Terjaga di Bawah Lautan, Karamah Pemuda Washilah Ibunda

Banyak karamah baik yang tampak dari kekasih Allah SWT untuk menunjukkan kepada para makhluk atas kebesaranNya. Tidak pandang bulu, baik kecil, muda atau tua memperoleh keistimewaan ketika benar-benar sudah dikehendaki Sang Pencipta.

Dinukil dari Kitab An Nawaadzir karangan Syaikh Sihabuddin Ahmad bin Salamah al-Misri al-Qalyubi as-Syafi’i cetakan Kwagean Kediri tanpa tahun, halaman 36-37.

Dikisahkan Nabi Sulaiman alaihissalam ketika terbang di antara langit dan bumi dengan mengendarai angin. Pada tempat tertentu melewati sebuah lautan yang luas dan dalam, meminta kepada angin yang dikendarai untuk berhenti.

Kemudian, memerintah para syaitan untuk menyelam di dalam air, melihat keadaan di dalam lautan tersebut. Satu per satu mulai masuk ke dalam air, tidak disangka menemukan sebuah kubah berwarna putih tanpa ada pintu sama sekali.

Syaitan lalu memberikan kabar kepada Nabi Sulaiman a.s. Mendengar informasi, Nabi Sulaiman memerintahkan untuk mengeluarkan dari dalam laut dan meletakkan disampingnya.

Nabi yang menaklukkan Ratu Balqis itu berdoa kepada Allah SWT, sehingga kubah tanpa berpintu berwarna putih terbelah. Tidak dinyana, didalamnya ada seorang pemuda yang bersujud kepada Allah SWT.

Ayah Nabi Daud melihat keanehan langsung bertanya kepada pemuda.

“Apakah kamu dari sebagian malaikat atau dari golongan jin,” tanyanya.

“Bukan, tetapi saya berasal dari golongan manusia,” jawab pemuda.

“Dengan apa saja engkau mendapat karamah seperti ini?” Nabi Sulaiman bertanya lagi.

“Dengan berbakti kepada orang tua. Ketika ibuku berusia tua, saya selalu membawanya di punggungku. Beliau mendoakanku : Wahai Tuhanku semoga engkau memberikan rezeki dan kebahagiaan kepada anakku. Jadikanlah tempat anakku setelah aku wafat tidak di bumi dan langit,” ungkap pemuda.

“Setelah ibu wafat, saya berjalan di sekitar pantai, melihat sebuah kubah yang berasal dari zamrud berwarna putih. Mencoba mendekat, akhirnya terbukalah kubah itu lalu saya masuk. Atas izin Allah SWT, kubah tertutup. Semenjak kejadian tersebut saya tidak tahu berada di bumi, langit, atau di udara. Dan Allah SWT memberikanku rezeki,” tutup pemuda.

Baca Juga:  Haflah: Antara Perayaan dan Kemaslahatan

“Lalu bagaimana Allah SWT mendatangkanmu rezeki?” tanya Nabi Sulaiman kembali.

“Pada saat aku lapar, Allah SWT mengeluarkan batu, keluarlah pohon, dari pohon keluarlah buah-buahan. Air keluar dari batu lebih putih dari susu, lebih manis dari madu dan lebih dingin dari salju. Dari situ saya makan dan minum. Serta pada saat kenyang, batu itu hilang,” ungkapnya.

Nabi Sulaiman a.s. belum puas dengan jawaban, menanyakan lagi soal bagaimana si pemuda untuk mengetahui apakah hari sudah petang dan mulai siang. Karena posisi di dalam kubah tertutup rapat tanpa pintu.

Pemuda birrul walidain menjawab, ketika muncul fajar pagi, kubah akan berubah menjadi putih dan terang. Sedangkan matahari sudah mulai tergelincir dan mulai petang akan berubah menjadi gelap.

Selanjutnya, pemuda tersebut berdoa kepada Allah, lalu kubah tertutup dan menjadi seperti telur anak unta. Akhirnya telur itu kembali ke tepi pantai. Demikian itu Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Waallahua’lam bishowab. []

Madchan Jazuli
Santri PP Miftahul Huda Malang Jawa Timur, Ketua PR IPNU Karanganom dan diamanahi lembaga pers PAC IPNU Durenan Trenggalek

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Kisah