Opini

Sikap Menghadapi Corona

Jika jelas ada harimau lapar di satu kawasan, kemudian kamu sok berani memasukinya dengan alasan: tak ada yang patut ditakuti kecuali Allah dan mati-hidup hanya di tangan Allah Swt. maka, itu namanya bunuh diri.

Artinya, jika ada satu kawasan “merah” karena corona, maka jangan memasukinya. Jika kau berada di kawasan tersebut, maka jangan keluar agar tak menularkan penyakit kepada yang lain. Itulah yang diajarkan Nabi.

Maka, Nabi bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلَا تَدْخُلُوهَا وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا مِنْهَا

“Apabila kalian mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu wilayah, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut” (HR. al-Bukhari).

Dengan demikian, sikap pertama mengahadapi corona adalah:

1. Hindari keramaian, jika memang benar-benar tidak perlu dan tidak penting. Sebab hal tersebut akan lebih menghindari resiko tertular dan menularkan. Jika flu dan batuk ringan, maka merawat diri di rumah saja. Tidur cukup, dan makan cukup.

من جلس في بيته في وقت وقوع الطاعون فله أجر الشهيد وإن لم يمت

“Barangsiapa berdiam diri dirumah saat wabah melanda, Maka ia akan meraih pahala syahid walaupun ia tidak meninggal oleh wabah tersebut”.(HR. Bukhari, No 3474)

Para ulama’ ushul fiqih merumuskan: mencegah dan menghindari penyakit lebih didahulukan, dari pada mengobati.

درء المفاسد مقدم على جلب المصالح

2. Perkuatlah daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat, seperti sayuran, buah, madu dll. Jika memang perlu, maka kita boleh mengkusumsi suplemen vitamin C dan E. Walaupun keduanya sudah ada di buah dan sayuran. Makan cukup, tidur cukup dan oleh raga.

Baca Juga:  Epidemi Corona dan Teologi Fatalistik yang Fatal

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Wahai manusia, Makanlah yang ada di bumi yang halal dan baik. Yang baik ini adalah yang bergizi seimbang, atau yang yang populer disebut 4 sehat 5 sempurna. Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. Langkah setan itu seperti berlebihan dalam makan, makan yang tidak halal, makan yang tidak bersih, makan yang tidak bergizi.

3. Budayakan hidup bersih, seperti membersihkan pakaian, menyempurnakan wudhu’, sering cuci tangan dengan sabun, menutup mulut-jika batuk dan bersin, dll.

Allah berfirman:
وثيابك فطهر
Artinya: Sucikan bajumu

Dalam fiqih ada aturan tentang wudhu’, yaitu membasuh wajah, dua lengan, sebagian kepala, dua telinga, dan dua kaki. Maka, marilah kita semua lebih menyempurnakan wudhu’.

Selanjutnya Nabi menganjurkan untuk cuci tangan

إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ

“Jika salah seorang dari kalian bangun tidur, maka janganlah dia mencelupkan tangannya ke bejana sampai dia membasuhnya tiga kali, karena sesungguhnya dia tidak mengetahui dim tangannya bermalam”. (HR.Muslim).

Dalam Hadits lain, jika bersin Nabi meutup wajahnya

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ

“Jika bersin, maka Nabi saw. menutup wajah dengan tangan atau kain sambil merendahkan suaranya”. [HR. Ahmad II/439]

Beberapa sumber menyebutkan bahwa orang yang terjangkit virus Corona bisa menularkan melalui percikan batuk dan bersin. Maka, demi kehati-hatian- yang bersin, hendaklah menutupnya dengan tangan atau kain, atau masker. Sebab, sampai hari ini, belum ada tes tuk memastikan kita terjangkit corona atau tidak.

Baca Juga:  Rumah untuk Belajar, Bekerja, dan Berdoa

Corona dapat dihindari dengan menjaga jarak satu meter setengah dari orang lain, tetap di rumah, sering-sering mencuci tangan, dan menghindari memegang wajah, mulut, hidung dan mata.

