Opini

Amankah Data Pengguna Pembelajaran Daring?

freepik.com

Setiap hari kita disuguhi berita tentang virus Corona. Virus yang muncul lalu seketika menghentak segala lini kehidupan manusia. Betapa tidak, bukan hanya kesehatan manusia yang terdampak; sosial ekonomi, pendidikan dan segala sangkut paut perihal hajat hidup manusia seluruh dunia tak luput dari serangan Corona. Kehidupan dunia terhenti sementara, kalau tak mau dikatakan lumpuh.

Saking dahsyatnya, manusia mencoba berusaha menjauhi virus tersebut. Salah satunya lewat penerapan interaksi manusia satu dengan lainnya. Istilah yang dipakai adalah physical distancing.

Terjadinya physical distancing membuat banyak pekerjaan mesti dilakukan dari rumah. Work from home. Banyak kantor sepi dari lalu lalang pegawai dan atasannya. Restoran banyak menerapkan take away dan tidak menerima layanan makan di tempat. Untuk sektor pendidikan, penerapan pembelajaran daring (online) menjadi pilihan utama, selain mengosongkan segala kegiatan akademik dan non akademik kampus, kecuali ada keperluan yang sangat mendesak.

Pembelajaran daring sudah dilakukan kurang lebih satu minggu ini. Selama kurun waktu tersebut, banyak pilihan platform yang digunakan sebagai sarana pembelajaran daring. Sebut saja Whatsapp, Google Hangout, Google Classroom, Skype, hingga Zoom.

Terkait nama yang terakhir, ternyata ada kabar kurang sedap. Zoom, yang belakangan sering dipakai untuk pembelajaran online, disinyalir membocorkan data pengguna secara diam-diam dan tanpa sepengatahuan pengguna ke Facebook.

Hal ini tentu melanggar privasi pengguna. Apalagi banyak laporan menyebutkan Zoom juga berbagi data pengguna dengan pihak ketiga yang tidak disebutkan. Dengan demikian, keamanan data pengguna menjadi taruhannya.

Seperti banyak pemberitaan di media online atau offline, banyak penyalahgunaan data kerap terjadi. Penyalahgunaan itu sering dipakai untuk tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Misalnya untuk pengajuan pinjaman online. Peminjam menggunakan data orang lain sehingga kewajiban pinjaman tersebut dibebankan kepada data pengguna yang dipakai oleh peminjam.

Baca Juga:  Bisakah Pondok Pesantren Menerapkan Pendidikan Via Daring?

Data adalah harta. Begitu peribahasa terkini, akibat pesatnya perkembangan teknologi. Data dalam bentuk apapun bernilai sangat tinggi dihadapan komunitas teknologi.

Kedepannya, diharapkan para pembelajar daring bisa belajar dari kasus diatas. Pilihlah aplikasi atau perangkat lunak yang menjamin keamanan data pengguna. Selain itu, pemantauan akun secara berkala juga diperlukan untuk mengawasi keamanan akun. Dengan demikian, pembelajaran tetap bisa berlangsung tanpa ada rasa kuatir akan keamanan, terlebih keamanan data yang sekarang menjadi sasaran utama komunitas teknologi.

Wallahu a’lam.

Hanif Nanda Zakaria
Penulis Buku "Bang Ojol Menulis" Alumnus Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini