Covid-19, mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia. Dengan merebaknya virus yang sedang booming ini, memicu kekhawatiran berbagai pihak.

Virus yang berasal dari kota Wuhan, Tiongkok ini disinyalir berasal dari pasar yang menjual berbagai jenis hewan, termasuk hewan yang diharamkan menurut Islam.  Covid-19 atau Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) umumnya ditemukan pada hewan seperti kelelawar, anjing, babi, dan tikus.Virus ini dapat menular dari hewan ke manusia saat adanya interaksi langsung. Infeksi virus corona dikota Wuhan ini disebabkan karena kegemaran masyarakat mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan liar atau ekstrim food.

Bukankah Allah telah menegaskan pada surah Al-Baqarah  ayat 168 yang artinya “Wahai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu

Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, hingga kematian. Infeksi karena virus ini dapat menyebabkan penyakit dengan gejala awal flu, demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus dengan jangka waktu 2 hari hingga 2 minggu setelah terpapar virus tersebut. Virus ini dapat menular dengan cepat setelah berkontak lansung dengan penderita covid-19.

Tapi tak perlu cemas, karena pada masa Rasulullah dan sahabat, umat Islam juga pernah menghadapi serangan wabah penyakit. Cara Rasulullah dan sahabat dalam menghadapi wabah penyakit adalah dengan menjaga kebersihan dengan cara sering berwudu dan juga mengkarantina diri atau yang saat ini populer dengan istilah lockdown.

Jika kalian mendengar tentang wabah penyakit melanda suatu daerah maka janganlah mendekatinya, dan jika kalian berada ditempat yang terjangkit wabah maka janganlah keluar karena lari dari wabah tersebut” (HR. Bukhari). Cara Rasulullah dan sahabat tentu masih dapat diterapkan di zaman modern ini termasuk untuk menghadapi pandemi virus corona.

Baca Juga:  Seperti Kamus Berjalan, Mengenal Abah Achmad Zuhdy

Persebaran covid-19 kinitelah menjangkit masyarakat hingga belahan dunia. Hal inilah yang mendorong beberapa negara untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran covid-19. Di Indonesia sendiri pencegahan terhadap covid-19 dilakukan dengan cara pemberlakuan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Dengan adanya kebijakan PSBB masyarakat dituntut untuk selalu melakukan social-distancing, salah satunya dengan tetap berada dirumah saja dan mengurangi aktivitas diluar rumah. Kegiatan ibadah pun disarankan untuk diselenggarakan dirumah masing-masing, peniadaan salat jumat dan tarawih selama pendemi covid-19, dan juga pelarangan kegiatan mudik. Pembatasan sementara kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus.

Kebijakan PSBB tentu memberikan dampak yang begitu besar terhadap masyarakat termasuk para santri dan juga pelajar. Akibatnya membuat para santri dan juga pelajar diseluruh jenjang pendidikan harus dialih tempatkan dirumah masing-masing agar social-distancing tetap dapat berjalan.

Dengan kemajuan teknologi jarak kini tak menjadi penghalang untuk terus belajar dan bersosialisasi. Cukup menggunakan smartphone atau dengan menggunakan laptop, baik guru, murid, ataupun santri masih dapat merasakan aktivitas belajar mengajar layaknya disekolah.

Madrasah Aliyah Salafiyah, Kajen merupakan salah sekolah yang berada di Kabupaten Pati yang masih aktif melangsungkan kegiatan belajarnya. Dengan menggunakan media sosial yang dapat diakses dengan mudah menggunakan smartphone mampu menunjang aktivitas belajar mengajar.

Seperti halnya pemanfaatan aplikasi whatsapp yang dapat menghimpun murid dalam satu kelas menggunakan grup whatsapp. Dengan menggunakan media grup pada whatsapp dapat memudahkan guru dalam mengkoordinir tugas dan juga materi kepada para muridnya tanpa harus repot-repot menghubungi satu persatu. Selain whatsapp, beberapa guru juga juga turut aktif memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram, you tube, dll dalam melakukan aktivitas mengajarnya.

Baca Juga:  UU TPKS: Sarana Menghanguskan Kekerasan di Lingkup Pesantren

Tidak hanya memanfaatkan media sosial saja, bahkan beberapa guru pun juga memanfaatkan aplikasi belajar online seperti ruang guru, quiper, classroom, brainly, dll untuk memudahkan aktivitas belajar mengajar.

Dengan adanya belajar mengajar secara online/daring diharapkan supaya para murid tidak tertinggal materi dan dapat terus belajar. Jadi tak perlu heran lagi bila saat ini kegiatan belajar mengajar secara online/daring tengah gencar dilakukan diberbagai sekolah.

Selain kegiatan daring, bagi para santri kegiatan mengaji pun juga masih berjalan ditengah wabah covid-19. Kegiatan mengaji dapat diakses melalui live instastory maupun you tube, seperti yang diterapkan pada Madrasah Aliyah Salafiyah, Kajen selama bulan Ramadan ini.

Madrasah Aliyah Salafiyah, Kajen merupakan salah satu contoh madrasah yang rutin menggelar kegiatan mengaji secara online. Melalui cannel youtube saka media dan juga live instagram pada jam 08.00-09.30, para santri dapat mengikuti pengajian kitab Arbain Nawawi.

Kitab Arbain Nawawi adalah salah satu karya dari Al-Imam An-Nawawi yang memuat 42 hadis pilihan yang disusun oleh Imam Nawawi. Kitab Arbain Nawawi dipilih karena kitab inilah yang menjadi favorit dikalangan santri untuk memulai menghafal hadis-hadis nabi sebelum beralih ke kitab yang lebih besar.

Tidak hanya Madrasahnya saja, salah satu pondok pesantren dibawah naungan yayasan Salafiyah, yakni Pondok Pesantren Ukhuwwah Salafiyah juga rutin mengadakan pengajian kitab. Pengajian yang mengulas mengenai kitab Ayyuhal Walad karangan Imam Al-Ghazali dan juga kitab Tanqihul Qoul karangan Syekh Nawawi Albantani ini rutin digelar setiap hari pada pagi dan sore sebagai ganti pembelajaran dipondok.

Tidak hanya belajar mengajar dan mengaji saja yang dilakukan secara online beberapa kegiatan lainnya pun juga masih berlangsung secara online seperti seminar, tausiah, khataman dan masih banyak lagi yang lainnya.

Baca Juga:  Antara Mengajar dan Menarbiyah

Dengan adanya pandemi covid-19 bukanlah penghalang bagi kita untuk terus belajar dan produktif. Bukankah belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja? Manfaatkanlah dengan sebaik mungkin waktumu selama berada dirumah dengan berbagai kegiatan positif.

Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah bersabda “Manfaatkanlah lima keadaan sebelum datang lima: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa sempatmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu sebelum datangnya fakirmu, dan masa hidupmu sebelum datangnya matimu” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi). [HW]

Finalis 10 Besar Sayembara Menulis Santri 2020 (Ramadan, Santri, dan Covid-19).

Fatika Amalia Rachmawati
Santriwati Ponpes Ukhuwwah Salafiyah Pati, Siswi MA Salafiyah Kajen Pati

    Rekomendasi

    neoplatonisme-5
    Opini

    Neoplatonisme (5)

    Para Cendekiawan muslim ketika itu berusaha memasukkan filsafat Yunani sebagai bagian dari metodologi ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini