Ramadan merupakan bulan kesembilan di antara bulan-bulan dalam tahun Hijriyah. Bulan yang paling istimewa, penuh berkah, karena memiliki paling banyak keistimewaan dan keberkahan. Ramadan selalu dinantikan dan menyenangkan semua orang beriman, karena bisa menunaikan ibadah puasa dan lainnya selama sebulan.

Faktanya puasa dengan tidak makan dan minum serta tidak kumpul suami-istri di siang hari dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, dijalani dengan waktu yang bervariasi. Pada tahun 2019 puasa yang terlama di Murmansk, Rusia dengan durasi 20,45 jam. Adapun yang waktunya yang terpendek di Ushuaia, Argentina dengan durasi 11 jam. Indonesia dengan durasi 14 Jam. Memperhatikan effort– nya, muslim di Rusia menghadapi tuntutan waktu yang sangat lama. Bagi yang imannya tipis, ibadah ini berat sekali. Namun bagi yang tebal imannya, puasa dengan waktu yang panjang tidaklah dianggap berat. Biasa-biasa saja. Masih bisa dihadapi dengan penuh kekhusyukan dan ringan terjangkau. Beratnya puasa tidaklah sebanding nilainya dengan keberkahannya yang sangat banyak.

Demikian juga selama seabad, kita kini memasuki waktu yang sulit sekali dengan pandemi Covid-19. Format belajar, format bekerja, dan format beribadah pun mengalami perubahan yang signifikan. Berpuasa dan beribadahnya ada yang sama, tetapi ada juga yang berbeda. Di tengah-tengah kehidupan yang susah, kita tetap harus menunaikan ibadah puasa. Sepanjang tidak ada larangan syar’i terhadap perilaku berpuasa, maka kita wajib mengeksplorasi keberkahan Ramadan, sehingga kita tetap bisa menikmati keistimewaan dan keberkahan Ramadan dengan senang dan penuh rasa syukur.

Banyak keberkahan Ramadan yang bisa kita raih. Pertama, Ramadan merupakan bulan yang baik untuk mendapatkan pengampunan. Rasulullah saw bersabda “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharapkan Ridlo Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari). Melaksanakan puasa yang didasarkan atas Iman dan ikhlas, bukan karena paksaan atau mendapatkan pujian dari selain Allah swt. Dengan puasa yang dilandasi hati bersih, maka yang diperoleh adalah ampunan terhadap dosa-dosa yang telah lewat, sehingga hati suci kembali.

Baca Juga:  Al Quran Turun Berangsur-angsur

Kedua, Terdapat malam yang penuh kemuliaan dan keberkahan. Pada bulan Ramadan ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yakni Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Saat malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadan- ketika diturunkannya Al Qur’anul Karim. Di turunnya Lailatul Qadar umat muslim juga bisa mendapatkan pahala senilai seribu bulan. Allah Ta’ala berfirman, ”Sesungguhnya Kami sudah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr : 1-3). Betapa besar keberkahan yang dijanjikan oleh Allah swt pada Lailatul Qadar yang tidak terjadi di waktu yang lain. Karena itu untuk dapat merebut 10 hari terakhir bulan Ramadan, umat Islam sengaja melakukan i’tikaf di masjid.

Ketiga, keberkahan yang dikandung oleh Al Qur’an untuk Islam, sehingga tidak hanya menjadi petunjuk bagi manusia semua dan berbagai penjelasan dari petunjuk itu, melainkan juga pedoman bagi kehidupan kita untuk membedakan yang haq dan batil. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt dalam QS Al Baqarah:185, yaitu “… bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil)… “. Karena al Qur’an ini merupakan suatu mukjizat Rasulullah saw, perlu dibaca dan difahami isinya serta diamalkannya dalam kehidupan sehari-Hari. Sepanjang waktu Ramadan, kita perlu melakukan tadarus Al Qur’an dan menelaahnya dengan baik untuk kita bisa semakin mencintainya. Kita jadikan Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidup sehari-hari.

Keempat, Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup. Selebar-lebarnya pintu untuk kembali pada jalan yang lurus pada bulan Ramadan dibuka untuk umat Islam. Sesuai sabda Rasulullah saw, yaitu : “Jika datang Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan syaitan dibelenggu.” (HR. Muslim). Hal ini mengandung arti bahwa Ramadan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada umat Islam untuk berlomba-lomba berbuat kebajikan (fastabiqul khairat) untuk bisa menabung pahala yang telah disediakan secara berlipat ganda.

Baca Juga:  Sanlat Ramadhan Fatayat NU Kemayoran, Kenalkan Dakwah Islam Moderat

Kelima, Terkabulnya doa orang berpuasa. Jika kita bisa memanajemen dengan baik waktu yang ada, kita bisa berikhtiar untuk berdoa kepada Allah swt, karena kita yang sedang menunaikan puasa Ramadan kali ini memiliki kesempatan untuk berdoa yang sebanyak-banyaknya. Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda; ” Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad). Selain itu Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak doa demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdoa untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan doa kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (QS Al-Majmu’, 6: 273)

Adalah wajar jika kita di bulan Ramadan ini mencari berkah sebanyak-banyaknya. Senyampang kita bisa memasuki Ramadan tahun ini yang banyak tantangan. Semoga kita termasuk golongan yang menang (muflihun). Sebaliknya, kendatipun cukup banyak berkah yang disebarkan selama Ramadan, namun pada kenyataannya tidak semua orang ikut berebutan. Akibatnya mereka tidak memperoleh sedikitpun berkah. Rasulullah saw bersabda:”barangsiapa yang terhalang mendapatkan kebaikan di bulan ini, maka sungguh merugilah ia.” (HR Imam Ahmad)

Demikianlah beberapa hal yang bisa menjadi referensi kita dalam mengisi waktu Ramadan yang penuh berkah. Ramadan akan terus berjalan. Dan bisa bermakna bagi kita, jika kita bisa memanajemen waktu dengan aktivitas sesuai tuntunan yang ada. Sebagaimana pengalaman pribadi bagaimana mengisi 10 hari terakhir Ramadan di Masjidil Haram. Sepanjang waktu di masjid hanya untuk salat, zikir, dan membaca Al Qur’an. Full energy dan semangat beribadah. Sungguh indah bisa beribadah dengan fokus. Dengan begitu semoga memperoleh berkah yang sebanyak-banyaknya. [HW]

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah