Asal Muasal Kamera, Menjelajah Akar Bahasa Arab, Qumrah

Saya lagi suka mencari asal sebuah kata, baik dari bahasa; Indonesia, Jawa, Inggris, Arab, Madura dan lainnya. Terutama kata yang berhubungan dengan bahasa Arab. Atau, kata yang bersinggungan dengan bahasa Arab.

Setiap bertemu dengan kalimat dan kata, otak saya mengarah kepada bahasa lain, karena setiap bahasa pasti memiliki akar kata dari bahasa lain, dan dalam pembacaan saya (beberapa buku) tidak ditemukan bahasa tumbuh dan berkembang dari bahasa itu sendiri (independen), pasti ada pengaruh dari bahasa lain, dengan kadar yang berbeda. Saat ini saja, ada sekitar 7000 dialek, dan 6000-7000 bahasa, ada yang mengatakan 2700 bahasa. Dan sebelumnya, sudah banyak bahasa yang musnah, selaras dengan semakin sedikitnya penggunanya. Dan setiap bahasa, bersinggungan dengan bahasa lain.

Beberapa kata sudah pernah saya kaji. Dan kali ini adalah kata “Kamera” yang menjadi kajian sederhana saya. Beberapa alasan, mengapa saya mencoba mengkajinya, di antaranya; karena alat ini paling banyak digunakan dalam bermedia sosial, seperti: IG, YouTube, FB dan lainnya. Belum lagi, kamera yang digunakan dalam setiap momen-momen tertentu, atau bahkan, setiap kesempatan tidak lepas dari jepretan kamera. Maka, tanpa kamera, sepertinya sungai tanpa air, cinta tanpa rindu. Hehe.

Dan setiap kata yang muncul, pasti menggambarkan keberadaan kata tersebut, dan kata tersebut sebagai bukti atas kemajuan atau keterbelakangannya. Maka, penting sekali untuk mengungkapkannya, walau masih butuh kajian lanjutan.

Saya menelusuri Kata “kamera”, yang sepertinya ada kaitannya dengan “Qamara” yang bermakna “Bulan”, ternyata setelah saya buka beberapa Mu’jam dan Mausu’at (ensiklopedia), saya menemukan kata lain yang lebih mendekati “Kamera”, yaitu; Qumrah (Cabin), Qumrah Mudha’ah (camera Lucida), Qumrah Mudhlimah (Camera Obscura). “Qumrah” berarti ruang atau kamar, yang lebih dekat dengan awal penemuannya.

Baca Juga:  Kata Kerja Berpreposisi

Walau dalam beberapa bacaan saya temukan, bahwa kamera pertama kali ditemukan oleh Alexander Wolcott, dan kata “kamera” adalah dari bahasa latin “Camera Obscura” yang bermakna “ruang gelap”, dan dalam wikipedia, tidak satupun menyebutkan, bahwa “Kamera” berasal dari Bahasa Arab dan penemunya pertama kali adalah ilmuan muslim berpengaruh. Namun, setelah saya lacak beberapa buku dan ensiklopedia sains muslim, mausu’at, dan beberapa ma’ajim, saya menemukan hal lain, bahwa penemunya adalah seorang Muslim, Hasan ibn Haitsam yang dikenal dengan Alhazen, dan penemuan ini beberapa abad sebelum Wolcoot dianggap menemukannya.

Hal ini, dalam The Grate Inventions, Alhazen menyanggah orang Yunani kuno yang beranggapan, bahwa mata yang memancarkan cahaya, sehingga mata bisa melihat, namun Alhazen berpendapat, cahayalah yang memasuki mata. Dia menemukan kamera pertama setelah dia melihat cahaya masuk melalui lubang penutup jendela. Semakin kecil lubang gambar, sebaik baik gambarnya, dan ia terus meneliti dan menemukan kamera obskura (qumrah) atau al-ghurfah al-mudhlimah.

Dan anggapan tersebut (bahwa kata “kamera” berasal dari “qumrah” yang berasal dari Bahasa Arab) diperkuat oleh pendapat Mahmud Hiyari:

القمرة هي أصل كلمة كاميرا المأخوذة من العربية تلقمرة هي الغرفة المظلمة، وكان العالم العربي الحسن بن الهيثم قد تبحر كثيرا في علم البصريات، مما كان له الفضل في تأسيس العلوم الحديثة للبصريات، وقد تم إطلاق اسم موقع على سطح القمر تقديرا له باسم alhazen وكذلك تم تكريم اسم الحسن بن الهيثم عالميا في مواطن كثيرة.
مصطلح (كاميرا) في اللغة الانكليزية مستوحى من اللاتينية camera obscura وهذه أخذوها بنفس معنى قمرة وتعنيان بالعربية ثم باللاتينية: الغرفة المظلمة، وكان ابن الهيثم أول من استخدمها كمصطلح علمي حيث عنى بها الغرفة المظلمة التي لها شباك، واستوحى من ظلمة القمر كلمة القمرة، ولفظها العرب بضم العين وتسكين الميم، بيد أن نسبتها إلى القمر تكون بفتح القاف والميم، ليس تقربا من مصطلح كاميرا الشهير الآن عالميا، ولكن لأن القمر والكاميرا متشابهان، والقمرة بفتح القاف والميم أقرب لسليقة اللسان، إلا إن كان هناك ما يؤيد ضم القاف وتسكين الميم بشواهد أخرى من تاريخ اللغة العربية والمعاجم.

Baca Juga:  Kisah Dibalik Contoh Zaid dan Amr dalam Kitab Nahwu

Kata “Camera” yang berbahasa Inggris, diserap ke dalam bahasa Indonesia “Kamera”, itu sejatinya diserap dari bahasa Arab “Qumrah” dalam bahasa Latinnya adalah “Camera Obscora“.

Buku-buku Ibn Haitsam diterjemahkan kedalam bahasa Latin, dan dimanfaatkan oleh ilmuwan Barat seperti; Isaac Newton, Leodardo Da Vinci, Roger Bacon, dan lainnya. Dan bukunya menjadi dasar ditemukannya; kacamata, teleskop, kamera, dan mikroskop. Dalam Bukunya Al Manazir, Ibnu Haitsam menulis tentang kaca pembesar, dan dia telah melakukan eksperimen dengan 27 lensa yang berbeda. (Mausu’ah).

Memahami sebuah kata dan asalnya, tidak hanya akan memahami asal daerah kata tersebut berasal, namun akan ditemukan; sebuah kebudayaan dan peradaban suatu bangsa. Ketika kata itu muncul, maka dapat dibayangkan betapa dahsyatnya temuan tersebut yang kemudian mampu dimanfaatkan oleh generasi setelahnya. Atau sebaliknya, kata (kurang baik, merusak) yang muncul dalam suatu bangsa, maka disana pula ia tumbuh dan berkembang, maka kemudian dapat dilihat bagaimana peradaban ketika itu.

Allah ‘alam bisshawab. []

Referensi: Mu’jam al-ma’shir, Mu’jam Al-Maani Araby-injilizy, Mausu’at tiqniyyah, The Grate Inventions, Maqalah Mahmud Hiyari.

Halimi Zuhdy
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Pengasuh Pondok Literasi PP. Darun Nun Malang, Jawa Timur.

Rekomendasi

1 Comment

  1. Subhanallah sangat bermanfaat, Syukron ustadz..

Tinggalkan Komentar

More in Pustaka