Istighosah adalah doa bersama saat menghadapi keadaan tertentu. Ini sudah tradisi para kiai dan ulama dahulu. Dan sekarang diteruskan warga NU dan pesantren.
Itu pula yang dilakukan musyawarah guru mata pelajaran pendidikan agama lslam (MGMP PAl) jenjang SMAN Se-Kabupaten Jombang. Acara digelar di Masjid Agung Baitul Mukminin, Selasa (21/1). Dihadiri lebih dari 3.000 siswa.
Sejak pagi, mereka berdatangan ke masjid di barat alon-alon itu. Ada yang naik sepeda motor, mobil sekolah, mobil pribadi maupun sewa bis.
Sesampai di masjid, mereka berwudhu. Lalu menempati di dalam masjid. Baik lantai satu maupun dua. Bahkan banyak juga yang meluber hingga halaman depan masjid. Secara khusyuk mereka mengikuti kegiatan.
Kegiatan dihadiri Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo. Tampak hadir jadi tamu undangan perwakilan Kementerian Agama Jombang, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Jombang dan para kepala SMAN.
Rangkaian acara dimulai tepat pukul 08.00. Diawali dengan berbagai shalat sunah yang diimami Lasimin lmam Nahrawi.
Acara dilanjut dengan istighosah yang dipimpin Khoirul Faizin. Sedangkan pembacaan tahlil dipimpin Khoirul Anam. Dirangkai dengan shalawat Nabi Muhammad Saw.
Ditemui di lokasi acara, ketua panitia Muhammad Arif Ridwan mengaku bahwa kegiatan ini ingin memberi bekal spiritual kepada para siswa. “Karena mereka akan menghadapi ujian akhir kelulusan,” ujarnya.
Di samping juga peringatan lsra’ Mi’raj. Yang diundang selain siswa SMAN se-kabupaten Jombang, lanjutnya, juga beberapa sekolah di dalam kota Jombang.
Menurut pengurus PC Pergunu Jombang ini, kegiatan istighosah sudah rutin digelar sejak awal tahun 2000-an. “Sempat berhenti saat masa pandemi Corona,” imbuhnya.
Pj Bupati Jombang Teguh Narutomo mengapresiasi acara ini. Terutama sebagai bentuk pembekalan spiritual bagi mereka.
“Maka anak-anak jangan lupakan perjuangan bapak ibu guru dalam mendidik kalian,” ujarnya. “Semoga kelak kalian bisa berhasil menjadi pemimpin di masa depan,” harapnya.
Hal senada disampaikan Kasi PAl Kementerian Agama Syaiful Bahri. Dia berharap ke depan para siswa bisa berperan. “Bisa mengisi ruang kepemimpinan lndonesia mendatang,” ujarnya.
Dia mendorong para peserta untuk jihad. “Bukan jihad perang, tapi giat belajar sehingga nanti siap berperan membangun bangsa dan agamanya,” pungkasnya. (Muk)