Pontianak–Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Barat Drs. H. SYahrul Yadi, M.Si yang juga sebagai Rois Syuriah PWNU Kalimantan Barat menyampaikan materi “Kebijakan Pemerintah dalam Pembinaan Kerukunan Umat Beragama” pada agenda Dialog Intern Umat Beragama yang digelar oleh Kemenag Kalbar, Selasa, 14/9. Bertempat di Hotel Mahkota Pontianak.
Dalam paparannya, Kakanwil Kemenag Kalbar ini menyampaikan bahwa dialog kerukunan intern umat beragama bermakna sebuah perbincangan lebih dari satu arah mengenai persoalan kerukunan yang melibatkan kalangan elemen agama.
“Di antara problem kerukunan salah satu diantaranya ialah karakter sektoral di mana masing-masing kelompok/individu merasa diri atau kelompoknya yang paling benar serta mengedepankan ego individu/kelompoknya masing-masing. Karakter sektoral ini kemudian berlanjut kepada intervensi terhadap berbagai kebijakan yang didasari kepentingan individu atau kelompoknya masing-masing, ungkapnya.”
Beliau mengungkapkan bahwa ada 3 solusi yang dapat dijadikan sebuah upaya untuk menyelesaikan berbagai problem kerukunan yang terjadi: pertama, optimalisasi untu mematuhi kesepakatan permanen bermakna bahwa semua elemen agama hendaknya patuh dan berkomitmen kepada kesepakatan yang sudah dicapai oleh para pendiri bangsa ini yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar 1945.
Kedua, Senantiasa belajar dari ciptaan Allah bermakna bahwa Allah SWT mengapresiasi perbedaan melalui berbagai ciptaanNya. Ini tentu perlu dihayati bersama oleh para pemeluk agama Islam.
Ketiga, mengeksplor potensi otak yang bermakna otak merupakan piranti yang dimiliki setiap individu. Dengan melakukan eksplorasi dan pemanfaatan terhadap otak yang dimiliki oleh tiap-tiap individu maka berbagai problem kerukunan utamanya pola berpikir sektoral yang sering terjadi itu mudah diatasi.
Diakhir penyampaiannya, Syahrul Yadi menegaskan dengan mempraktikkan tawaran solusi sebagaimana yang disebutkan di atas, maka insyaallah kerukunan intern umat beragama akan terbangun dengan baik di bumi Kalimantan Barat.
Penulis: Ahmad Fauzi
Editor: Didi Darmadi