Saatnya Tahun Regenerasi, GUS ? (Generasi Unjuk Siap)

Rentang tahun 2019 sampai 2021 beranda kita di medsos berseliweran dan seringkali muncul berita berita duka yang mengabarkan kepada kita semua, bahwa para Ulama’, Habaib, Kiai, Ustadz dan guru pembimbing umat telah kembali Keharibaan Allah. Ratusan bahkan ribuan telah kembali atas panggilan Allah, dengan dipanggilnya para Ulama’ Habaib Kyai Ustadz otomatis hilanglah ilmu yang melekat pada jasad.

Walaupun dunia dan bumi ini sedang mengalami suatu siklus yang luar biasa dengan tanda-tanda diturunkannya pandemi Covid-19 yang melanda seluruh penduduk dunia, maka saat inilah regenerasi dimulai. Para Ulama’, Habaib, Kiai, Ustadz dan Guru akan digantikan generasi generasi berikutnya, bagaimana pun ini adalah suatu keniscayaan bahwa hidup di dunia adalah bergantian, ada kalanya kelahiran begitu pun kematian adakalanya muda kelak menjadi tua dan seterusnya. Saatnya para generasi harus siap dan meneruskan estafet kepemimpinan sekaligus perjuangan yang sudah dirintis oleh para pendahulunya, jika para Ulama’ adalah penerus para Nabi, maka akan dilanjutkan dengan Ulama’ berikutnya sesuai dengan kapasitasnya, keilmuannya serta kemampuan dalam menyelaraskan zamannya. Jika Habaib adalah dzurriyah keturunan Rasulullah SAW, maka sudah barang tentu akan selalu membimbing umat, masyarakat dan jamaah untuk selalu menjaga syiar Islam yang selaras dengan zamannya. Jika para Kiai adalah sang pengemong masyarakat dan umat, yang menjadi rujukan oleh kaum awam maupun para “pendereknya” (pengikut) maka sudah tentu para Asparagus (jaringan/komunitas/kumpulan putra Kiai) ini akan melanjutkan ngemong umat masyarakat, tentunya dengan kemampuan masing-masing yang selaras dengan zamannya.

Peran Ulama’, Habaib, Kiai, Ustadz dan guru di tengah-tengah masyarakat adalah sebuah oase, yang selalu menjadikan keteduhan, kesejukan serta kedamaian. Tahun Regenerasi ini harus dan tentu akan terjadi di setiap zamannya, para santri siap tidak siap sudah harus siap untuk mengambil peran karena masa depan adalah milik bersama. Jika peran santri saat ini tidak mengambil peran dan bahkan membiarkan, maka ini akan diambil oleh manusia yang akan memanfaatkan momentum untuk mengambil alih. Peran menjaga akidah, menjaga ukhuwah Islamiyyah, Wathoniyah, Basyariyah dalam Ahlussunah Wal Jama’ah Annahdliyah adalah tugas kita bersama, tugas generasi penerus dan tugas kita sebagai penerus estafet perjuangan.

Baca Juga:  Salahkah Joko Tingkir Minum Dawet?

Tahun regenerasi inilah momentum untuk melanjutkan tradisi mengembangkan potensi dan menjalankan aksi unjuk inovasi sesuai zaman saat ini, peran digitalisasi untuk berkomunikasi dan menguasai atau mengambil peran dalam dunia digital. Tradisi akan terjaga, inovasi akan terus dikembangkan, globalisasi adalah penyelarasan digital di zaman melenial era 2000-an yang dibarengi dengan kecanggihan teknologi informasi, serta berkomunikasi yang tepat dan akurat adalah cara untuk menjadikan proses pengambilan peran penting bagi para penerus, para generasi untuk siap dan unjuk ke publik, tampil di tengah masyarakat dan umat.

Sekali lagi, Ulama’ yang sudah berjuang akan diteruskan oleh Ulama’ selanjutnya. Habaib akan diteruskan oleh “Yek-Yek” (Sayyid Sayyid) anak dan penerus para Habaib yang akan meneruskan perjuangan Datuknya, dengan semangat siar Islam di tengah tengah masyarakat dan umat. Para Kiai ya diteruskan para Gus , untuk melanjutkan estafet perjuangan, atau para santri yang sudah siap dan mampu untuk melanjutkan estafet perjuangan para Kiai nya. Perjuangan para ustadz ustadzah dikampung maupun perkotaan juga akan dilanjutkan oleh berikutnya, atau para ustadz ustadzah para guru meningkatkan kelas dengan naik ke Kiai mungkin, itu sah sah saja, intinya perjuangan dalam mensyiarkan Islam di tengah-tengah masyarakat dan zaman tak kan pernah lesu dan larut.

Saatnya regenerasi, pergantian generasi dari zaman ke zaman adalah suatu keniscayaan dan inilah proses dalam kehidupan, Generasi sudah harus siap dan disiapkan. Jika belum siap maka harus disiapkan untuk siap, karena memang sudah saatnya regenerasi. Peran santri harus bisa mengambil peran pada zaman ini, karena era 2019-2021 adalah cerminan masa depan yang gemilang untuk 20 tahun yang akan datang. Regenerasi adalah inovasi tapi tetap tidak meninggalkan tradisi, generasi penerus sudah saatnya beraksi demi menjaga ukhuwah Islamiyyah Wathoniyah Basyariyah dalam Ahlussunah Wal Jama’ah Annahdliyah di zaman yang sudah seperti ini. Ayo … GUS (Generasi Unjuk Siap) saatnya Siap GAS … (Gerakan Ayo Siap). []

Muhammad Miqdad Syaroni
Sekretaris II PC Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari NU) Kabupaten Jepara 2015-2020.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini