Sampai saat ini negara barat (eropa) memiliki sistem pendidikan paling mutakhir di dunia, dibarengi dengan segala fasilitas lengkap yang menunjang aktivitas pendidikan dan anggaran dana yang melimpah, bukti lain dilihat dengan dijadikannya Bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional, hal itu pula yang membuat pelajar diberbagai penjuru dunia menjadikan barat sebagai kiblat pendidikan, tak terkecuali pelajar dari Indonesia.
Ketika pelajar ditanya akan melanjutkan jenjang pendidikannya kemana, rerata jawaban mereka adalah Stanford University (USA) Oxford University (United Kingdom), Munich Uneversity (German), Sorbonne Univesity (France), dll. Nama-nama Kampus terkemuka di barat sana. Kampus timur tengah yang notabene awal berkembangnya peradaban pendidikan dunia jarang didambakan oleh kaum pelajar masa kini.
Hal tersebut dikarenakan pendidikan barat telah memberi bukti kepada dunia, berupa kemajuan-kemajuan di berbagai bidang keilmuan, mulai dari Ekonomi, Astronomi, Tekhnologi, Medis, Alutsista dlsb. Ditambah lagi Produk-produk barat setiap hari bisa dinikmati dan manfaatkan oleh seluruh penduduk belahan bumi.
Akan tetapi dibalik kemajuan yang ditorehkan oleh pendidikan barat, penulis menemukan data menarik, Ahmad Mansur Suryanegara dalam API Sejarahnya menuliskan, dibalik keruntuhan dinasti Umayyah oleh kerajaan Katolik Spanyol dan Portugis, mereka tidak hanya merebut kekuasaan wilayah dan politik dari Dinasti Umayyah, barat sedikit demi sedikit meniru atau istilahnya copy paste sistem pendidikan yang telah berjalan di Pendidikan era Bani Umayyah.
Lahirnya Universitas hebat di barat seperti yang penulis sebutkan diatas, merupakan hasil dari menduplikat kurikulum pendidikan islam, hanya diubah istilahnya saja, dari madrasah diubah menjadi Universitas. Buktinya Universitas pertama yang lahir di dunia ini lahir dari rahim orang islam. Tepatnya Universitas Al-Qorowiyin yang berdiri pada tahun 859 M. di Kota Fez Maroko hasil dari inisiatif Fatimah Al-Fihri.
Bahkan pemakaian toga yang dilaksanakan pasca selesainya pendidikan masih diterapkan hingga sekarang, upacara wisuda yang mengenakan toga segi empat (kecuali Indonesia yang bersegi lima) itu dahulunya lahir dari islam, berasal dari kata jubah, segi empat bentuknya itu adalah lambang dari Ka’bah, serta warna hitam dari toga merepresentasikan dari warnah hitam kiswah, kain penutup Ka’bah. Hingga sekarang pemakaian toga ini berlaku secara internasional. Dilaksanakan seremonial pasca selesainya jenjang akademik, dan itu di Copy Paste oleh barat hingga sekarang.
Belum cukup disitu, kurikulum pelajaran barat, buku dasar pedomannya masih banyak menggunakan karya ilmuwan islam. Di bidang medis, kitab Qanun fi al-Tibb (Canon of Medicine) karya Ibnu Sina ini bahkan sempat menjadi satu-satunya buku rujukan pengobatan di Eropa selama kurang lebih lima abad. Maka tak heran hingga sekarang nama Ibnu Sina dikenal sebagai bapak kedokteran Internasional.
Dalam bidang dirgantara (Penerbangan), yang menemukan rancangan pesawat terbang adalah Abbas ibnu Firnas bin Wirdas at-takurini al-Andalusi al-Qurtubi, namun terjadi distorsi sejarah dan dunia menganggap Orville dan Wilbur Wrigt bersaudara sebagai penemu pesawat terbang dan hal tersebut diyakini hingga sekarang.
Belum lagi ilmuwan islam lainnya yang hingga sekarang berperan penting terhadap kemajuan peradaban dan pendidikan barat, sebut saja Al-Khwarizmi dengan teori Al-Jabbarnya, Ibnu Al-Haytam yang dikenal sebagai bapak optik modern dengan karya kitab Al-manazir-nya, Jabbir Ibnu Hayyan dengan kitab Al-Kimya-nya.
Keterangan diatas menunjukan betapa barat bahkan dunia tidak hanya meng-copy paste sistem pendidikan Islam, namun juga sangat bergantung dengan penemuan-penemuan ilmuwan muslim, akan tetapi sangat disayangkan, peradaban keilmuan sekarang mengalami pergeseran, dahulu orang-orang barat sibuk dengan debat keagamaan, dari gereja ke gereja, debat sengit antara Kristen dan Protestan. Sedangkan peradaban muslim sibuk dengan perdebatan keilmuan, sibuk dengan penemuan dan inovasi baru.
Sekarang yang terjadi ketika keilmuan dipenuhi dengan hegemoni orang-orang barat, teknologi dikuasai barat, dunia islam malah sibuk memperdebatkan akidah yang seolah tiada ujung. Begitu pula yang dialami oleh Bangsa Indonesia sekarang ini, yang terbaru adalah perihal ‘klepon’ baru-baru ini. Maka tak salah pemuda masa sekarang perhatian dan cita-cita pendidikan mereka teralihkan ke dunia barat. Akankah kejayaan keilmuan umat islam perlu menunggu Imam mahdi turun ke bumi? Kemudian sadar dan berjaya lagi? Wallahu a’lam. [HW]