Hujjatul Islam Syaikh Abu Hamid Al Ghozali dalam salah satu kitabnya yang di beri nama bidayatul hidayah mengatakan “Hal yang harus dijaga dari lisan adalah Tazkiyatun Nafsi”. Tazkiyatun nafsi adalah memuji diri sendiri dengan sifat suci dan jauh dari perilaku tercela.

Allah swt berfirman dalam alqur’an surat An najm ayat 32

“فلا تزكوا انفسكم هو اعلم بمن اتقى”

Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Allah lebih mengetahui tentang orang yang bertakwa.

Di era media sosial seperti sekarang ini memuji diri sendiri adalah sebuah keniscayaan, kebanyakan pengguna media sosial berlomba-lomba memamerkan pencapainnya, baik dari segi materi, jabatan, atau bahkan dari segi akademis.

Suatu ketika para ahli hikmah diberi sebuah pertanyaan

“apa kejujuran yang paling buruk?”

Kejujuran yang paling buruk adalah memuji diri sendiri karena memuji diri sendiri itu tidak menambah harkat dan martabat dihadapan orang lain, justru dapat menguranginya.

Imam nawawi membagi tentang pujian pada diri sendiri menjadi dua hal:
Pertama, Madzmum: tercela, ketika seseorang memuji diri sendiri dengan niat pamer, sombong dan menampakkan status sosial yang tinggi.
Kedua, Mahbub: terpuji, ketika pujian untuk diri sendiri ada sebuah kemaslahatan dari segi agama, seperti mengajarkan tatakrama, pengetahuan, atau nasehat.

Kesimpulannya, sebelum kita memuji diri kita sendiri baik di dunia nyata maupun di dunia maya alangkah bijaknya kita berfikir dahulu, apa niat kita? apakah termasuk kategori terpuji atau tercela. [RZ]

Baca Juga:  Respon Al-Qur’an sebagai Etika Komunikasi melalui Media Sosial
M. Afthon Tomi Ubaidillah.
PP Besuk Pasuruan, Aktif di Dunia Santri Community, Mutakhorijin Fathul Wahhab PP Alfalah Ploso.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah