seluk beluk islam di korea selatan

Pada bulan Ramadan 1439 Hijriah saya di ajak salah satu saudara saya untuk melakukan safari ramadan di Negara Korea Selatan, dengan bantuan tim Cordova (Corps Dai Dompet Dhuafa) saya mendapatkan visa dan tiket pesawat ke korsel.

Sesampainya di bandara Incheon saya di jemput oleh Korea Muslim Federatiom (KMF) MUI-nya Korsel dan diantar ke masjid terbesar di Korsel yaitu Masjid Itaewon atau biasa di sebut Seoul Central Mosque yang didirikan pada tahun 1976 M.

Di kantor Masjid Itaewon saya bersama para dai ambassador Cordova diberi penjelasan tentang seluk-beluk Islam di Korsel oleh para pengurus KMF.

Di Korea selatan mayoritas penduduknya tidak beragama (56,9%), penganut agama terbanyak di Korsel adalah agama Kristen (27,6%) kemudian Budha (15,5%).

Populasi umat Islam di korsel sangat sedikit hanya sekitar 40 ribu orang asli Korsel yang beragama islam atau kurang dari 0,1% dengan populasi penduduk korsel yang mencapai 51 juta jiwa.

Selain penduduk asli Korsel yang beragama Islam, disana juga banyak imigran dari Pakistan, Bangladesh, Indonesia dan negara-negara timur tengah yang beragama Islam, mereka berkomunitas dan mendirikan/menyewa bangunan untuk dijadikan Masjid dan Mushala.

Jumlah tenaga kerja Indonesia di Korea Selatan mencapai sekitar 40 ribu jiwa dari jumlah tersebut sekitar 36 ribu jiwa adalah TKI dan sisanya adalah TKW.

Karena sedikitnya jumlah umat Islam di Korsel beberapa ormas seperti NU, Muhammadiyah, Jamaah tabligh, HTI saling bekerjasama dan bersinergi dalam berdakwah.

Beberapa ormas tersebut saling menggalang dana untuk bersama-sama membangun Masjid permanen yang harganya terbilang mahal di korea selatan.

Kesulitan umat Islam di Korsel khususnya di bulan Ramadan adalah jam puasanya yang cukup lama, yakni sekitar 16 jam setengah, bandingkan dengan di Indonesia yang hanya sekitar 13 jam.

Baca Juga:  Menyoal Tentang HAM, Islam, Prinsip Keadilan dan Kebebasan Beragama

Perlu diketahui di Korsel adzan subuh sekitar pukul 3:20 dan adzan maghrib sekitar pukul 20:00 malam.

Selain waktu puasa yang cukup lama di Korsel juga agak sulit mencari makanan halal, kalaupun ada harganya lebih mahal dari biasanya.

Salah satu cara untuk belanja bahan makanan halal adalah pergi ke 가게 kage/toko yang ada di masjid/mushala di korea. [HW]

M. Afthon Tomi Ubaidillah.
PP Besuk Pasuruan, Aktif di Dunia Santri Community, Mutakhorijin Fathul Wahhab PP Alfalah Ploso.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini