Pesantren.id – “Sepuluh ribu jam adalah angka ajaib untuk mencapai kesuksesan,” kata Malcolm Gladwell
_____
Sejak usia balita, Robinho sudah bersentuhan dengan sepakbola. Negerinya, Brazil, adalah negeri sepakbola. Sudah banyak pemain kelas dunia lahir dari dari sana: Pele, Ronaldo, Ronaldinho, Kaka.
Di kampung halamannya, São Vicente, São Paulo, Robinho kecil menghabiskan hari di luar jam sekolahnya untuk bermain bola. Dalam usia belia ia sudah menunjukkan diri sebagai pemain yang berbakat, meski posturnya di bawah rata-rata. Sejumlah tetangganya mencibir bahwa ia tak mungkin menjadi pemain kelas dunia dan bermain di Eropa dengan tubuh sekecil itu. Namun ia tak peduli. Ia terus berlatih dan berlatih. Sampai akhirnya Pele melihatnya dan membawanya bergabung dengan Santos FC, di mana saat itu usianya baru 15 tahun. Dalam perjalanannya, Robinho akhirnya bisa bermain di Eropa, memenangi sejumlah tropi klub dan individu, termasuk di dalamnya World Soccer Young Player of the Year 2004–2005.
Kita menemukan kasus yang sama dalam hidup Mike Tyson. Tyson punya bakat istimewa sebagai petinju. Gerakan kepalanya lincah dan pukulannya jauh lebih keras dari anak-anak seusianya. Tapi jika Cus D’Amato tak menemukannya dan mendidiknya sepuluh ribu jam lebih mungkin ia tetap akan di jalanan dan tak menjadi juara dunia.
Robinho dan Tyson adalah contoh kesuksesan di dunia olahraga. Di dalamnya ada bakat, kerja keras dan kesempatan. Tanpa itu semua, Robinho dan Tyson mungkin bukan siapa-siapa dalam dunia olahraga.
Dalam sebuah video yang diupload ke Youtube, Robinho mengatakan bahwa ada banyak sekali anak berbakat bola di negerinya. Namun hanya sebagian yang memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakatnya seperti dia. Sebagian lainnya berhenti di tengah jalan, karena harus membantu keluarganya untuk mencari nafkah dan berbagai urusan lainnya.
Malcolm Gladwell, dalam bukunya, Outliers, menjelaskan bahwa bakat memainkan peran yang signifikan dalam karir seseorang dalam meraih kesuksesan. Tapi Gladwell menambahkan, bukan hanya bakat, tetapi juga kerja keras, latihan dan kesempatan. Robinho adalah sosok yang berbakat, tetapi ia juga pekerja keras, dan mendapatkan kesempatan. Terhitung sejak pertama kali bersentuhan dengan bola, Robinho sudah menghabiskan belasan ribu jam bermain sepakbola. Dan itu memenuhi apa yang disebut oleh Gladwell sebagai “hukum sepuluh ribu jam”.
Didukung berbagai penelitian yang dilakukan ahli-ahli di berbagai bidang, Gladwell menyatakan bahwa orang-orang berkemampuan luar biasa lazimnya sudah menghabiskan waktu lebih dari sepuluh ribu jam belajar dan latihan. Nyaris tidak ada figur top entah di bidang olahraga, musik atau komputer yang belajar kurang dari itu.
Bill Joy—pengembang UNIX, Java dan pendiri Sun Micro System, Bill Gates—pengembang Microsoft serta Wolfgang Amadeus Mozart—penggubah musik, adalah contoh orang-orang yang telah menghabiskan beribu-ribu jam dalam hidupnya untuk menekuni dunianya. Mereka adalah orang-orang yang berbakat, tapi di luar mereka juga ada banyak orang berbakat. Yang membedakannya adalah selain berbakat, Bill Joy, Bill Gates dan Mozart adalah orang-orang yang tak pernah berhenti belajar dan bekerja keras.
Gladwell menemukan bahwa gubahan Mozart awalnya ‘biasa-biasa’ saja. Karya-karya besarnya—termasuk konserto No.9 K. 271 diciptakannya di umur dua puluh satu tahun, di saat Mozart sudah menghabiskan sepuluh tahun lebih belajar dan menggubah konserto. Bill Joy dan Bill Gates juga tidak lantas—karena bakatnya—bisa menulis kode program begitu saja. Mereka pun menghabiskan waktu bertahun-tahun berkutat dengan bahasa programming, baru kemudian berhasil menciptakan program yang sekarang digunakan banyak orang.
Apa yang dikemukakan Gladwell belakangan hari mendapatkan penguatan oleh Angela Duckworth dalam bukunya yang berjudul Grit. Di luar bakat dan kecerdasan yang sering dianggap orang sebagai modal terbesar kesuksesan, Duckworth menemukan bahwa kegigihan dan keuletan memainkan peran lebih besar dalam keberhasilan orang-orang yang dianggap sukses: Jeff Bezos, Jose Mourinho, JK Rowling. Sepuluh ribu jam ketekunan tak lain adalah sebentuk keuletan dan kegigihan.
Tentu, sepuluh ribu jam latihan tidak lantas akan membuat seseorang menjadi nomor satu. Robinho bukan pesepakbola nomor satu dunia. Ia masih kalah oleh Ronaldo dan Lionel Messi, juga Zlatan. Tapi tanpa belajar dan latihan intens selama sepuluh ribu jam lebih, jangan berharap, seperti kata Gladwell, seseorang bisa menjadi jagoan di bidangnya, apalagi kelas dunia.
Pada akhirnya, Gladwell memberi catatan, sepuluh ribu jam adalah waktu yang sangat banyak, yang itu hanya dimungkinkan bagi orang-orang yang memiliki lingkungan yang cukup baik dan mendukung, yang (sepertinya) itu sulit dicapai oleh orang-orang yang masih berkutat dengan kemiskinan. Sebagaimana kata Robinho, ada banyak temannya yang berbakat seperti dirinya, tapi tak semua temannya punya kesempatan seperti dirinya.[ IZ]
*) Repost kolom lama VOICE+.