Rangkaian Konferensi Wilayah (Konferwil) Asosiasi Guru Pendidikan Agama lslam Seluruh lndonesia (AGPAll) Provinsi Jawa Timur digelar seminar nasional, Minggu (22/12). Kegiatan digelar di Pondok Pesantren Kalimasada Desa Bangsri Plandaan Jombang. Acara diikuti sedikitnya 300 peserta.
Hadir sebagai pemateri adalah Endang Zenal, Ketua Umum DPP AGPAll. Juga Amak Burhanuddin, Kepala Bidang PAl pada Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Tema yang diangkat membangun sinergitas meningkatkan kualitas guru PAl demi kemajuan NKRI.
Saat memaparkan materi, Zenal menjelaskan bahwa masih ada regulasi yang menyebabkan guru PAl belum bisa jadi pengawas pembina sekolah. “Karena belum ada kompetensi manajerial bagi guru PAl,” ujarnya.
Tapi harus sudah mengikuti diklat pengawas dan pindah kepegawaian ke Dinas Pendidikan dahulu. “Guru PAl baru bisa diangkat menjadi pengawas pembina sekolah,” ujar kepala SMKN 3 lndramayu Jawa Barat ini.
Sedangkan Amak lebih menekankan kepada kewajiban guru PAl di sekolah bisa terus menginternalisasikan moderasi beragama. “Karena harus guru dulu sebelum diberikan ke siswa,” ucapnya.
Dirinya setuju dan akan terus berkolaborasi dengan AGPAll. “Baik di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur,” imbuhnya.
Dirinya juga berharap agar para guru PAl yang sudah lulus sertifikasi untuk terus meningkatkan kompetensinya. Tidak sekedar berasal dari pengawas dari Kementerian Agama. “Baik itu dilakukan secara offline maupun online,” tegasnya.
Ditemui di lokasi acara, Sekretaris Jenderal DPP AGPAll Ahmad Budiman menambahkan bahwa sekarang AGPAll sudah berdiri di 34 provinsi. “Setidaknya sudah ada di 450 kabupaten/kota dan 6.000 lebih kecamatan di seluruh lndonesia,” ujarnya.
Ruh dari AGPAll, imbuhnya, tetap advokasi kepada para guru PAl. “Dan konsekuensi dari advokasi itu harus ada peningkatan kompetensi,” bebernya.
Perjuangan AGPAIl, lanjutnya, fokus kepada empat prioritas. Yaitu rekrutmen, pembinaan, karir dan kesejahteraan bagi guru PAl.
“Sebagai contoh adalah tunjangan profesi guru (TPG) ke-13 dan TPG THR bagi guru PAl yang belum cair, itu kita kawal,” ujarnya.
Kasus ini menurutnya terjadi karena masih belum sinkron antara pemahaman pemerintah daerah dengan pihak Kementerian Agama. “Tapi semoga ke depan bisa terwujud,” harapnya.
Meski demikian, AGPAll diakui sangat mendukung program transformasi guru PAl yang digagas oleh Direktorat PAlS Kemenag Rl. “Sehingga guru PAl ke depan bisa cepat mengikuti pelatihan profesi guru (PPG),” katanya.
Dirinya dan jajaran DPP AGPAll berharap agar pengurus DPW AGPAll Jawa Timur ke depan bisa lebih aktif dalam menggerakkan berbagai potensi guru PAl yang ada di Jawa Timur. “Terlebih penguatan jaringan bagi kemajuan AGPAll, mulai kabupaten/kota hingga kecamatan,” pintanya.
Dijumpai setelah acara, Ahmad Budiyanto mengaku senang mengikuti seminar ini. Dirinya bersama rombongan datang dari Ponorogo. “Bersama naik dua bis besar, tujuh minibus dan beberapa mobil pribadi,” ujar guru PAl di SDN ini.
Dirinya berharap keluh kesah yang disampaikan bisa diwujudkan oleh para pemangku kebijakan. “Baik yang ada di lingkup Kementerian Agama maupun di jajaran AGPAll,” pungkasnya.