Dalam kunjungannya ke Indonesia, Habib Umar bin Hafidz banyak dirindukan dan dinantikan masyarakat muslim di Indonesia. Perawakannya yang tenang dan meneduhkan membuat siapapun ingin selalu mendengarkan nasihat dan hikmahnya.
Bertempat di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Sabtu, (21/09) kemarin lusa, Habib Umar disambut banyak mahasiswa UNJ serta para tamu undangan seperti Para Dai, Akademisi dan Tokoh. Hadir pula dalam kesempatan tersebut Syaikh Usamah Al Azhari.
Dalam ceramahnya, Habib Umar mengatakan bahwa manusia yang berbuat kerusakan dan dzolim, maka dia telah menyeleweng dari ajaran yuang dibawa oleh Rasulullah Saw.
“Setiap orang muslim yang berbuat dzolim dan membahayakan manusia lain tanpa aturan yang hak, maka dia telah keluar dari aturan yang dibawa Rasulullah Saw. Semua jiwa diciptakan dari Nur Muhammad Saw. Adapun jasad manusia bersumber dari tanah yang berasal dari tanah yang dipakai untuk menciptakan jasad Nabi Adam,” jelas Ulama asal Tarim, Yaman ini.
Lebih lanjut, Habib Umar menjelaskan bahwa Allah menciptakan semua suku untuk saling mengenal.
“Seterusnya akan muncul rasa kasih sayang di antaranya. Termasuk dengan orang-orang non muslim. Sumber untuk berhubungan dengan non muslim adalah Berbuat baik dan berbuat adil . Sedangkan sikap pembelaan hanya berlaku pada sesama muslim. Jika mereka tidak mengganggu dan memerangi muslimin maka tidak boleh diperangi dan diganggu. Rasulullah terganggu jika ada muslimin mengganggu non muslim yang dalam perjanjian dan dalam lindungan negara. Jika ada yang membunuhnya maka tidak akan mencium bau surga dan tidak ada harapan dari Rahmat Allah,” tegas Habib Umar.
Beliau menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi di tengah-tengah umat dengan mengatasnamakan agama artinya ada kesalahpahaman terhadap pemahamannya.
“Terjadinya kerusakan umat karena adanya pemahaman yang salah terhadap Islam. Pemahaman agama yang benar akan membuat seseorang dalam bersikap kepada lingkungan dan negara. Dan itu tidak menjadi cacat kecuali seseorang mengalami salah paham dalam Beragama Islam,” jelas Ulama Kharismatik ini.
Beliau juga menyontohkan sikap Rasulullah Saw yang sangat memuliakan umat non muslim.
“Sikap ketika Rasulullah berkuasa terhadap orang-orang yang memusuhinya adalah membebaskannya. Jika ada seseorang menggunakan kedok agama untuk berbuat jahat, ingat kisah Rasulullah ketika mau dibunuh saat tawaf, Rasulullah meletakkan tangannya ke dada org itu dan mendoakannya,” imbuhnya.
Termasuk sikap berlebihan, lanjutnya adalah menghakimi apa yang ada di dalam hati orang lain. “Termasuk sikap yang salah adalah beranggapan berjuang di jalan Allah tapi menelantarkan keluarganya sebagai suatu kewajibannya. Dalam bersikap harus kembali kepada apa yang diajarkan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya,” tandas Ketua Darul Mustofa ini.