Nabi Muhammad Saw juga memiliki benda kesukaan Bahkan beberapa benda tersebut sering dibawa oleh nabi saat berpergian seperti minyak wangi, siwak, sisir dan lain-lain. Selain barang-barang tersebut ternyata rasulullah Saw juga menyukai cincin, walaupun beliau merupakan seorang laki-laki tetapi cincin yang dipakai rasulullah mempunyai beberapa ciri-ciri yang tentunya diperbolehkan dalam islam. karena sebenarnya seorang laki-laki muslim boleh saja menggunakan cincin kecuali cincin tersebut terbuat dari bahan emas, karena jika terbuat dari bahan emas maka haram hukumnya. Sebagaimana hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu bahwa pada saat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di jarinya, maka pada saat itu Rasulullah langsung melepaskan cincin itu dari laki-laki tersebut dan kemudian membuangnya. Dalam hal ini maka seorang laik-laki hukumnya boleh jika menggunakan cincin termasuk cincin kawin. Bahkan rasullullah Saw pun mengenakan cincin yang terbuat dari perak.
Dalam buku asy-sama-ilul muhammadiyah, Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah (Imam At-Tirmizi) menjelaskan Nabi SAW mempunyai cincin yang tebuat dari perak sedangkan permatanya dari Abessinia (Habsyi). “Dari Anas bin Malik Ra, bahwasannya cincin rasulullah terbuat dari perak. Sedangkan permatanya dari Abessinia (Habsyi),” (Diriyawatkan oleh Qatadah bin Sa’id dan sebagainya, dari ‘Abdullah bin Wahab, dari Yunus dari Ibnu Syihab yang bersumber dari Anas bin Malik ra)
Rasullullah SAW pun memiliki hiasan pada cincinya dengan mata cincin berupa batu hitam mulia dari habasyah alias Ethiopia.(Habasyah merupakan sebuah negeri di Afrika, yang sekarang bernama Ethopia. Imam An-Nawawi berkata, tambangnya ada di Habasyah dan Yaman.) Selain hiasan yang ada pada cincin raslullah tersebut terdapat sebuah ukiran yang beliau ukir sendiri dengan tiga baris ukiran yang tertera di cincin rasulullah SAW adalah baris pertama ukiran dengan Tulisan allah, baris kedua dengan ukiran rasul dan baris terakhir ialah dengan ukiran muhammad. “Dari Anas bin Malik Ra, bahwasanya cincin Nabi SAW itu terbuat dari perak, dan matanya dari batu hitam dari habasyah,” (HR Muslim). “Dari Anas bin Malik Ra, bahwasanya Ukiran yang tertera di cincin Rasulullah Saw. asalah muhammad satu baris, Rasul satu bais dan Allah satu baris.” (diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya dari Muhammad bin ‘Abdullah Al-Anshari dari ‘Abdullah al-Anshari dari Tsunamah yang bersumber dari Anas bin Malik r.a). Berdasarkan riwayat yang bersumber dari Anas bin Malik r.a dijelaskan: “Tatkala Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam hendak menulis surat kepada penguasa bangsa ‘Ajam (asing), kepadanya diberitahukan: ‘Sungguh bangsa ‘Ajam tidak akan menerimanya, kecuali surat yang memakai cap. Maka Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dibuatkan sebuah cincin (untuk cap surat). Terbayanglah dalam benakku putihnya cincin itu di tangan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.” (Diriwayatkan oleh Ishaq bin Mashur dari Abdullah bin Numair dari Abdullah bin Umar dari Nafi’ yang bersumber dari Ibnu Umar r.a) Sebagaimana dijelaskan bahwa cincin Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dipakai sebagai pengecap surat, maka beliau tidak memakainya untuk fungsi lain, aau mungkin saja pengertiannya bukan tidak dipakai tapi jarang.
