PESANTREN.id, JAKARTA — Memperingati hari Guru Nasional, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M. Nabil Haroen menyampaikan pendapatnya sebagai refleksi bersama. Menurut Nabil, Pendidikan menjadi kunci utama peradaban dunia, juga sebagai pintu gerbang masyarakat Indonesia untuk terus maju.
“Pendidikan ini kan sebagai ajaran utama Islam kita, menjadi petuah penting dari Kanjeng Nabi Muhammad. Perintah Iqra pada hakekatnya mendorong kita terus belajar. Maka, Pendidikan menjadi aspek sangat penting. Inilah yang menjadikan para ulama dan kiai kita, melaksanakan perjuangan utamanya dengan mengajar. Mereka menjadi guru, baik secara mental maupun spiritual,” terang Nabil Haroen, kepada media ini, Sabtu (25/11).
Nabil Haroen menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar dan mempunyai jejak peradaban yang kuat. “Kita ini berada di Indonesia dengan kapasitas peradaban yang besar. Bangsa Indonesia mewarisi jejak peradaban agung, dari peradaban Nusantara yang luar biasa. Seharusnya inilah yang menjadi kita membangun peradaban masa depan negara kita. Dengan menggali filosofi yang paling kuat, kemudian ditransformasikan dalam strategi ekonomi, politik hingga kebudayaan,” ungkap Nabil yang merupakan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.
Lebih lanjut Nabil Haroen menyampaikan bahwa kunci utama pembangunan peradaban itu pada kemajuan Pendidikan. “Jika pendidikannya bagus, nanti masyarakatnya juga akan maju. Kenapa? Karena Pendidikan menggerakkan pikiran dan jiwa. Karena Pendidikan melahirkan orang-orang yang siap beradaptasi dengan zaman dan berinovasi. Inilah makna Pendidikan yang sebenarnya,” terangnya.
Terkait dengan Pendidikan pesantren, Nabil Haroen menegaskan bahwa pesantren punya peran besar dalam konteks kemajuan Pendidikan Indonesia. “Para kiai pesantren sudah mendidik bangsa ini, jauh sebelum Indonesia merdeka. Sudah ratusan tahun pesantren berkontribusi untuk Nusantara, juga menjadi pemantik semangat dari perjuangan kemerdekaan. Maka, kita perlu mengambil inspirasi dari Pendidikan pesantren, untuk diterjemahkan dalam konteks kontestasi antar bangsa saat ini,” ungkap Nabil, yang merupakan alumni pesantren Lirboyo, Kediri.
“Para kiai pesantren itu tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik, serta mencerahkan jiwa. Jadi aspek teknis, keterampilan dan pengetahuan diberikan, juga kiai-kiai mendoakan para santri agar bisa futuh, agar terbuka mata hatinya untuk menerima cahaya pengetahuan. Dengan demikian, para santri ini sangat komprehensif secara Pendidikan,” jelas Nabil.
Nabil Haroen juga menyampaikan bahwa Pendidikan Indonesia sudah seharusnya mentransformasikan saripati Pendidikan pesantren sebagai jiwa bangsa. “Para santri ini sudah jelas konteks pendidikannya. Kita belajar Pendidikan modern saat ini, akan ketemu nilai-nilai pesantren yang luar biasa. Misalnya tentang ketahanan mental, resiliensi, juga tentang konsep agile management, itu kan sudah menjadi ciri khas santri. Jadi di pesantren kita dibentuk mental dan diperbesar kapasitas spiritualnya. Selain itu, para santri itu sudah terbiasa dengan konsep agile, sangat lincah, dan terbiasa dengan dinamika. Makanya ini menjadi sesuatu yang menarik dalam Pendidikan,” terang Nabil.
Nabil Haroen mengajak para pendidik, para santri untuk terus menerus berjuang bersama, dalam rangka khidmah untuk Pendidikan Komprehensif di Indonesia. Ia juga menyampaikan pentingnya mengenali karakter budaya bangsa. “Dalam kebudayaan Indonesia, kita punya pencak silat. Itu juga pendidikan yang luar biasa. Di NU, pencak silatnya ya Pagar Nusa. Maka Pagar Nusa itu perwujudan pendidikan fisik, mental dan spiritual yang luar biasa,” paparnya (*).