Bulan Ramadan kali ini, berbeda dengan bulan Ramadan sebelumnya. Hal ini tidak lepas dengan adanya wabah Corona atau Covid-19 yang terjadi di semua penjuru negara, tak terkecuali juga terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan dengan melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan maksud dan tujuan untuk menekan dan mencegah penyebaran Covid-19 biar tidak semakin luas.Selain itu, pemerintah juga menghimbau masyarakat Muslim untuk melaksanakan ibadah salat tarawih, tadarus Alquran di rumah masing-masing.

Sehingga yang awalnya masjid, musala, dan pesantren ramai dengan sayup-sayup tadarus Alquran dan pengajian kitab kuning. Sekarang beralih dilakukan di rumah masing-masing. Akan tetapi, itu semua tidak mengurangi semangat beribadah di bulan yang penuh berkah, magfirah, dan rahmat ini untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

Puasa pada bulan suci Ramadan merupakan rahmat Allah Swt kepada semua hambanya yang ingin kembali ke fitrahnya sebagai hamba yang khalifah. Wabah Covid-19 sebenarnya merupakan bagian dari rahmat Allah swt yang diberikan kepada orang-orang yang lupa akan menjalankan kewajibannya. Sehingga dengan adanya Covid-19 ini sebagai bentuk peringatan untuk introspeksi dan memperbaiki diri.

Oleh karena itu, apabila kita termasuk orang-orang yang menginginkan kembali ke fitrah yang suci dan sekarang kedua-duanya diberikan kepada kita secara bersamaan. Maka, peluang kita untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan menjadi lebih banyak untuk mendapatkan hikmah di bulan yang penuh berkah ini. Misalnya, memperbanyak membaca Alquran, memperbanyak membaca istigfar, melakukan salat sunah, zikir, dan sedekah.

Dalam puasa di bulan Ramadan yang penuh istimewa ini, kita dapat lebih mampu dalam menjalankannya dengan penuh khidmat dan kekhusyukan. Karena kalau sebelumnya kita menjalankannya secara berjamaah di masjid dan di musala dengan menjadi makmum saat salat tarawih. Justru sekarang kita bisa menunaikannya di rumah masing-masing secara berjamaah dengan keluarga.

Baca Juga:  Bahkan saat Wabah pun, Perempuan Tetap Nomor Dua

Sehingga dari yang awalnya terbiasa menjadi makmum dan tidak terbiasa membaca surat pendek, maka adanya Covid-19, justru kita bisa mengambil hikmahnya dengan melatih diri kita untuk melaksanakan ibadah salat tarawih di rumah dengan membaca surat-surat pendek mulai dari ad-dhuha sampai an-nas dengan khidmat dan khusyuk.

Selain itu, sayup-sayup lantunan Alquran yang biasanya sering kita dengar di masjid dan musala. Sekarang justru kita bisa mempraktikkannya dengan keluarga secara bergilir setiap habis salat tarawih dan salat subuh. Dan apabila setiap hari dilakukan secara istikamah dibaca dua juz, maka tanpa terasa kita bisa mengkhatamkan Alquran selama bulan Ramadan dua kali khatam.

Pengajian Secara Daring

Ramadan di tengah-tengah pandemi Covid-19 tidak mengurangi ghirah kiai pesantren untuk menebarkan nilai-nilai kebajikan dalam menggelar pengajian secara daring atau online. Hal ini tidak lepas karena kondusi yang tidak memungkinkan digelar secara tatap muka dan mengikuti sesuai dengan anjuran pemerintah. Maka sistem pengajian yang diterapkan di berbagai penjuru pesantren di Indonesia dilakukan secara online.

Beranekaragam aplikasi yang bisa dipakai untuk menggelar pengajian kitab kuning secara online mulai Youtube, Zoom, dan Facebook yang dilakukan oleh kiai pesantren di penjuru Nusantara. Mulai dari KH. A. Mustofa, KH. Anwar Mansyur, KH. Ulil Absor Abdala, KH. Muhammad Yusuf Chudlori, KH. Abdul Ghofur Rozin dan masih banyak lagi pengasuh pesantren lainnya yang menggelar pengajian online di bulan Ramadan.

Meskipun sistem pengajian digelar secara online, tetap saja antusias masyarakat tinggi untuk bisa mengikuti pengajian kitab kuning secara online. Hal ini, dalam tradisi pesantren tidak lain tujuannya adalah untuk mendapatkan berkah dari pengasuh pondok pesantren tersebut.

Baca Juga:  Tentang Awal Puasa

Dengan demikian, esensi puasa di bulan suci Ramadan adalah bertakwa kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 183: “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Oleh karena itu, meskipun bentuk ibadah salat tarawih, tadarus Alquran  dilakukan di rumah masing-masing, tetap saja  tidak menyurutkan niat masyarakat untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah Swt. [HW]

siswanto
Alumnus Interdisclipinary Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan dosen IAIN Salatiga

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah