pengorbanan-itu-butuh-nyali-dan-langkah-menjejak-10-hari-dzulhijjah

Agama selalu memberikan pelajaran yang luar biasa. Agar tanaman berbunga dan berbuah indah, disiram dengan teratur dan dijaga dari rerumputan liar, butuh keringat yang dicucurkan. Perahu untuk sampai ke dermaga butuh gelombang, terkadang gelombang itu menghempas, maka butuh hati yang tenang dan kesabaran untuk tetap kokoh dalam hempasannya. Untuk medapatkan mutiara, ia harus tenggelam ke dasar laut, berjuang dengan segala makhluk laut dengan kitaran karang-karang yang tajam.

Demikian pula, untuk mendapatkan Lailatur Qadar, ia harus bertirakat untuk tidak makan dan minum (puasa), beriktikaf, berzakat (mensucikan diri), bahkan untuk memasuki bulan yang di dalamnya ada malam seribu bulan ia dianjurkan mempersiapkan dua bulan sebelumnya (Rajab dan Sya’ban). Setiap kali akan bertemu dengan hari-hari istimewa, umat Islam selalu diajurkan untuk tirakat (berpuasa, dan melakukan berbagai amalan lainnya). Mensucikan tubuh dan batin sebelum tawajjuh.

Bagaimana dengan beberapa hari ini, al-‘Asyra al-Awail (10 hari pertama) Dzu al-Hijjah?. Sembilan hari sebelum menuju tanggal 10 bulan Dzulhijjah dianjurkan untuk mempersiapkan diri dengan mengurai pikir, menguatkan hati, berlatih bersabar, beradaptasi dengan segala kebaikan, berpositif dengan segala cobaan, men-tadabburi tanda-tanda alam, berishlah dengan keterpurukan, tersenyum dalam kegetiran. Persiapan ini tidak hanya untuk tanggal 10, tapi bulan ini adalah bulan yang sangat istimewa, karena segala ibadah terhimpun di sini; Salat, Sedekah, Puasa, dan haji.

Di bulan ini; Islam disempurnakan, haji dikibarkan, darah-darah korban ditumpahkan (udhhiyyah), muktamar umat Islam terbesar (Arafah) dilaksanakan, simbol syaitan diperangi (ramyu Jamarat), kasih sayang diperjuangkan (Sa’i), menuju Tuhan diistiqamahkan (Thawaf). Peristiwa lainnya di bulan ini, taubat Nabi Adam diterima (1 Dzulhijjah), Nabi Yunus keluar dari ikan (2 Dzulhijjah), Munajat Nabi Zakaria terkabul (3 Dzulhijjah), Nabi Isa dilahirkan (4 Dzulhijjah), Nabi Musa dilahirkan (5 Dzulhijjah), 6 Dzulhijjah kemenangan Nabi Muhammad dalam ajaran tauhid (fatahallah Abwab khairat), pintu neraka ditutup (7 Dzulhijjah), Nabi Ibrahim diminta membangun Ka’bah (8 Dzulhijjah), Keyakinan Nabi Ibrahim akan perintah mengorbankan putranya (9 Dzulhijjah), dan masih banyak peristiwa luar biasa di bulan ini.

Baca Juga:  Pengorbanan

Wal Fajri” istimewa…! Untuk menegaskan betapa hari-hari ini (sepuluh hari di Dzulhijjah) sesuatu yang istimewa “Demi fajar, dan malam yang sepuluh” (Qs. Al Fajr: 1-2). (Ikhtilaf mufassir dalam ayat ini). “Tidak ada hari yang amal saleh lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini.” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah ?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati).” (HR. Al Bukhari)

Persiapan menuju hari-hari indah itu adalah dengan melakukan beberapa kesunnahan yang dianjurkan; berpuasa, terutama tanggal 9 Dzulhijjah, memperbanyak salat sunnah (nawafil), bertakbir dan berzikir, bertaubat pada Allah, memperbanyak amal saleh; silaturahmi, birrul waalidain (berbuat baik kepada orang tua), sedekah, menghibur orang yang tertimpa musibah, membaca Alquran, memenuhi kebutuhan kaum Muslimin dan amal-amal baik lainnya. Pada tanggal 10 Dzulhijjah salat Idul Adha dilanjutkan dengan berkorban (Udhhiyyah).

Mudah-mudahan kita mampu menjalani hari-hari ini dengan bunga-bunga kebaikan untuk mendapatkan buah-buah keindahan. Billahi al-Taufiq. [HW]

Halimi Zuhdy
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Pengasuh Pondok Literasi PP. Darun Nun Malang, Jawa Timur.

Rekomendasi

1 Comment

  1. […] ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan sepuluh malam yang dimaksud dalam ayat tersebut. Penafsiran para ulama ahli tafsir fokus dalam tiga […]

Tinggalkan Komentar

More in Hikmah