4. Jangan terlalu stres, cemas, was-was, dan panik menghadapi wabah Corona. Tetaplah tanang. Ketenangan mental sangat dibutuhkan saat menghadapi musibah.

Kenapa demikian?. Sebab, ketenangan bisa memperkuat daya tahan tubuh dan lebih menuntun kita untuk tetap bertindak tepat dalam menghadapi musibah. Sekali lagi tenanglah.

Bagaimana cara kita tetap tenang dan tidak panik?. Salah satu caranya adalah meyakini dengan sepenuhnya bahwa tidak ada satupun peristiwa di muka bumi ini tanpa pengetahuan Allah Swt. Beriman kepada takdirNya akan membuat kita tak telalu sedih dan cemas saat menghadapi musibah. Dalam bahasa yang gamblang: tenanglah, ada Allah Swt.

لِّكَيۡلَا تَأۡسَوۡاْ عَلَىٰ مَا فَاتَكُمۡ وَلَا تَفۡرَحُواْ بِمَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ

“Manfaat beriman akan adanya takdir Allah Swt. adalah agar supaya kamu tak terlalu panik, was-was, cemas dan bersedih atas kegagalan dan musibah, dan tidak terlalu terlampau gembira sehingga lupa daratan atas keberhasilan dan nikmat” (al-Hadid, 23).

Tanamkan dalam jiwa bahwa kematian itu pasti. Hanya penyebabnya yang beda. Bersama kesulitan ada kemudahan. Tak ada kesulitan yang kekal. Badai pasti berlalu. Hanya Allah Swt yang kekal dan abadi.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman : 26-27)

5. Berdo’a dengan penuh kepasrahan atas wabah ini dan penuh keyakinan bahwa kita akan mampu melewati wabah ini dengan selamat.

Dalam hidup ini, ada yang bisa kita kendalikan dan ada yang tidak bisa kita kendalikan. Hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, maka hendaklah dipasrahkan kepada Allah Swt.

Baca Juga:  Covid-19: Prahara Hidup, Azab atau Cobaan?

وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Berdoalah kepada Allah Swt. dengan penuh keyakinan, ikhlas dan pasrah.

Atau, kita perlu membaca do’a berikut:

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

KESIMPULAN:

1. Hindari keramaian. Tetap di rumah. Jika memang harus keluar rumah, maka secukupnya. Mencegah dan menghindari penyakit lebih didahulukan, dari pada mengobati.

2. Cepat atau lambat, kematian itu pasti. Hanya penyebabnya yang beda. Bersama kesulitan ada kemudahan. Badai pasti berlalu. Ia tak kekal. Hanya Allah Swt. yang kekal.

3. Perkuatlah daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat seperti sayuran, buah, madu dll. Atau Gizi seimbang. Jika perlu tambahkan sumpelemen vitamin C dan E. Tidur cukup, makan cukup, dan olah raga.

4. Budayakan hidup bersih, seperti menyempurnakan wudhu’, cuci tangan dengan sabun, menutup mulut-jika batuk dan bersin.

5. Jangan terlalu panik menghadapi wabah Corona. Tetaplah tenang. Ketenangan lebih memperkuat daya tahan tubuh. Ketenangan akan menuntun kita untuk bertindak tepat. Salah cara memperolah ketenangan adalah kita percaya saja akan takdir baik dari Allah Swt.

6. Berdo’a dengan penuh kepasrahan tentang masalah wabah ini dan keyakinan bahwa badai ini pasti berlalu.

Mohammad Karim
Dosen UIN Maliki Malang. Penulis buku Fatwa Millenial Islam Pedesaan.

    Rekomendasi

    2 Comments

    1. Bikin adem dan sangat bermanfaat gus, semoga qta semua diberikan keselamatan dan kesehatan oleh Allah, thowwil umuir serta barakah

      1. Amin ya robbil alamin

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini