Dalam Kitab Syama’il Muhammadiyyah karya Imam Abu Isa Muhammad bin Isa Attirmidzi dijelaskan dalam bab ke 39 yaitu bab yang menerangkan sifat tidur Rasulullah Saw, tepatnya di hadist ke 257 dari Sayyidah Aisyah r.a dalam hadist ini berbunyi :

حدثنا قتيبة بن سعيد، حدثنا المفضل بن فضالة عن عقيل: أراه عن الزهري عن عروة عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أوى إلى فراشه كل ليلة، جمع كفيه فنفث فيهما، وقرأ فيهما : (قل هو الله أحد) و (قل أعوذ برب الفلق) و (قل أعوذ برب الناس
ثم مسح بهما ما استطاع من جسده، يبدأ بهما رأسه ووجهه وما أقبل من جسده، يصنع ذلك ثلاث مرات.

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami al Mufaddhol bin Fadholah dari Uqoil: (Mufaddhol berkata) saya mengira bahwa Uqoil meriwayatkanya dari Azzuhriy dari Urwah dari Sayyidah Aisyah r.a dia berkata:

“Apabila Rasulullah Saw hendak pergi tidur di setiap malamnya, beliau menggabungkan kedua telapak tanganya, kemudian beliau meniupnya dan membaca ke kedua telapak tangannya (Qul-Huwallaahu ahad) dan ( Qul-A’udzu birobbil Falaq) dan ( Qul- A’udzu birobbinnas)
kemudian beliau mengusap kedua telapak tangannya ke tubuhnya sejauh jangkauannya, yang dimulai dari kepala, wajah dan bagian depan tubuhnya, hal itu beliau lakukan tiga kali.”

Dalam hadist ini Maulana al Allamah al Muhaddist Syaikh Muhammad Mahmud Abu Hasyim mencontohkan bagaimana posisi telapak tangan Rasulullah Saw, dalam menggabungkan kedua telapak tangan beliau sebelum tidur. Seperti yang terdapat dalam foto di atas yaitu dengan menggabungkan kedua sisi telapak kanan dan kiri secara rapat.

Imam Bajuri dalam syarhnya mengatakan terdapat perbedaan riwayat, apakah meniup dilakukan sebelum pembacaan muawwidzat atau setelahnya? Ada yang berpendapat meniup sebelum membaca muawwidzat dan ada juga yang berpendapat setelahnya. Ini semua berdasarkan akan adanya perbedaan riwayat dalam masalah ini, riwayat pertama mengatakan:

Baca Juga:  Biografi Syekh Nuruddin Ar-Raniri

“Bahwasanya mendahulukan meniup dari membaca muawwidzat dan mengakhirkanya, keduanya sama tidak ada perbedaan yang mengharuskan mendahulukan salah satu diantara keduanya . Dan pendapat ke dua mengatakan: bahwasanya meniup dahulu kemudian membaca muawwidzat.
Adapun alasan yang berpendapat bahwasanya meniup sebelum membaca muawwidzat mereka mengukuhkan dengan alasan agar berbeda dengan pekerjaan para ahli sihir, karena para penyihir meniup kedua telapak tangan mereka setalah pembacaan dilakukan. Akan tetapi Syaikh Ibnu Hajar berpendapat lain, yaitu mendahulukan membaca muawwidzat sebelum meniup kedua telapak tangan.”

Kemudian beliau membaca tiga muawwidzat dengan lengkap.

Setelah itu, mengusapkan kedua telapak tangan beliau ke tubuhnya sejauh jangkauannya, dan dalam konteks ini jelas bahwasanya Rasulullah Saw mengusapkan kedua telapak tangannya diatas pakaianya. Dimulai dari kepala Rasulullah yang mulia kemudian ke wajah beliau dan ke tubuh beliau sejauh jangkauannya.
Dan ini dilakukan sebanyak 3x, (sunnahnya yang lengkap) dan sah-sah saja apabila dilakukanya hanya sekali.

Wallahu a’lam bisshowab.

Ade Rizal
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin al Azhar Kairo Mesir, Pondok Modern Gontor, Tabarukan di Lirboyo,Pondok Kwagean Kediri, Pondok Hamalatul Qur'an Jombang

    Rekomendasi

    1 Comment

    1. […] dua surah ini dianjurkan supaya dibaca sebelum dan sesudah tidur. Ada beberapa hadis yang yang menjelaskan keutamaan surah mu’awwidzatain ini dibaca sebelum dan […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah