadah shalat. Ketiga, Shilaturrahmi dengan keluarga dan family. Keempat, berziarah kepada ulama. Kelima. menjenguk orang sakit. Keenam, memakai celak mata. Ketujuh, Mengusap kepala anak yatim. Kedelapan,bersedekat kepada fakir miskin. Kesembilan, Mandi. Kesepuluh, membuat menu makanan keluarga yang istimewa. Kesebelas, Memotong kuku. Keduabelas, membaca surah al-Ikhlash 1000 kali”, paparnya

Terakhir Abi Rusydi mengajak masyarakat untuk berintrokspeksi diri dan bermuhasabah di tahun 1442 Hijrah ini semoga adanya perubahan dalam diri kita untuk hari esok menjadi sosok insan kamil.

“Kesempatan di hari yang mulia ini baik Tasua’ dan Asyura untuk mengisinya dengan ibadah dan berbuat kebaikan mengumpul pundi pahala terlebih pahala yang besar terhadap ibadah kita di hari Istimewa tersebut,”tutupnya yang juga merupakan Pengurus teras Tastafi Pijay. [HW]

Helmi Abu Bakar El-Langkawi
Dewan Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Pengajar di IAI Al-Aziziyah Samalanga, Ketua PC Ansor Pijay.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita