COVID-19 kini semakin merajalela di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, dari data resmi Pemerintah (25 maret 2020), tercatat sudah ada 790 kasus dengan 58 di antaranya meninggal dunia dan dengan jumlah yang sembuh 31 orang. Pengaruh pertumbuhan ekonomi di tengah situasi saat ini cukup menjadi masalah. Mengingat hampir semua negara mengalami penurunan ekonomi akibat virus corona ini. Terutama bagi negara-negara yang melakukan lockdown seperti Cina dan Italia. Dengan bertambahnya jumlah angka kematian dan pasien yang positif corona apakah Indonesia perlu melakukan Lockdown seperti Cina dan Italia?
Kebijakan lockdown harus dengan pertimbangan dan persiapan yang sangat matang dan detail. Tidak asal dikeluarkan dan harus benar-benar terperinci. Pemerintah harus memikirkan bagaimana kelangsungan sosial ekonomi yang akan terjadi. Terutama dalam bidang ekonomi, mengingat 60%-70% pekerja di Indonesia adalah pekerja informal dimana kebanyakan dari mereka mendapatkan upah secara harian. Tentu saja dari para pekerja informal ini akan muncul pertanyaan mengenai bagaimana mereka akan mendapatkan pendapatan jika tidak bekerja. Lagi, jika mereka tidak bekerja maka mereka tidak akan bisa makan. Perputaran ekonomi yang terjadi setiap hari akan terlihat signifikan sekali ketika lockdown dilakukan. Kemudian dari sisi distribusi barang dan jasa juga akan mengalami gangguan sehingga menimbulkan panic buying yang tentu saja berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Kebijakan apa yang akan pemerintah terapkan? Pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario untuk menghadapi pandemi ini, dan lockdown kemungkinan merupakan opsi terakhir. Yang pasti adalah perlu adanya kesiapan dari pemerintah jika skenario lockdown ini dilakukan. Terutama persiapan mengenai aktivitas ekonomi yang harus tetap berlangsung.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan bantuan langsung tunai (BLT) yang akan diberikan kepada 15,2 juta keluarga pada April mendatang. BLT ini dikhususkan untuk keluarga miskin dan kelompok rentan akibat virus corona yang insyaAllah akan diberikan setiap bulan dan berlaku selama 6 bulang ke depan. Pemberian BLT ini bertujuan agar konsumsi rumah tangga dapat terus terjaga. Sehingga masyarakat tidak perlu cemas karena terus berdiam diri di rumah.
Selain pemerintah, lembaga filantropi Islam di Indonesia turut andil dan berperan besar dalam memerangi pandemi ini. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bersama Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) serta Kementrian Agama memberikan banyak bantuan kepada paramedis dan masyarakat dalam menghadapi dampak COVID-19 ini. Mulai dari memberikan bantuan berupa dana sejumlah 5 Miliar dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk Rumah Sakit Haji dan Rumah Sakit Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Kemudian melakukan penyemprotan disinfektan di 21 kota di Indonesia yang sudah terkena dampak corona. Edukasi di sekolah, masjid, maupun secara daring kepada masyarakat mengenai COVID-19 dan bagaimana cara pencegahan serta penanggulangannya. Pembagian sajadah dan aksi cuci karpet masjid. Serta pemeriksaan kesehatan, pembagian masker, pembagian handsanitizer, ruang observasi isolasi di 25 kabupaten/kota di indonesia. Tak lupa, rumah sehat BAZNAS juga imbau warga untuk tetap dan tinggal di rumah saja agar mencegah penyebaran virus corona ini.
COVID-19 ini perlu dimatikan segera agar tidak bertambah korban baik yang positif maupun meninggal dunia. Perlu adanya kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat untuk memeranginya. Para pejuang garis depan seperti dokter dan perawat harus difasilitasi dengan baik. Mulai dari APD hingga peralatan medis. Pemerintah harus dapat mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya. Mulai dari kebijakan, fasilitas, serta insentif yang memadai. Dan perlunya edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya apa yang telah melanda negeri ini. Masyarakat harus memiliki kesadaran diri untuk tidak keluar rumah kecuali ada hal yang sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran virus semakin luas. [HW]
[…] atau melihat hari-hari ini semakin banyak orang yang terpuruk secara ekonomi sebagai efek atau akibat menyebarnya Covid-19, yang sudah berlangsung 6 bulan. Akibat lanjutan dari […]
[…] berjalannya waktu penyebaran virus covid-19 semakin hari semakin meningkat. Banyak kejanggalan-kejanggalan di kalangan masyarakat terhadap […]