“The foundation stones for a balanced success are honesty, character, integrity, faith, love and loyalty”.– Zig Ziglar
Kejujuran sangat mudah diucapkan, namun sangat tinggi nilainya, dan indah dirasakan. Kejujuran merupakan faktor sangat penting dalam meraih keselamatan, keamanan, kebahagiaan, kemuliaan dan kesuksesan hidup. Karena itu seyogyanya kejujuran bukanlah sebagai beban, melainkan sebagai kebutuhan bagi eksistensi dan kemajuan hidup kita.
Makna kejujuran adalah kesesuaian antara hati/sikap, ucapan dan perbuatan. Apa yang dirasakan dalam hati sesuai dengan apa yang diucapkan, dan sesuai juga dengan tindakannya. Kesesuaian antara lahir dan batin. Selamatnya manusia itu tergantung pada terjaganya lisan (Salamatul insan fi hifdzil lisaan). Ini artinya bahwa untuk bisa selamat kita harus benar-benar menjaga lisan kita. Kita tidak boleh asal bicara, bicara bohong, bicara dusta, dan atau bicara menipu. Tetapi kita harus bicara benar, jujur, dan objektif.
Kejujuran pada hakekatnya menyenangkan, memuaskan, melindungi, dan menyelamatkan orang lain dan diri kita sendiri. Sebaliknya ketidakjujuran akan menyusahkan, mengecewakan, merugikan dan menyengsarakan orang lain dan diri kita sendiri juga. Kejujuran juga bisa selamatkan kita dalam emban amanah. Kejujuran juga bisa selamatkan pekerjaan dan karir kita. Bahkan kejujuran juga bisa selamatkan keluarga kita dan institusi tempat kita bekerja dan berhikmat.
Kejujuran memang mudah diucapkan tapi tidak mudah diwujudkan. Hanya orang yang beriman kuat dapat menjaga kejujuran dengan baik. Orang yang jujur kuat menjaga timbangan dengan benar juga pekerjaannya, sehingga terhindar dari perbuatan korupsi atau manipulasi. Orang yang jujur bisa hindari sikap munafik dalam pergaulan sehari-hari.
Orang yang jujur dan bersih hatinya, selalu tenang dan damai hati dalam bekerja dan hidupnya. Sebaliknya orang yang tidak jujur, berbohong, dan suka cheating, maka nafsu dan perilakunya cenderung tersiksa hatinya dan penuh kegelisahan. Bahkan merasa stress. Hasan bin Ali radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku hafal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu kepada perkara yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan bohong adalah kecemasan”. Orang yang suka berbuat bahkan secara menerus menggambarkan bahwa hatinya sedang mahjub dan jauh dari hidayatullah.
Orang yang mendapatkan hidayatullah, bisa dipastikan beriman dan bertqwa. Mereka itu cenderung ingin membersamai orang-orang jujur. Maqam orang jujur sungguh mulia. Allah berfirman, ““Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang sidiqin (QS Taubah:119).
Kejujuran sangatlah bermanfaat bagi kehidupan. Dalam berbagai aspek. Bahkan ada riset yang menunjukkan bahwa karakter yang tinggi kedudukannya pada pemimpin sukses adalah kejujuran.
Berdasarkan hasil riset Center of Creative Leadership, (2019), ditemukan bahwa great leaders consistently possess these 10 core leadership traits: (1) Honesty, (2) Ability to delegate, (3) Communication, (4) Sense of humor, (5) Confidence, (6) Commitment, (7) Positive attitude, (8) Creativity, (9) Ability to inspire, (10) Intuition. Betapa kejujuran sangat penting dimiliki oleh pemimpin yang hebat.
Rasulullah saw bersabda :”Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan menunjukkan kepada surga, dan sesungguhnya seorang laki-laki benar-benar telah jujur hingga ia di catat di sisi Allah sebagai orang jujur.
Sesungguhnya kebohongan itu menunjukkan kepada kedzaliman. Dan sesungguhnya kedzaliman itu menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seorang laki-laki telah berbuat dusta hingga ia di catat disisi Allah sebagai pendusta”. ( HR Bukhari dan Muslim). Kejujuran memang tangga awal menuju syurga. Suatu tempat kembali yang terbaik di akhirat kelak.
Demikianlah sekedar brberapa catatan, betapa kejujuran itu penting sekali. Terlebih-lebih di era reformasi. Kejujuran dan transparansi menjadi kunci utama bangsa. Namun kenyataannya praktek korupsi dan ketidakjujuran semakin merajalela. Hingga praktek kepemimpinan yang tidak bersih berakhir.
Slogan ada dimana-mana. Slogan tetap slogan tetapi korupsi “tetap jalan”. Pertaubatam tidak terjadi. Sungguh memprihatinkan. Semoga segera hidayatullah turun untuk bersihkan para pimpinan di semua level untuk hentikan ketidakjujuran dalam emban amanah.