Pesantren.id-Dunia Santri Community (DSC) bekerjasama dengan Najhati Pena dan Pesantren.id menggelar hajatan launching dan bedah buku “Catatan dari Tarim” karya Lora Ismael Amin Kholili. Acara yang digelar pada Sabtu, 23 Januari 2021 itu dimoderatori oleh Gus Imamuddin Muchtar (mahasiswa program Doktoral Pendidikan Bahasa Arab Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) dengan 2 pembedah yaitu Ning Balqis Iskandar (alumnus Al-Ahgaff University Yaman) dan Lora Moh. Dakin Hasib (alumnus Al-Ahgaff University Yaman).

Acara dibuka oleh pemateri utama yakni Lora Ismael. Lora Ismael menjelaskan bahwa Tarim memang tidak terlalu populer dari kota lain seperti Hadramaut atau kota lain di Yaman. Meski demikian, Tarim punya beberapa julukan, diantaranya dijuluki kota Abu Bakar ash-Shiddiq. Disebut demikian karena kota Tarim didoakan oleh sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq dengan 3 doa, yaitu didoakan untuk diperbanyak orang-orang saleh oleh Allah SWT atau tumbuh orang-orang saleh seperti tumbuhnya rerumputan, semoga airnya diberkahi dan didoakan agar tumbuh menjadi kota yang makmur. Tarim juga dijuluki oleh beberapa ulama sebagai surga dunia. Julukan tersebut muncul karena orang-orang yang tinggal di Tarim banyak diantaranya adalah para ahli surga.

Terbitnya buku Catatan dari Tarim diawali Lora Ismael dengan menulis tentang akhlak dari guru beliau, Habib Umar bin Hafidz. Kemudian Lora Ismael lebih sering lagi menulis di laman Facebook milik Lora Ismael tentang beberapa tema mulai pengalaman belajar di Tarim dan masih banyak lagi. Tak disangka, tulisan-tulisan tersebut mendapat respon positif dari khalayak umum. Maka tulisan-tulisan tersebut kemudian dikumpulkan dan dibukukan dalam judul Catatan dari Tarim.

Kegiatan dilanjutkan oleh pembedah pertama yaitu Ning Balqis Iskandar, alumnus Al-Ahgaff University, Yaman. Beberapa catatan diberikan oleh Ning Balqis, yaitu buku tersebut dikemas secara proporsional antara peristiwa di sekitar dengan kalam-kalam hikmah khususnya dari para ulama. Ketika membaca buku tersebut, pembaca seperti membaca tulisan ringan di media sosial, tak ada kesan berbobot ‘berat’ dan menggurui pembaca. Ning Balqis memberi ibarat buku ini seperti panduan akhlak dalam menjalani kehidupan untuk kaum milenial.

Baca Juga:  Resensi Buku: Catatan dari Tarim Ismail Amin Kholil

Selanjutnya pembedah kedua, Lora Dakin Hasib memberikan sedikit catatan. Lora Dakin memberi catatan tentang syair dalam isi naskah buku bahwa ada perbedaan redaksi. Syair tersebut mesti dicari sumber kitabnya. Meski berjudul Catatan dari Tarim, masih ada beberapa kejadian atau peristiwa yang ditulis namun tidak terjadi di sekitar Tarim.

Acara bedah buku berlangsung lebih kurang 2 jam. Antusias peserta bedah buku begitu tinggi. Diskusi berlangsung dengan hangat dan cair. Namun karena terbatasnya waktu, banyak pertanyaan dari Zoom dan laman Youtube belum bisa terjawab langsung oleh pemateri utama.

Bagi pembaca yang ingin mendapatkan buku di atas, pemesanan buku “Catatan dari Tarim” bisa dilakukan melalui narahubung Lulu’atul Hamidatu Ulya (0856-3600-338). (HNZ)

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita