MALANG, Pesantren.id – PCNU Kota Malang menggelar Halaqah Fikih Peradaban dengan menghadirkan beberapa narasumber di Aula Nuswantara, Gedung B FISIP Universitas Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (10/9/2022).
Halaqah Fikih Peradaban diisi oleh narasumber dari beragam kalangan. Yakni Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, Wasekjend PBNU yang juga Rektor UNIRA Malang KH Imron Rosyadi Hamid, Wakil Dekan 2 FISIP UB Dr Ahmad Imron Rozuli, dan pegiat sungai dan budaya resik kalen dan saberpungli/sapu bersih sampah nyemplung kali H Achmad Rifai.
Wakil Rois Syuriah PCNU Kota Malang KH Mohammad Nafi menjelaskan bahwa Konfercab NU Kota Malang ke-15 mengamanatkan beberapa rekomendasi penting.
Salah satunya mendesak pemerintah membuat kebijakan pembangunan berkelanjutan serta membentuk forum multipihak (hexahelix) untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.
Munculnya amanat ini dilihat dari tiga dimensi yaitu kepentingan NU dalam konteks bangsa dan negara, tawaran NU atas masalah-masalah yang terjadi di Kota Malang seperti pengarusutamaan cerdas beragama, menjaga tradisi, dan melestarikan alam dan tanggungjawab NU dalam merespons kemandirian dan keadaban umat.
“Ketiga dimensi ini akan menjadi cara pandang NU Kota Malang dalam menghadapi tantangan di abad kedua,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Abshar Abdalla mengatakan Halaqah Fiqih Peradaban merupakan program yang diluncurkan oleh PBNU dalam rangkaian rangkaian Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU.
Program ini dilaksanakan di 250 titik se-Indonesia selama lima bulan. Puncaknya akan digelar Muktamar Fiqih Peradaban pada Januari 2023 mendatang.
“Halaqoh ini punya kontribusi penting. Gus Yahya (Ketum PBNU) ingin menghidupkan kembali percakapan pemikiran. Halaqoh ini diniatkan untuk menghidupkan kembali Gus Dur dari alam barzah. Dan itu sebetulnya tagline Gus Yahya ketika maju sebagai Ketum PBNU,” ungkapnya.
Tujuan menghidupkan kembali percakapan pemikiran turut melibatkan para kiai dan bu nyai di pondok pesantren. Hal ini disebut sebagai affirmative action yang sifatnya percakapan pemikiran.
“Gus Yahya ingin mengajak kembali para kiai dan Bu nyai terlibat dalam forum pemikiran. Rehat sejenak untuk mendalami sesuatu yang sifatnya abstrak. Tapi punya makna penting. Ini tujuan Gus Yahya menghidupkan Halaqoh ini,” jelasnya.
Selain Halaqah Fikih Peradaban, PCNU Kota Malang juga mengukuhkan tiga lembaga sekaligus. Yakni Lakpesdam, Lesbumi, dan Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kota Malang. (*)