Kompetisi Sains Madrasah (KSM) merupakan agenda tahunan yang digelar oleh Kementerian Agama sebagai wahana membangun ghirah kompetisi di kalangan siswa madrasah. Dan KSM tahun ini merupakan yang ke-9 kalinya, sejak dihelat pertama kalinya di tahun 2012. Dalam perjalananya, berbagai perubahan dan dinamika terjadi.
Bila di tahun 2012 hingga 2017, pelaksanaan ujian KSM dilakukan secara terpisah antara mata uji sains dengan konteks keislaman, maka sejak KSM 2018 berupaya mengelaborasi sains dengan konteks nilai-nilai Islam. Integrasi sains dan konteks nilai-nilai Islam dalam KSM meliputi: penggalian nilai-nilai sains dalam konteks Al Qur’an dan konsep-konsep terapan yang ada dalam Islam seperti pada zakat, falak, dan tema lainnya yang kontekstual.
Integrasi Islam dan sains dalam KSM dimaksudkan untuk menumbuhkan pribadi-pribadi madrasah yang Ulil Albab. Yakni pribadi yang benar-benar mampu menggunakan akal dan pikirannya untuk memahami fenomena alam sehingga dapat memahami sampai pada bukti-bukti keesaan dan kekuasaan sang Maha pencipta yakni Allah SWT. Dengan cara ini, KSM turut serta berperan dalam membangun citra madrasah dan juga sebagai wahana syiar Islam. Sehingga ke depanya mampu meningkatkan daya saing madrasah, melalui performance penguasaan sains serta nilai-nilai keislaman.
Selama masa pandemi, pelaksanaan KSM juga mengalami tantangan tersendiri. Pembatasan interaksi antar orang termasuk siswa di dalamnya, membuat pelaksanaan KSM di 2020 terpaksa harus beralih ke moda daring dikenal dengan KSMO (KSM Online). Dan KSMO 2020 dilaksanakan secara penuh, mulai dari level Kabupaten/Kota hingga Nasional. Namun, sejumlah kelemahan muncul seperti sulitnya mengontrol perilaku peserta selama ujian berlangsung.
Belajar dari pengalaman tersebut, maka pelaksanaan KSM 2021 diubah. Untuk KSM tingkat kabupaten/kota dan provinsi masih menggunakan pola daring, namun hal berbeda di level nasional. Pada KSM nasional, para finalis berkumpul di provinsinya masing-masing dengan pengawasan yang sangat ketat. Pengawasan langsung dari dewan juri yang ditugaskan ke masing-masing lokasi, dipadu dengan pengawasan secara online yang dikendalikan langsung dari Posko Pusat di Jakarta. Dengan cara ini, diharapkan diperoleh juara KSM yang memang benar-benar juara.
Inovasi lainya dalam KSM tahun 2021, soal juga telah menggunakan 3 bahasa: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Arab. Hal ini sebagai bentuk persiapan kegiatan KSM di tahun depan yang akan Go International, yang akan melibatkan negara-negara sahabat (seperti MABIM atau OKI).
Walaupun KSM 2021 dilaksanakan dalam masa pandemi, peserta yang mengikuti cukup membludak. Jumlah peserta yang mengikuti seleksi di tahap awal sebanyak 76.496 orang, dan lolos pada tingkat kabupaten/kota 75.444. Dari sejumlah ini disaring menjadi 14.004 di tingkat provinsi, sebelum akhirnya dikerucutkan menjadi 374 peserta pada jenjang nasional. Pada KSM tingkat nasional ini para peserta akan menjalani dua model ujian, yakni ujian CBT pada hari pertama, yang dilanjutkan eksplorasi atau eksperimen di hari kedua.
Antusiasme KSM tahun 2021 nampak semarak baik di media sosial maupun media elektronik, yang digelorakan oleh seluruh kanwil Kementerian Agama di Indonesia. Apalagi pelaksanaan KSM nasional sehari selepas Hari Santri juga membawa semarak tersendiri. Semangat hari santri masih terasa mewarnai perhelatan KSM tingkat Nasional ini. Semoga KSM tahun 2021 dapat menghasilkan habit dan ghirah kompetisi siswa-siswa yang membara di kalangan madrasah. Aamiin…..99x Ya Robbal A’laamiin. [BA]