Adapun cara Rasulullah bercincin yang di sepakati oleh para ulama adalah dengan mengunakan cincin pada tangan kanan rasulullah dan diletakkan pada jadi kelingking, dengan posisi beliau meletakkan bagian mata cincin berada pada bagian telapak tangan rasulullah Saw, Walaupun hal ini masih menjadi perdebatan oleh para ulama akan tetapi terdapat hadist yang menguatkan akan pemakaian cincin rasulullah Saw sebagai berikut: “Riwayat dari Anas bin Malik bahwasannya Rasulullah SAW mengenakan cincinnya di kelingking dari tangan kanan.” (HR.Muslim)
Satu riwayat lain yang bersumber dari Ali bin Abi Thalib r.a mengatakan, “Sesungguhnya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memakai cincin di jari tangan kanannya.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Sahl bin Asakir al-Baghdadi dan diriwayatkan pula oleh Abdullah bin Abdurahman, keduanya menerima dari Yahya bin Hisan dari Sulaiman bin Bilal dan syarik bin Hunain daribapaknya yang bersumber dari Ali bin Abi Thalib). Riwayat dari Anas bin Malik bahwa “Rasulullah SAW memakai cincin perak bermata batu Habasyah di tangan kanannya. Beliau meletakkan mata cincinnya di bagian dalam telapak tangan beliau.” (HR. Muslim, No. 5487). Adapun Riwayat Lainnya dari Ibnu Umar r.a bahwa “Sesungguhnya nabi saw. membuat cincin dari perak. Ia meletakkan bagian matanya berada pada bagiantelapak tanganmya. Is mengukir pada kalimat Muhammadur rasulullah. Ia melarang orang lain mengukir tulisan itu di atas cincin. Cincin itulah yang jatuh oleh Mua’qib di sumur aris.” (Diriwayatkan oleh ibnu Abi Umar dari Sufyan dari Ayyub bin Musa dari Nafi’ yang bersumber dari Ibnu Umar r.a)
Kata mua’qib diatas merupakan nama seorang sahabat nabi saw, yang ikut serta dalam ghazwah Badar dan pernah pula hijrah ke Abesinia Abu Bakar r.a, Umar r.a, dan Utsman r.a mengangkatnya menjadi pejabat yang mengurus baitul mal. Ia pula yang ditugasi mengurusi cincin nabi Saw hingga cincin tersebut jatuh di Sumur Aris.
Setelah Rasulullah wafat, Cincin itu kemudian berpindah kebeberapa sahabat, Pertama cincin diserahkan kepada Abu Bakar, lalu (setelah Abu Bakar wafat) beralih lagi ke Umar bin Khatab, kemudian (setelah umar wafat) berganti ke Utsman bin Affan yang merupakan menantu Rasulullah. Namun saat berada ditangan Utsman cincin tersebut jatuh di Sumur Aris.
Ibnu Umar r.a bercerita bahwasannya: ” Rasulullah saw membuat cincin dari perak, maka dipakailah ditangannya (jemarinya). Kemudian cincin itu berpindah tangan ke tangan Abu Bakar r.a, lalu ke tangan Umar r.a. Setelah itu berpindah pula ke tangan Utsman r.a sehingga jatuh di sumur Aris (letaknya dekat masjik Kuba). Pada cincin itu terukir kalimat ‘Muhammadur Rasulullah’. Keterangan ini diriwayatkan oleh Ishaq bin Manshur, dari Abdullah bin Numair, dari Abdullah bin Umar dari Nafi’ yang bersumber dari Ibnu Umar r.a.,
Pada Riwayat Bukhari, cincin itu terjatuh ditangan ‘Utsman r.a yaitu pada mulanya sahabat ‘Utsman duduk ditepi sumur, kemudian dikeluarkannya cincin tersebut lalu memainkannya sampai akhirnya terjatuh ke dalam sumur. Sumur Aris sendiri merupakan salah satu sumur bersejarah yang sering dikunjungi Rasulullah. Utsman berusaha mencari cincin itu nemun tak ditemukan. Beberapa sahabat juga membantu mencari namun hingga kini tak juga ditemukan. Sehingga nama sumur Aris kemudian berubah menjadi Sumur Cincin. []