Pinjaman online, riba yang sedang naik daun

Pinjaman online adalah jenis pinjaman yang cukup diajukan secara online melalui aplikasi di smartphone, tanpa perlu tatap muka. Cara ini memberikan kemudahan dan kecepatan dalam proses pengajuan kredit.

Pinjaman online tumbuh sangat massif di Indonesia karena kecepatan dan kemudahannya.

Di sisi lain rata-rata suku bunga pinjol (pinjaman online) di indonesia sangat besar yakni 0,8% perhari. Alias 24% per bulan. Alias 288% pertahun. Selain itu juga masih ada biaya administrasi, biasanya 10-16% dari total pinjaman.

Dalam perspektif fikih, hutang dinamakan dengan qardlu (قرض) dan menghutangi dinamakan iqradl (اقراض).

Dalam kitab Fathul Wahab, Syekh Zakaria Al-Anshari menjelaskan bahwa definisi iqradl adalah :

ﻭﻫﻮ ﺗﻤﻠﻴﻚ الشيء ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻳﺮﺩ ﻣﺜﻠﻪ

Memberikan hak milik sesuatu (semisal uang) kepada seseorang kemudian orang tersebut mengembalikan dengan hal (nominal) yang sama“. Semisal saya berhutang kepada fulan sebesar 10 juta rupiah dalam jangka waktu 6 bulan, maka saya hanya harus mengembalikan hutang saya 10 juta rupiah ketika jatuh tempo, tidak lebih.

Dalam konsep qardlu apabila muqridl (pemberi hutang) mensyaratkan bunga atau sebuah manfaat yang menguntungkan bagi muqridl maka hal tersebut dinamakan riba qardl dan semua ulama sepakat hukumnya adalah haram.

Kesimpulannya adalah jangan sekali-kali meminjam uang secara online, selain karena biaya administrasinya mahal, bunganya sangat besar, hukumnya juga adalah haram. []

Referensi :

Fathul Wahab, Juz : 1 Hal. 224-225:

الإقراض ” هو تمليك الشيء على أن يرد مثله ” سنة ” لأن فيه إعانة على كشف كربة وأركانه أركان البيع كمايعلم –إلى أن قال- ويرد ” المقترض المثلي ” مثلا ” لأنه أقرب إلى الحق ” ولمتقوم مثلا صورة ” لخبر مسلم أنه صلى الله عليه وسلم اقترض بكرا ورد رباعيا وقال: “إن خياركم أحسنكم قضاء” –إلى أن قال- ” فلو رد أزيد ” قدرا أو صفة ” بلا شرط فحسن ” لما في خبر مسلم السابق إن خياركم أحسنكم قضاء ولا يكره للمقرض أخذ ذلك

Baca Juga:  Perkuat Nilai Keaswajaan, Fatayat NU Kemayoran Adakan Pengajian Online Bulanan

Nihayatuzzain, Hal 266:

( و ) الربا حرام اتفاقا وهو إما ربا فضل بأن يزيد أحد العوضين ومنه ربا القرض بأن يشترط فيه ما فيه نفع للمقرض غير الرهن والكفالة والشهادة وإنما جعل ربا القرض من ربا الفضل مع أنه ليس من هذا الباب لأنه لما شرط نفعا للمقرض كان بمنزلة أنه باع ما أقرضه بما يزيد عليه من جنسه فهو منه حكما ومن شرط النفع ما لو أقرضه بمصر وأذن له في دفعه لوكيله بمكة مثلا

وإما ربا يد بأن يفارق أحدهما مجلس العقد قبل التقابض وإما ربا نساء بأن يشرط أجل في أحد العوضين وكلها مجمع على بطلانها

M. Afthon Tomi Ubaidillah.
PP Besuk Pasuruan, Aktif di Dunia Santri Community, Mutakhorijin Fathul Wahhab PP Alfalah Ploso.

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Hukum