Paud Ad-Dakhil Cilaku Cianjur Kenalkan Anak Toleransi Sejak Dini

Pesantren.id – Kini salah satu masalah yang menjadi isu hangat di kalangan masyarakat Indonesia adalah intoleransi. Negara kita sangat rentan terhadap kasus intoleransi yang bersumber dari perbedaan agama, suku dan budaya, karena faktanya masyarakat Indonesia memang sangat beragam.

Toleransi itu perlu ditanamkan pada anak sedini mungkin. Mengajarkan toleransi akan lebih baik bagi perkembangan jiwa anak-anak. Saat anak mulai bergaul dengan teman-temannya, sifat keakuan anak akan muncul. Jika tidak diajarkan bertoleransi, maka konflik dengan teman bermainnya karena perbedaan, akan sangat mungkin terjadi.

Menurut Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ad-Dakhil Cilaku Cianjur, Nurunnisa Fauziah, pada usia di bawah 4 tahun, anak cenderung memiliki sifat egosentris. Begitu pula usia 1 tahun, alam bawah sadar anak sudah bisa menyerap apa yang dilakukan orang tua maupun orang di sekitarnya. Di sinilah peran penting orang tua dalam menanamkan nilai toleransi kepada anaknya, terutama menstimulasi agar anak siap menerima keberadaan orang lain dan yang berbeda dari dirinya sendiri.

Ia menjelaskan banyak keluarga yang hidup dalam komunitas yang beragam dan memiliki tetangga yang berbeda asal-usul, agama, maupun bahasa. Lingkungan rumah dan sekolah memegang peran sangat penting dalam mengembangkan sikap toleransi.

“Jika lingkungan rumah atau sekolah yang ditemui bersifat heterogen, anak dapat memahami perbedaan dan kebiasaan yang dilakukan masing-masing orang. Sebab, anak-anak biasanya belajar dari apa yang dilihat dan didengar dari orang tua dan sekitarnya,” tutur Nisa alumni KOPRI PMII Cianjur.

Hal senada diungkapkan Ketua Gusdurian Kabupaten Cianjur, Muhammad Mustofa, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (04/08/2021), ia mengapresiasi adanya PAUD yang beralamat di Kampung Cibodas, RT 03 RW 09, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur yang mengenalkan toleransi sejak dini. Ia menyebut setidaknya ada beberapa cara mengajarkan toleransi pada anak.

Baca Juga:  Menelusuri Jalan Sunyi Petapa Katolik

Pertama, lanjut Mustofa, mengenalkan keragaman pada anak dengan memberi pengertian bahwa ada beragam suku, agama, dan budaya. Sampaikan pada buah hati, meskipun orang lain memiliki agama atau suku yang berbeda, manusia sebenarnya sama dan tidak boleh dibeda-bedakan.

“Kedua, ajarkan untuk tidak membenci perbedaan. Kebencian yang tercipta dari perbedaan akan membuat hati sedih dan menyakiti hati orang lain. Cobalah ajak anak untuk berandai-andai jika dia dibenci orang. Dengan begitu anak akan lebih berempati terhadap orang lain,” sambungnya.

Ketiga, Mustofa menambahkan, berikan anak contoh nyata. Jika bertemu seseorang menggunakan simbol agama yang cukup ekstrem atau seseorang yang memiliki warna kulit berbeda, jangan memandangnya dengan penuh keanehan, apalagi mengatakan sesuatu yang bernada kebencian dan ledekan.

“Terakhir, beritahukan pada anak bahwa sikap toleransi itu sangat dibutuhkan. Jika tidak ada sikap toleransi, banyak orang yang akan bermusuhan dan saling membenci,” imbuhnya. []

Redaksi
Redaksi PesantrenID

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Berita