Teman Sebagai Cerminan Diri?

Salah satu yang menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang adalah ketika mampu menjalin hubungan antar manusia dengan baik. Upaya untuk menjalin hubungan antar manusia dapat melalui hubungan pertemanan. Namun, menjalin hubungan pertemanan dengan baik tidaklah semudah yang kita bayangkan.

Lingkungan sangat mempengaruhi karakter kita, jika kita berada dalam lingkungan yang baik, maka kita akan menjadi orang yang baik. Tetapi, jika kita berada dalam lingkungan yang tidak baik, maka kita akan menjadi orang yang tidak baik pula.

Sama halnya dengan teman, jika kita bergaul dengan teman yang berbudi pekerti baik dan selalu mengajak kebaikan, maka kita akan mengikuti kebaikannya, dan juga sebaliknya. apabila kita bergaul dengan teman yang tidak berbudi pekerti baik, dan tidak pernah mengajak kebaikan, maka kita akan terjerumus dalam kejelekannya.

Teman adalah cerminan diri sendiri, maka dari itu kita harus pintar memilih dan memilah teman. Memilih teman tidak bisa dianggap hal yang remeh. Sebab, teman sangat berpengaruh dalam kehidupan makhluk sosial seperti kita ini. Oleh karena itu pilihlah teman yang bisa menuntun hidup kita dalam hal kebaikan, dan jangan memilih teman yang membuat kita terjerumus dalam hal kemunkaran. Rasulullah Saw. juga berpesan untuk memilih teman yang baik sehingga bisa mengajak kita dalam hal kebaikan.

( Pilihan kata “personifikasi” maksudnya apa. Coba di cek di kbbi. Pas ngga dibuat susunan seperti itu)

Sebaik-baiknya teman adalah yang mengajak kita dalam hal kebaikan dan mencegah kita dalam hal kemunkaran (amr ma’ruf nahi munkar). Tidak semua teman bisa kita sebut teman sejati atau teman setia. Di luar sana banyak teman yang menkhianati, dan membuka aib ataupun rahasia milik sahabat nya sendiri melalui perantara ghibah dengan teman-teman lain yang bertujuan untuk menurunkan martabat sahabatnya sendiri.

Baca Juga:  Manakah yang Lebih Utama, antara Siang dan Malam ?

يَا عَلِيُّ, بِئْسَ الصَّدِيْقِ  الَّذِيْ يُقَصِّرُ فِيْ صَدِيْقِهِ ويُفْشِيْ سِرَّهُ

Artinya:

Hai Ali, seburuk-buruk teman adalah teman yang melalaikan dalam urusan temannya dan suka membuka rahasia temannya.

Seburuk-buruknya teman adalah yang lalai dalam urusan temannya sendiri dan suka membuka rahasia atau aib temannya. yang dimaksud lalai dalam urusan temannya adalah tidak mempedulikan temannya baik dari sisi lahiriyah ataupun bathiniyah.

Maksud dari sisi lahiriyah adalah ketika seseorang tidak menghiraukan keadaan temannya sendiri. Tidak peduli kepada temannya ketika kekurangan atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok nya. Misalnya, ketika teman kita sedang dalam kondisi ekonomi yang kurang baik sehingga tidak mampu membayar SPP sekolah. Maka usaha kita adalah dengan membantu memberi pinjaman uang kepadanya, agar dia tetap bisa melanjutka pendidikannya.

Dan maksud dari sisi bathiniyah adalah ketika seseorang sama sekali tidak menghiraukan atau tidak mengingatkan temannya ketika terjerumus kedalam perkara maksiat ataupun dosa, padahal dia mengetahui jika hal tersebut adalah perkara yang maksiat dan dosa. Dan sama sekali tidak pernah mengajak dalam hal kebaikan, atau bahkan mengajak dalam hal maksiat. Naudzubillah

Teman yang suka membuka aib atau menyebarkan rahasia temannya juga termasuk kategori seburuk-buruk nya teman. Hal tersebut sering sekali terjadi dalam hubungan pertemanan. Tidak hanya dalam kalangan perempuan saja, kalangan laki-laki juga sering terjadi. Atau bahkan dalam kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak masih sering terjadi juga. Dengan cara ghibah atau gosip, seseorang dapat membuka aib, menyebarkan rahasia dan menjatuhkan temannya sendiri.

Pertemanan yang sejati tidak hanya bersenang-senang dalam hal duniawi saja, Melainkan saling mengajak kebaikan dalam hal akhirat juga. Alangkah indahnya jika ikatan persahabatan mampu membuat kualitas diri semakin baik, menjadi sebuah relasi yang saling melengkapi dan mengkoreksi, meskipun kita tahu jika setiap hal baik, pasti banyak rintangan dan cobaannya. Namun jika dilakukan bersama sahabat sejati maka besar kemungkinan akan bisa berjalan dengan istiqomah. Wallahua’lam. []

Amarani 'Iffata
Siswi MAN 4 Denanyar Jombang dan Santri Denanyar

    Rekomendasi

    Gila Menulis
    Opini

    Gila Menulis

    Ulama-ulama zaman dulu keranjingan menulis, sehingga apapun yang mereka ketahui dan alami ditulis ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini