Pengobatan Tradisional Lebih di Percaya daripada Pengobatan Modern

Al-Qur’an merupakan sumber ajaran Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah secara mutawatir dan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Di samping Al-Qur’an turun sebagai peristiwa, Nabi mengajarkan kepada para sahabat untuk di pahami dan di hafalkan. Al-Qu’an sebagai obat penawar bagi umat Islam karena Al-Qur’an adalah syifa, pertama Al-Qur’an sebagai syifa berarti petunjuk ke makna umum dan syifa sebagai petunjuk ke makna khusus.

Sebagai sumber ajaran al-Quran dapat menjawab berbagai problematika permasalahan umat. Al-Quran sebagai kitab suci bagi muslim berfungsi sebagai sumber informative dan permorfatif (Husein, 2020: 123). Muslim yang melakukan resepsi al-Quran banyak melahirkan praktek-praktek keagamaan secara langsung maupun tidak langsung. Pembacaan ayat-ayat al-Quran sebagai media pengobatan sudah terjadi sejak awal Islam (Rahmatullah, 2018: 45).

Turunnya al-Quran untuk menjawab problem masyarakat saat itu (Mattson, 2013: 14). Fenomena kemanusiaan yang berbeda-beda banyak bermunculan ayat al-Qur’an menjadi jawaban atas problem masyarakat tersebut yang menyelesaikan masalah mereka (Rafiq, 2004: 2). Fungsi al-Qur’an yang diyakini sebagai petunjuk bagi manusia (al-Baqarah: 2) yang bisa menuntaskan masalah yang profan dan sakral.

Syifa’

Kata pengobatan ini berasal dari bahasa latin yaitu ars medicina, yang berarti seni penyembuhan. Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan, bidang keilmuan ini mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu terus berubah untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan dan pengobatan penyakit. Pengobatan kontemporer meliputi ilmu kesehatan, peneliti biomedis dan teknologi medis untuk mendiagnosa dan mengobati cedera dan penyakit.

Ahmad Rafiq mengelompokan tujuan al-Qur’an kepada tiga: pertama Membaca al-Qur’an sebagai Ibadah. Kedua, Membaca al-Qur’an sebagai petunjuk. Ketiga, membaca al-Qur’an sebagai alat justifikasi (Rafiq, 2004: 3-5). Umat Muslim meyakini dalam Islam penggunaan ayat al-Qur’an dalam praktek sebagai sarana untuk mengobati (petunjuk) yang sakit atau mengusir Jin bahkan mendapatkan jodoh.

Baca Juga:  Zaghlul Najjar dan Tafsir Pengetahuan Sains Modern

Berdasarkan pemetaan bentuk interaksi manusia dengan al-Quran yang dibuat oleh Farid Esack, perlakuan terhadap al-Quran ‘tanpa memahami teks al-Quran’ biasanya dilakukan uncritical lover. meskipun demikian, ‘tanpa memahami teks al-Quran’ bisa dilakukan oleh kelompok manapun. Bagi mereka, al-Quran fullfills many of functions in lives of muslims. Al-Quran mampu memenuhi banyak fungsi dalam kehidupan muslim.

Diungkapkan oleh Anna M. Gade bahwa fenomena Qur’anic Healing, penyembuhan melalui praktik-praktik Qurani tradisional selalu menjadi perdebatan dalam wacana kontemporer. Karena praktik-praktik tersebut dianggap bid’ah (innovation) dan menyimpang dari ajaran murni islam (herecy), meskipun praktik seperti ini sudah diperkenalkan sejak dulu (masa Nabi Muhammad Saw).

Praktik semacam ini dianggap tradisi-tradisi takhayul masa lampau, yang tidak memiliki tempat lagi pada zaman kebangkitan alam dan dunia pengobatan modern. Kajian-kajian Qur’an as living phenomenon seperti ini perlu diakui secara akademis sebagai wilayah kajian studi al-Quran dan apapun praktek-praktek, baik yang dilakukan oleh umat islam terhadap al-Quran tidak buru-buru dicap bid’ah. Sebab setiap praktik memiliki alasan dan alur pikirannya sendiri dan ada preseden-nya.

Dengan demikian pengobatan dengan ayat al-Quran di era sekarang ini masih banyak terjadi, mengingat pengobatan tradisional dengan ayat-ayat al-Quran sudah menjadi suatu hal yang tidak umum lagi dikalangan masyarakat. Karena ada beberapa penyakit yang memang itu tidak bisa dijelaskan oleh medis, sehingga orang akan berobat kepada orang pintar agar penyakit di dalam tubuhnya dapat sembuh.

Al-Maradh

Pengertian Penyakit (al Maradh). Pengertian Penyakit (al Maradh) secara Etimologis Al-Maradh ini merupakan keadaan di luar tabiat dan sangat berbahaya. Kata, Al maradh  juga secara etimologi terkadang ditujukan kepada pengaruhnya yaitu, ‘Al-alamu’ (rasa sakit). Al Maradh (sakit) artinya adalah segala sesuatu yang keluar dari batasan sehat dan selamat dari penyakit atau kecacatan atau kekurangan dalam sesuatu urusan.[1]

Baca Juga:  Wira'i di Zaman Kini

Kepercayaan

Kepercayaan memegang peranan penting dalam sebuah hubungan. Indivdiu memiliki kecenderungan menilai orang lain dan memutuskan apakah akan mempercayai orang tersebut atau tidak saat menjalin interaksi. Solomon dan Flores (2003) menyatakan bahwa hubungan seseorang dengan orang lain memerlukan keberadaan kepercayaan. Menurut Duffy dan Wong (2000) kepercayaan sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin hubungan interpersonal dan melakukan adaptasi.

Masyarakat yang memegang teguh kepercayaan, maka akan melibatkan orang yang melakukan dan orang yang menjalankan hal tersebut. Seperti halnya apabila berbicara tentang masyarakat yang lebih mempercayai pengobatan tradisional ke orang yang pintar dari pada berobat ke dokter. Dalam hal ini perlu diperhatikan karena, apabila masyarakat sudah tidak percaya lagi dengan dokter maka akan sangat berdampak pada program negara yang berkaitan dengan kesehatan.

Dengan demikian, dampak yang ditimbulkan oleh kepercayaan masyarakat terkait pengobatan dengan ayat-ayat al-Quran sebagai medianya, maka masyarakat akan enggan berobat lagi ke rumah sakit. Karena bisa diketahui sekarang pengobatan tradisional seperti menggunakan ayat al-Quran lebih mujarab, dibandingkan dengan pengobatan medis, yang pengobatannya lebih modern.

Dilihat dari sisi biaya yang dikeluarkan pengobatan tradisional dengan ayat al-Quran lebih murah dibandingkan dengan pengobatan yang dilakukan di rumah sakit, tingkat kesembuhannya lebih tinggi apabila dibandingkan dengan rumah sakit, maka dari itu kebanyakan masyarakat yang hidupnya di dusun atau desa akan memilih berobat ke orang yang pintar.

Dengan adanya pengobatan yang menggunakan ayat-ayat al-Quran maka pemaknaan masyarakat dan pemahaman tentang ayat al-Quran dapat meningkat, sehingga al-Quran dapat hidup di masyarakat. Dampak besar dari kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan tradisional sangat berpengaruh untuk program pemerintah dari sisi kesehatan, maka dari itu hal tersebut perlu di perhatikan agar kepercayaan masyarakat untuk berobat ke dokter tidak menurun. []

Baca Juga:  Menjadi Kyai di Zaman ‘Artificial Intelligence’

[1] Fransiskus Samuel Renaldi, “Arti Pengobatan” https://sites.google.com/site/fransiskussamuelrenaldi/my-notes-on-introductions-toinformation-technology/arti-pengobatan. ( Di akses 23 Juli 2022

Alviyan Dwi Adhitama
Guru MTs Al Iman Putra S1 IAIN Ponorogo Jurusan Tafsir Al-Quran

    Rekomendasi

    Gila Menulis
    Opini

    Gila Menulis

    Ulama-ulama zaman dulu keranjingan menulis, sehingga apapun yang mereka ketahui dan alami ditulis ...
    Refleksi satu abad NU
    Opini

    Refleksi Satu Abad NU

    Kita menyadari bahwa sejarah merupakan hal penting, apalagi bagi sebuah organisasi keagamaan sebesar ...

    Tinggalkan Komentar

    More in Opini