Tiga Peran Besar Pesantren bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang merupakan tempat mendidik para santri, dimana dalam prosesnya santri tinggal bersama di sebuah asrama atau pondok di bawah bimbingan guru, yang dikenal dengan kiai. Pesantren pada awal masa kedatangan Islam di Indonesia adalah sebagai agen perubahan sosial yang mampu mengubah pandangan hidup bangsa Indonesia, khususnya dari hal yang statis dan mistis menuju pola pandangan hidup yang dinamis, rasional, dan progresif yang disebut dengan proses islamisasi. Pandangan rasional dan dinamis inilah yang kemudian memicu bangsa Indonesia untuk tergerak menentang segala bentuk kolonialisme di bumi nusantara.

Peran pesantren terbesar yang pertama adalah pesantren memiliki andil besar dalam sejarah proses kemerdekaan Indonesia. Dalam sejarahnya, pesantren sejak masa kolonial ikut berjuang dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari para penjajah. Salah satu tokoh pahlawan dari kalangan pesantren yang turut mempelopori kemerdekaan Indonesia adalah K.H. Hasyim Asy’ari.

K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Jombang, Jawa Timur dengan latar belakang keluarga yang syarat akan nilai-nilai keislaman. Beliau menimba ilmu di salah satu pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur selama kurang lebih enam tahun, sebelumnya beliau nyantri di pesantren kakeknya “Pesantren Gedong”, setelah mondok beliau menikah kemudian ke Mekkah bersama istrinya untuk menuntut ilmu lagi.

Setelah beberapa tahun, beliau kembali ke Indonesia kemudian mendirikan pesantren Tebuireng dan mendirikan Nahdlatul Ulama yang saat ini menjadi organisasi islam terbesar di Indonesia. Perjuangan K. H. Hasyim Asy’ari tidak sampai di situ saja, beliau menyerukan santri, pemuda, dan golongan masyarakat untuk melawan penjajah. Seruan ini dikenal dengan “Resolusi Jihad Fii Sabilillah” yang terjadi tepat pada 22 Oktober 1945.

Seruan ini berisi perintah kepada umat islam untuk jihad atau berperang melawan tentara sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah republik Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan. Sekutu yang dimaksud di sini adalah Inggris yang menjadi pemenang perang dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang, hingga puncaknya meletuslah perang sengit antara pasukan Inggris melawan para pahlawan pribumi yang siap gugur sebagai syahid tepat pada 10 November 1945.

Baca Juga:  Pesantren, antara Sakralitas dan Daya Berpikir Kritis

Untuk mengapresiasi kontribusi besar dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, maka pemerintah meresmikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dan 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Dan masih banyak lagi tokoh pahlawan yang berasal dari kalangan pesantren.

Kedua, pesantren berperan sebagai lembaga pendidikan yang bertujuan untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan dan berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa, baik pendidikan keagamaan maupun pendidikan kemasyarakatan dan kewarganegaraan. Hal ini diaplikasikan melalui didirikannya banyak pesantren untuk mendidik santrinya.

Ketiga, pesantren juga mempunyai andil dalam pembangunan negara. Hal ini dibuktikan dengan dinamika perpolitikan di Indonesia diwarnai oleh politisi orang-orang yang berasal dari kalangan pesantren atau munculnya partai-partai politik yang berbasis kaum santri contohnya PKB, PKU, PKNU, PBR, dan sebagainya. []

Nailil Muna
Santri Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati

    Rekomendasi

    Leaders Eat Last
    Opini

    Leaders Eat Last

    Entah memulai dari mana, menulis isu sensitif kadangkala, tanpa disadari, kita dianggap menyikut ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini