Kami Pengemudi Ojek Online Tidak Takut Teroris

Publik Indonesia kembali dikagetkan peristiwa teror. Tepatnya teror bom. Terbaru, Polrestabes Medan yang menjadi sasaran. Kejadian tersebut terjadi di halaman parkir Polrestabes Medan.

Belum lama berselang, terjadi peristiwa teror lain yang menimpa mantan Menko polhukam cum pendiri partai Hanura, Wiranto. Rangkaian peristiwa teror itu seakan jadi alarm. Republik ini masih belum benar-benar aman dari ancaman teror.

Peristiwa teror di Medan perlu dapat perhatian lebih. Dari rekaman CCTV, terlihat pelaku memakai baju ojek daring (online). Karena atribut itu, tak ayal, jagat dunia ojek online seketika heboh. Banyak yang tidak percaya bila pelaku sampai hati memakai atribut itu demi melakukan aksi yang sama sekali tidak manusiawi.

Mundur beberapa saat, Mei tahun kemarin di Surabaya, teror bom bunuh diri terjadi dengan mengajak anak kecil. Tahun ini, teror bom terjadi dengan memakai atribut ojek online. Tahun depan, modus operandi apa lagi yang akan dipakai teroris?

Membicarakan soal cara teroris beroperasi seakan tidak ada habisnya. Anda yang pernah menonton film Hobbs & Shaw, teror dalam film itu membincang soal virus yang luar biasa mematikan. Bagi pecinta film adaptasi novel Dan Brown, film Inferno juga bercerita tentang ihwal yang kurang lebih sama. Dan masih banyak lagi film-film yang mengisahkan ragam upaya teroris melancarkan aksi terornya.

Nampaknya teroris sekarang punya modus baru. Memanfaatkan atribut ojek online. Pemakaian atribut itu tentu ingin mengakali publik. Agar publik mengira bahwa ojek online hanya ingin mengantar barang.

Dengan adanya peristiwa Medan itu, mau tidak mau para pengemudi ojek online dituntut lebih waspada. Mereka harus lebih hati-hati lagi menerima order. Khususnya order antar jemput barang. Setidaknya teliti dan tanyakan lebih dalam kepada pemberi order. Apa barang yang akan dikirimkan. Apakah barang tersebut berbahaya. Apakah barang tersebut barang yang legal. Dan tidak lupa meminta izin untuk memeriksa barang bila menemui sesuatu yang janggal.

Baca Juga:  Fitur Double Order Makanan Ojek Online: Didamba Pengendara, Kadang Dibenci Pengguna

Semoga kejadian teror di Medan tidak membuat pengemudi ojek online patah semangat. Sejujurnya mereka tidak pernah takut pada aksi teror. Yang mereka takuti hanya sepinya order. Dan, tidak terbelinya susu untuk anak di rumah.

Wallahu a’lam.

Hanif Nanda Zakaria
Penulis Buku "Bang Ojol Menulis" Alumnus Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Berita