Malang, Pesantren.id – Gelaran Konferensi Cabang (Konfercab) ke-14 Nahdlatul Ulama Kota Malang telah resmi digelar. Dengan mengusung tema “Memantapkan Peran Nahdatul Ulama Kota Malang dalam Membangun Kemandirian dan Keadaban Umat”, perhelatan konferensi cabang diselenggarakan di Kampus II Universitas Widyagama Malang, hari ini (Ahad, 6/2/2022).
Profesor Kasuwi Saiban selaku Ketua SC melaporkan bahwa acara pembukaan Konfercab ke-14 NU Kota Malang dihadiri oleh stakeholder hexahelix, yaitu Walikota Malang, Wakil Walikota Malang, Ketua DPRD Kota Malang, Komandan Kodim (Dandim) 0833 Kota Malang, Kapolres Kota Malang, para pimpinan Perguruan Tinggi se Kota Malang (UWIGA, UIN, UM, UB, UNISMA, UNMER, UNIKAMA, IKIP Budi Utomo Malang, dll), Ketua MUI, pimpinan Ormas-ormas se Kota Malang, Ketua Partai Politik se-Kota Malang, dan para peserta delegasi dari Pengurus Cabang, Majelis Wakil Cabang, dan Ranting sebanyak 600 orang.
“Panitia juga bekerjasama dengan tim Satgas Covid-19 NU Malang Raya dan petugas kesehatan, dan tim hexahelix dalam menerapkan prokes yang ketat selama proses penyelanggaraan Konfercab ke-15 ini” imbuh pria asal Lamongan tersebut.
Semantara itu, dalam sambutan sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Malang, Dr. KH. Isyroqunnajah menyampaikan bahwa kemiskinan dan intoleransi adalah musuh kita bersama. Di Kota Malang, kemiskinan dalam tiga tahun terakhir terus meningkat angka statistiknya. Begitu pula dengan Indeks Kota Toleran yang dirilis oleh Setara Press tahun 2020 berada para peringkat 68 dari 94 Kabupaten/Kota yang disurvey.
“Kami mendorong Pemerintah Kota Malang untuk mengarusutamakan moderasi beragama di instansi-instansi pemerintah, membuat kebijakan pembangunan berkelanjutan (suistainability development), mengurangi sampah plastik, emisi karbon, serta membentuk forum multipihak (hexahelix) sebagai kunci dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian umat. Malang Creative Center (MCC) bisa dioptimalkan dalam mewujudkan hal ini,” imbuh alumni Lirboyo tersebut.
Dalam khutbah iftitah Rois Syuriah PCNU Kota Malang, Drs. KH. Chamzawi Syakur, M.HI menyampaikan bahwa periode kepengurusan saat ini telah berhasil manambah bangunan bangunan fisik Gedung PCNU Kota Malang hingga lantai tiga dan semoga lantai empat dapat segera diselesaikan oleh pengurus periode mendatang dalam waktu yang dekat.
“Ada tiga tanggungjawab besar Nahdlatul Ulama’ dalam membangun peradaban, antara lain himayatu ad-din (menjaga agama Islam di muka bumi ini), himayatu al-ijtima’ (menjaga masyarakat/bangsa), dan himayatu al-hukumah (menjaga pemerintahan/negara)”, tegas kiai kharismatik asal Rembang Jawa Tengah tersebut.
Sementara Walikota Malang, Drs. H. Sutiaji dalam pengarahannya menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama Kota Malang sudah banyak diisi oleh para ahli dan profesor yang saya lihat saat ini masuk dalam jajaran kepengurusan PCNU Kota Malang. Artinya, strategi menerapkan hexahelix dalam setiap kebijakan pengentasan kemiskinan akan semakin terang dengan adanya keterlibatan dari Nahdlatul Ulama Kota Malang.
“Dengan tema Konfercab yang dipilih panitia saat ini menunjukkan bahwa PCNU Kota Malang menegaskan bahwa ia sudah punya modal sosial yang besar dan saatnya untuk semakin memantapkan peran-peran strategis untuk membangun kemandirian dan keadaban umat” imbuh Walikota alumni Pesantren Tambakberas Jombang tersebut.
Perhelatan Konfercab ke-15 PCNU Kota Malang secara resmi dibukan oleh Katib Syuriah PWNU Jawa Timur Drs. KH. Safruddin Syarif. Dalam sambutannya beliau memberikan pesan bahwa perhelatan konferensi lima tahunan ini pasti akan dipenuhi dinamika-dinamika yang mengarah pada penyegaran-penyagaran organisasi.
“Konferensi di setiap tingkatan juga menjadi jawaban-jawaban terhadap kebutuhan masyarakat melalui sidang-sidang komisi yang dilakukan seperti komisi organisasi, komisi program kerja strategi, rekomendasi, dan bahtsul masail. Hal ini terjadi karena kita bekerja untuk masyarakat karena komitmen dari Nahdlatul Ulama”, tegas kiai asal Probolinggo tersebut.
Patut untuk diketahui, beberapa capaian dalam kepengurusan selama ini, diantaranya (1) Pengembangan ekonomi warga dan penambahan aset wilayah kerja PCNU Kota Malang, (2) peningkatan sumberdaya manusia melalui pendidikan kader dan distribusi kader pada sektor-sektor strategis baik di level pemerintahan maupun non pemerintahan. Pendidikan kader yang dimaksudkan antara lain PKPNU, MKNU, dan Sekolah Kader Syuriah PCNU Kota Malang; (3) meningkatkan peran sosial PCNU Kota Malang dengan pembentukan gerakan digital pesantren, pendidikan publik dan advokasi isu-isu kerukunan dan toleransi beragama di Kota Malang dengan mengusulkan perubahan kebijakan Peraturan Walikota Malang tentang pendirian rumah ibadat. Selain itu, pembentukan Satgas Covid-19 NU Malang Raya yang diinisiasi oleh tim PCNU Kota Malang telah mendapatkan apresiasi dari Kemenkes RI, Satgas Covid-19 RI, Pemprov Jawa Timur dan Pemprov Jawa Tengah; (4) penguatan konsolidasi organisasi yang semakin masif dengan pembentukan serta pengesahan 121 Ranting baru di 57 kelurahan se Kota Malang. Selain itu, inisiasi berdirinya Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) yang secara resmi disetujui dalam Pleno Muktamar NU ke-33 di Lampung untuk menjadi Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama. []