Tradisi Kenduri di Punden Menjaga Kelestarian Pohon Beringin sebagai Identitas Sosial Masyarakat

Kearifan lokal adalah salah satu sistem yang mengatur tatanan masyarakat yang di anggap benar yang menghasilkan suatu konservasi lingkungan, khususnya pohon yang akan menimbulkan sikap sikap konservatif terhadap masyarakat di sekitar. Salah satu kegunaan dari pohon tersebut selain di gunakan untuk menyerap karbon monoksida maupun menjaga air yang ada di bawahnya, pohon juga sebagai sarana adat dan budaya masyarakat. Salah satunya yaitu pohon beringin. Sejak zaman dulu pohon beringin di daerah mana pun mayoritas banyak yang di jadikan punden atau tempat yang di keramatkan oleh masyarakat. Selain di gunakan untuk adat budaya masyarakat pohon tersebut juga harus di jaga kearifan lokal serta konservasinya agar tetap selalu terjaga, hal tersebut merupakan sebagai salah satu identitas sosial masyarakat yang ada di desa Ngadirejo kabupaten Madiun.

Dukuh Balongkore termasuk dalam salah satu dusun di desa Ngadirejo yang bertempat di kecamatan Wonoasri kabupaten Madiun jawa timur. Menurut sesepuh desa dusun balongkore memiliki cerita yaitu jaman dahulu pendiri desa ini bernama mbah balong yang mempunyai kuda yang bernama kore. Saat itu mengalami kekeringan yang di sampingnya terdapat pohon beringin. Tempat tersebut di jadikan punden oleh masyarakat sekitar, jadi pada acara-acara adat desa di lakukan kenduri di punden tersebut. Dan juga terdapat sumur yang dimana merupakan peninggalan pembabat desa atau biasa di sebut pendiri desa, terdapat dua sumur namun yang satu di dusun sebelah, dari kedua tempat tersebut juga terdapat pohon beringinnya. Pada tempat tersebut di jadikan punden oleh msyarakat sekitar, jadi pada acara-acara adat desa di lakukan kenduri di punden tersebut.

Beberapa nilai kearifan lokal sebagai bentuk menjaga konservasi yaitu sering diadakannya labuhan (masuk musim penghujan), dan bersih desa (nyadran). Acara labuhan biasanya dilakukan membuat ambengan atau makanan kenduri. Sedangkan pada saat bersih desa terdapat makanan khas yaitu ikan gerih dan beberapa pertunjukan seperti reog maupun jaranan. Dalam acara bersih desa juga dilakukan istighosah.

Dengan tradisi kenduri yang berada di punden mulai dari labuhan dan bersih desa atau nyadran ini memiliki tujuan sebagai ucapan rasa syukur atas karunia yang di berikan Allah SWT dan sebagai perukun antar masyarakat agar di jauhkan dara bala maupun musibah. Pada saat ini masyarakat dusun juga menjadikan sebuah kegiatan untuk menjaga konservasi atau kelestarian untuk menjaga kelestarian dari pohon beringin tersebut serta ekosistem yang ada di dekatnya. Hubungan dari ketiganya tersebut memiliki tujuan yang sama agar kearifan lokal tetap terjaga dan pohon serta kebersihan tempat terjaga konservasinya tetap terselenggarakan serta sebagai pemersatu masyarakat.

Baca Juga:  Keadilan sebagai Tugas Manusia untuk Mewujudkan Hayyat Thoyyibat

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mempunyai kesadaran dari kelompok masyarakat tersebut bahwa dusun Balongkore desa Ngadirejo kabupaten Madiun memiliki identitas sosial yang dominan. Hal tersebut juga termasuk dalam salah satu teori sosial yaitu teori labeling yang dimana sebagai bentuk penyimpangan dengan pemberian label dari suatu anggapan dari diri atau kelompok masyarakat yang lain. Jadi dari suatu identitas sosial tersebut memiliki perbedaan anggapan dari penyimpangan agar dapat memberikan sifat continue atau keterlanjutan suatu adat tinggalan dari nenek moyang terdahulu agar menjaga kelestarian, adat, budaya, agama serta kehidupan sosial masyarakat dusun Balongkore Desa Ngadirejo Kabupaten Madiun. []

Mohammad Rizki Saputra
Mahasiswa Ilmu Al Qur'an dan Tafsir IAIN Ponorogo

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini