Hikmah

Perlunya Konseling Keluarga

Ilustrasi keluarga (Foto: Thinstock)

“In any given moment, we have two options: to step forward into growth or to step back into safety”. Abraham Maslow

Hampir tidak ada keluarga yang tanpa masalah, stress atau konflik. Dari yang bertaraf ringan sampai yang bertaraf serius. Ada keluarga yang bisa mengatasi sendiri, tetapi ada yang terpaksa meminta bantuan orang lain. Baik yang bersifat amatir, maupun sampai yang bersifat profesional, seperti konseling keluarga. Karena itu dalam batas tertentu konseling sangatlah dinantikan kehadirannya dalam keluarga.

Konseling keluarga pada hakekatnya bisa mengurangi stress dan konflik yang terjadi pada individu-individu dalam keluarga. Yang pada akhirnya diharapkan keluarga bisa menciptakan kondisi keluarga yang utuh, damai, dan nyaman. Anggota keluarga yang satu dan lainnya bisa saling membantu dan menguatkan untuk bisa keluar dari persoalan.

DS Psychology Group (2015) menjelaskan ada 7 keuntungan konseling keluarga, di antaranya : (1) memperbaiki komunikasi dalam unit keluarga, (2) meningkatkan hubungan dan memperkuat ikatan antar anggota keluarga, (3) membangun self-esteem, (4) membuat keluarga bahagia, (5) dapat menyelamatkan keluarga dari kemungkinan terjadinya perceraian, (6) terciptanya kesehatan mental dan fisik, dan (7) konseling pranikah dapat membantu kita dalam membangun keluarga dan pernikahan sukses.

Setiap keluarga yang memiliki banyak masalah dan beberapa di antaranya tidak bisa menyelesaikannya. Karena itulah mereka sangatlah membutuhkan bantuan konseling keluarga. Jika suatu keluarga pernah mendapatkan konseling pranikah dari terapis keluarga yang profesional dan menghadapi masalah yang belum bertaraf berat, maka diharapkan sekali keluarga dapat dengan mudah memantapkan keutuhan keluarga.

Keluarga pada hakekatnya tidak sebatas pada kepentingan duniawiyah. Namun yang jauh lebih bermakna adalah menjangkau kepentingan akhirat. Jika ada masalah yang menyangkut urusan keluarga, maka alternatif solusinya seharusnya selalu mempertimbangkan kebahagiaan kehidupan keluarga di dunia dan akhirat. Orangtua sebagai penanggung jawab keluarga harus committed dengan tujuan hidup keluarga di dunia dan akhirat. Dalam konteks inilah, konseling yang sangat diperlukan adalah konseling keluarga yang bertumpu pada nilai-nilai agama.

Baca Juga:  Pernikahan dan Negosiasi Tak Bertepi; Sebuah Milestone

Berkenaan dengan itu maka yang perlu menjadi concern dalam konseling keluarga adalah bagaimana orientasi konseling keluarga yang mampu mengantarkan keluarga menuju bangunan keluarga yang sakinah, mawaddah, rahmah dan maslahah. Keluarga yang menjadi idaman semua. Yang sejalan dengan keluarga memiliki spirit, baity jannaty. Rumah yang haram dari perbuatan munkar dan maksiat. Sebaliknya, rumah yang terbaik adalah rumah yang selalu diberkahi Tuhan, Allah Ta’ala.

Akhirnya bahwa konseling keluarga dirasakan sekali perlu hadir dalam dua situasi. Konseling keluarga merindukan dan mengantarkan semua warga yang bisa meraih sehat jasmani dan ruhaninya secara seimbang dan utuh. Adapun situasi yang lain adalah konseling keluarga seharusnya mampu memberikan jaminan bahwa konseling keluarga bisa menjadikan kita menjadi ahli surga.

Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A.
Beliau adalah Guru Besar dalam Bidang Ilmu Pendidikan Anak Berbakat pada Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Ia menjabat Rektor Universitas Negeri Yogyakarta untuk periode 2009-2017, Ketua III Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) masa bakti 2014-2019, Ketua Umum Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI) periode 2011-2016, dan Ketua Tanfidliyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DIY masa bakti 2011-2016

    Rekomendasi

    1 Comment

    1. […] kesalingan antara suami istri ini sesungguhnya terdapat dalam banyak sekali ayat dengan sejumlah redaksi yang […]

    Tinggalkan Komentar

    More in Hikmah