Menjadi Santri Penulis Bersama Gus Hamid

Minggu, 04 Desember 2022, rangkaian acara berlanjut dengan diskusi buku “Literasi Digital Santri Milenial”. Pada kesempatan ini hadir pula “Ning Fierda,” (Dhomirotul Firdaus, M. Pd) yang pada hari sebelumnya menjadi pembicara dalam event besar AISNU TALK, Kopdarnas Ke-6 AIS Nusantara bersama Hijrotul Maghfiroh Abdullah M.A., dengan tema DNA SANTRI BANGKIT KEMBALI.

Ada kesenangan baru, berseteru bersama pegiat AIS Nusantara, animo mereka bagai “serdadu” pejuang ilmu yang siap berjuang dan bertempur untuk ‘perang’ di hutan-hutan rimba semesta dunia maya (sosial media). Pada acara diskusi buku di Hari Minggu, buku Literasi Digital Santri Milenial yang sangat diminati oleh kalangan santri dan pembaca umum itu Gus Hamid menyampaikan,

“bahwa latar belakang sejarah dan kiprah dari beberapa kiai idola-nya, dan kisi-kisi menjadi santri milenial dalam mengelola aktivitas di ruang-ruang digital termaktub dalam bukunya (Literasi Digital Santri Milenial.) Hal ini tentu menarik perhatian para santri untuk mengikuti jejak langkah ulama dalam menuntut ilmu” paparnya, sewaktu menjadi narasumber dalam perhelatan Kopdarnas Ke-6, Minggu (04/12) di Halaman Ma’had Aly, Pesantren Maslakul Huda, Pati. Jawa Tengah.

Penulis buku “Literasi Digital Santri Milenial”, buku setebal 200 halaman lebih itu, kini menjadi “buku pedoman” bagi Santri di seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia.

Penulis, Dr. Abdullah Hamid, M.Pd., yang biasa disapa oleh pembaca “Gus Hamid, yang juga pendiri Dunia Santri Community nampak serius saat memaparkan materi di hadapan peserta Kopdarnas Ke-6 AIS Nusantara.

Dalam momentum kemeriahan acara Kopdarnas Ke-6 AIS Nusantara yang dihadiri sekitar 500 peserta dan juga pegiat AIS (Arus Informasi Santri) perwakilan beberapa wilayah yang ada. Gus Hamid Pendiri Komunitas Dunia Santri itu menambahkan,

Baca Juga:  Nabi Muhammad saw dan Bocah Santri (1): Ruang Interaksi

“Kaum santri hari ini untuk selalu berjuang dalam berdakwah, dan begitu juga dengan rekomendasi website-website yang dapat membantu para santri menelusuri ruang-ruang pengetahuan dengan mereka mengetahui lebih dalam tentang proses cara dakwah Islam di era kemudahan digital. Hal ini akan membuat santri lebih produktif di zaman digital” imbuhnya, kepada kontributor saat diwawancarai secara online.

Adapun ungkapan sarat makna dari KH. Sahal Mahfudz yang dikutip Gus Hamid,

“Dengarkan ucapan musuhmu, orang-orang yang membencimu, mendengkimu, karena mereka tidak akan pernah mengatakan kecuali kebaikan yang ada pada dirimu, yang menjadikan dirimu akan Tawadhu dan intropeksi diri” tutur beliau, selaku narasumber pada kesempatan perhelatan acara Kopdarnas Ke-6 AIS Nusantara, Halaman Ma’had Aly, Pesantren Maslakul Huda, Pati, Jawa Tengah, Minggu (04/12). []

Abdul Majid Ramdhani
Penulis merupakan lulusan Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Depok dan melanjutkan mondoknya di Pesantren Al-qur'an Syihabudin Bin Ma'mun, Caringin Banten. Bagi diri penulis, "Menulis bisa menjadikanmu optimis, romantis & humanis". Penulis juga lulusan KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) di kampus STAI INDONESIA JAKARTA dan Penulis buku "Jurnal: Jurus Nulis Anak Milenial".

    Rekomendasi

    Kebiasaan Membaca
    Opini

    Kebiasaan Membaca

    Kebiasaan Membaca itu penting bagi kehidupan. Ada yang memiliki kebiasaan membaca tinggi, tapi ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita