Islam, Keindonesiaan, dan Kiblat Dunia
Pada hari ini, 22 Oktober 2019, 74 tahun yang lalu, KH. Hasyim As’yari mengeluarkan fatwa yang dikenal sebagai Resolusi Jihad. Dalam fatwa tersebut, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari menyatakan bahwa fardhu ‘ain bagi setiap muslim untuk turun melawan penjajah. Fatwa inilah yang menjadi dasar bagi arek-arek Suroboyo dan sekitarnya untuk melakukan pertempuran melawan Sekutu. Semula Bung Tomo berencana untuk melakukan penyerbuan kepada Belanda pada tanggal 9 November. Namun, Kiai Hasyim As’ary meminta untuk menundanya.
Alasannya, karena Kiai Abbas Abdul Jamil yang dikenal sebagai Singa dari Jawa Barat belum sampai ke Surabaya. Setibanya di Surabaya, Kiai Abbas dan Bung Tomo bersepakat untuk melakukan penyerbuan terhadap penjajah. Dengan teriakan Takbir, Allahu Akbar, Kiai Abbas dan Bung Tomo bersama arek-arek Suroboyo dan sekitarnya melawan Sekutu NICA. Pekikan takbir Allahu Akbar bukan untuk menyerang sesama anak bangsa, bukan pula untuk menebar kebencian.
Tetapi, untuk membangkitkan semangat perlawanan terhadap penjajah. Akibatnya, pemimpin NICA, Brigadir
Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby tewas di tangan santri Tebuireng bernama Harun, yang selanjutnya melahirkan pertempuran 10 November 1945.
Selengkapnya unduh file di bawah ini