PengajianUlama

Habib Umar bin Hafidz Ingin Muslim Indonesia Ambil Pelajaran dari Negeri Timur Tengah

Dikisahkan oleh Habib Umar bin Hafidz saat memberikan ceramah di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Sabtu (21/09) lalu, Khalifah Umar bin Khattab yang terkenal dengan sifat tegas dan kerasnya memilih Sholat di luar gereja dan tidak di dalam gereja.

“Umar bin Khattab memilih sholat di luar gereja dan tidak di dalam gereja, khawatir generasi setelahnya beranggapan bahwa gereja itu miliki umat Islam sehingga bisa dikuasai. Umar bin Khattabb menjaga hak kaum nasrani. Padahal beliau adalah seseorang yang sangat tegas dan keras,” jelasnya.

Islam menyebar di Nusantara dibawa oleh Walisongo. Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang berbudi luhur. Pengaruh dari agama Islam yang dibawa sejak lama. “Kira-kira 60 tahun yang lalu, ada seorang pendatang dari Hadramaut. Tinggal selama 20 tahun di Indonesia. Kemudian akan pulang ke Yaman ,tetangga-tetangganya sedih. Yang paling sedih adalah tetangganya yang Tionghoa dan Non Muslim. Disebabkan selama 20 tahun itu, dia dibantu dan perhatian terhadap dirinya. Lebih percaya kepada perantau ini daripada sesama agamanya,” kisah Habib Umar.

Melihat segelintir orang yang membuat onar di Indonesia, Habib Umar juga mengingatkan bahwa sebuah kecacatan akal apabila menganggap kejahatan lebih baik daripada kebaikan.

“Orang-orang yang berbuat onar di negri ini sebenarnya berbuat demi siapa? Jika ada anggapan bahwa kejahatan lebih baik daripada kebaikan maka ini menunjukkan ada kecacatan akal. Ambil pelajaran dari pengalaman masa lalu dan hal yang terjadi saat ini. Banyak pengalaman buruk yang mereka alami setelah muncul pemahaman-pemahaman yang salah dalam Beragama,” jelas Habib Umar.

“Di Indonesia yang mayoritas muslim, ambillah pelajaran dari negeri-negeri Timur Tengah. Bagaimana mereka mengalami kesalahan dalam pemahaman beragama sehingga terjadi kerusakan  yang besar setelahnya. Mereka mengklaim bahwa apa yang mereka lakukan untuk membela dari kezaliman. Namun yang terjadi adalah muncul seribu kezaliman setelahnya. Muncul kerusakan  dalam agama dan dunianya. Sebelumnya mereka makmur secara ekonomi. Kemudian mereka ingin sesuatu yang lebih dari apa yang dikasih Allah, akibatnya Allah cabut kenikmatan mereka. Negara mereka hancur,” tambahnya.

Baca Juga:  Sinkretisme Sebagai Bentuk dan Ciri Islam Nusantara

Habib Umar juga mengingatkan bahwa sesama umat manusia harus mengedepankan kasih sayang dan perdamaian.

“Bukanlah hal yang baik jika menegakkan maslahat negara dengan hawa nafsu . Mestinya kita saling mengasihi, menyayangi itu jauh lebih manfaat dan lebih baik bagi suatu negara. Beberapa ajaran dalam. Al Quran: Jika mereka ingin perdamaian maka sambutlah. Setiap org yang punya hak, berikan haknya. Tugas penting muslimin adalah memberi manfaat bagi manusia dan mendamaikan manusia. Jadikan syariat Rasulullah Saw dan akal sehat sebagai pedoman bersikap bukan dengan hawa nafsu,” pungkasnya.

 

 

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Pengajian