Dikisahkan ada seorang lelaki Yahudi yang sedang dilanda cinta. Pandangan mata turun ke hati, terbayang-bayang tak karuan. Hingga membuatnya seperti orang gila, tidak merasa enak makan dan minum. Bagaimana tidak, rasa rindu yang membara kepada seorang Imra’ah Yahudi.
Dari kejadian itu, ia berkonsultasi pergi kepada Syaikh ‘Atho – seorang tokoh islam yang masyhur di daerahnya. Lelaki itu menanyakan perihal apa yang dialaminya. Kemudian Syaikh Atho’ menulis lafadz “Bismillahirrahmaanirrahim” pada sebuah kertas. Beliau menyuruh untuk menelan kertas tersebut, barangkali Allah membukakan kasih dan rezeki kepada lelaki tersebut.
Selang beberapa hari, lelaki tersebut datang kembali kepada Syekh Atho’.
“Wahai ‘Atho,… aku telah menemukan manisnya iman, dan hatiku merasa tenang seperti adanya cahaya. Aku sudah berpaling dari Imra’ah dan sekarang masuk islam berkah lafadz “Bismillahirrahmanirrahim,” tutur lelaki tersebut.
Tak dinyana, Imra’ah yang dahulu di idam-idamkan lelaki Yahudi mendengar bahwa telah masuk islam mendatangi Syaikh ‘Atho.
“Wahai imamnya orang muslim… Aku adalah perempuan yang dijelaskan lelaki Yahudi sekarang masuk islam,”pungkasnya.
“Seseorang berkata di dalam mimpiku, jika kamu ingin melihat sebuah tempat yang namanya surga, maka pergilah kepada Syaikh ‘Atho ia akan memudahkanmu. Maka saya menemuimu. Lantas dimanakah surga?”tanya Imra’ah.
“Jika kamu menginginkan surga, tetapkanlah yang pertama bagaimana cara membuka pintu surge” jawab Syaikh ‘Atho.
“Bagaimana cara membuka pintunya?”
“Ucapkanlah “Bismillahirrahmaanirrahim”
“ Setelahku ucapkan, aku merasakan ada nur ( cahaya) dalam hatiku”
Setelah terjadi percakapan itu, ia memohon pamit, Imra’ah pulang ke rumahnya. Di malam hari ia kembali bermimpi. Melihat sebuah tempat dengan ada kubah. Kubah tersebut bertuliskan “Bismillahirrahmaanirrahim Laa ilaaha illallah Muhammad rasulullah”. Dibacalah tulisan tersebut oleh Imra’ah Yahudi. Selepas dibaca, terdengar suara tanpa rupa (hatif). “Wahai pembaca tulisan, Allah telah memberikan kepada semua yang membaca tulisan tersebut”.
Imra’ah berhenti lantas menimpali. “Wahai Tuhanku, aku telah masuk surgamu, maka keluarkanlah aku dari surgaMU. Allahumma akhrijni min hammu ad-dunya bi qadrika.”
Setelah Imra’ah selesai berdoa, rumahnya ambruk dan wafat. Syahidah – mati syahid- atas rahmatNya dan dengan washilah barakah “Bismillahirrahmanirrahim”. Wallahu’alam bish-shawab.
(Disarikan dari Kitab An-Nawadzir karangan Syaikh Shihabbudin Ahmad bin Salamah al-Qulyubi as-Syafi’I halaman 30-31). [HW]