Kitab قصص الانبياء (Qasas al Anbiya) merupakan salah satu karya Ibnu Kasir yang membahas tentang sejarah, sebagaimana kitabnya yang lain yaitu Bidayah wa Nihayah, kitab ini (Bidayah wa Nihayah) membahas Nabi Muhammad saw secara komperhensif (menyeluruh) dari sebelum Baginda Nabi lahir hingga Baginda Nabi saw wafat.
Adapun pembahasan kitab Qasas al Anbiya’ adalah mengenai kisah para nabi dalam Al-Qur’an mulai dari kisah Nabi Adam as hingga Nabi Isa as.
Salah satunya pembahasan Nabi Sulaiman as…:
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًا وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ .
Mereka (para jin) selalu bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan kehendaknya. Di antaranya (membuat) gedung-gedung tinggi, patung-patung, piring-piring (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur. Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur. (QS as-Saba: 13).
Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang agung dan memiliki kerajaan yang sangat besar. Memiliki kekuatan penuh untuk menundukkan kalangan manusia, jin dan hewan.
Meskipun dengan kekayaan dan kekuasaan tersebut, ternyata Nabi Sulaiman mencari makan dan rezeki yang diperoleh dari penjualan tas di pasar. Padahal di dapur tidak kurang satupun makanan.
Dalam satu hikayat Nabi Sulaiman memohon kepada Allah agar mengizinkan dirinya untuk menangkap Iblis, “Ya Allah, engkau telah menundukkan padaku manusia, jin, binatang buas, burung-burung dan para malaikat. Ya Allah aku ingin menangkap dan memenjarakan Iblis, merantai serta mengikatnya sehingga manusia tidak berbuat dosa dan maksiat lagi”.
Permohonan itu tidak langsung dikabulkan oleh sang Khaliq, kemudian Allah mewahyukan kepada Nabi Sulaiman,”Wahai Sulaiman, tidak ada baiknya jika Iblis ditangkap”.
Nabi Sulaiman tetap memohon “Ya Allah.. keberadaan makhluk terkutuk ini tidak ada kebaikan di dalamnya”.
Lalu Allah berfirman “Jika Iblis ditangkap maka banyak pekerjaan manusia yang akan ditinggalkan”.
Nabi Sulaiman berkata “Ya Allah, aku ingin menangkap makhluk terkutuk ini selama beberapa hari saja”, kemudian Allah mengizinkan Nabi Sulaiman untuk menangkap Iblis dan memenjarakannya, setelah Iblis ditangkap.
Keesokan harinya Nabi Sulaiman mengutus pekerja-nya untuk berjualan tas di pasar, namun setelah tiba di pasar ada hal yang tidak biasanya terjadi, pasar itu kosong dan tidak ada pedagang satupun di pasar, pekerjanya lalu memberitahukan kepada Nabi Sulaiman akan perihal itu, Nabi Sulaiman merasa keheranan.
Kembali hari berikutnya pekerja tersebut pergi ke pasar lagi untuk menjual tas, hal serupa itu pun terjadi, pasar kosong dan tidak berpenghuni.
Setelah mendapat laporan Nabi Sulaiman bangkit dari singah sana bergegas mencari tahu. Ternyata setelah dicari tahu, manusia lebih banyak memilih pergi ke masjid, dan ada yang dikuburan, mereka fokus beribadah dan mengingat kematian, menangis dan meratap, mereka sibuk untuk mempersiapkan bekal menuju akhirat tanpa memperdulikan lagi keindahan duniawi, hal ini membuat Nabi Sulaiman terheran-heran, lalu bertanya kepada Allah SWT akan perihal ini “Kenapa orang-orang tidak bekerja mencari nafkah?”
Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Sulaiman “Wahai Sulaiman, engkau telah menangkap iblis itu, sehingga akibatnya manusia tidak bergairah bekerja mencari nafkah, bukankah sebelumnya telah kukatakan kepadamu bahwa menangkap iblis tidak mendatangkan kebaikan”.
Mendengar hal itu, Nabi Sulaiman lalu melepaskan Iblis dan bala tentaranya, dan benar saja, keesokan harinya pasar menjadi ramai kembali, manusia menjadi bersemangat kembali untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan duniawi.
ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (Qs. Ali Imran: 191).
Maha suci Allah, tidak ada satu pun ciptaan Allah yang sia-sia, sekalipun itu adalah iblis dan setan. [RZ]