Tidak dapat dipungkiri bahwa di kalangan masyarakat masih banyak yang belum mengerti apa maksud dari pengertian pariwisata halal. Padahal istilah pariwisata halal ini tengah gencar disuarakan oleh berbagai kalangan termasuk pemangku kebijakan terkait pariwisata di negara kita yakni kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif.
Dalam hal ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mendorong pemulihan ekonomi lewat konsep wisata halal, hal itu karena menurutnya pariwisata halal bisa menjadi peluang untuk membangkitkan ekonomi kreatif di Negara Indonesia.
Lalu apa sebenarnya makna dari pariwisata halal ini perlu dipahami bersama? karena faktanya banyak juga masyarakat yang salah faham. Mereka yang salah faham menganggap pariwisata halal adalah islamisasi destinasi wisata sehingga menolak konsep wisata halal ini.
Lalu bagaimana sebenarnya maksud dari wisata halal itu?
Kita perlu memahami bahwa wisata halal lebih tepat jika dimaknai dengan moslem friendly tourism atau pariwisata yang ramah untuk muslim. Maksudnya adalah pengelola destinasi wisata yang menyediakan fasilitas-fasilitas tambahan dan membuat umat islam nyaman ketika berkunjung. Seperti ketersediaan tempat solat, terjaminnya makanan maupun minuman yang halal dan thayyib sebagaimana dalan surat Al Baqarah ayat 168, yang tersedia di destinasi wisata tersebut.
Termasuk dengan dapurnya yang harus steril dari bahan-bahan masakan yang haram, tersedianya air yang bersih dan suci untuk wudhu maupun thaharah (bersuci), dan lain sebagainya. Sebab, jika stakeholder pariwisata di negara kita mampu menyediakan fasilitas-fasilitas tambahan tersebut guna terwujudnya konsep pariwisata halal, maka hal tersebut otomatis dapat mendorong banyaknya turis mancanegara yang beragama muslim seperti turis dari negara-negara timur tengah untuk berbondong-bondong mengunjungi Negara Indonesia. Sehingga implikasinya tentu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Selain itu juga semakin tingginya perhatian masyarakat global baik itu muslim maupun non-muslim terhadap branding produk halal. Karena konsep produk halal ini mereka pahami sebagai sesuatu yang healthy, wholesome and hygiene (sehat, baik dan bersih).
Menurut data Badan Pusat Statistik bahwa pada tahun 2022 rata-rata pengeluaran turis mancanegara yang berasal dari timur tengah atau Arab Saudi per sekali kunjungan menghabiskan dua ribu sekian US Dollar. Termasuk tinggi jika dibandingkan rata-rata pengeluaran turis dari Negara lain. Sehingga inilah sebuah kesempatan bagi kita untuk merealisasikan dengan baik konsep wisata halal tentunya tidak lain untuk mendorong pertumbuhan perekonomian bagi Negara kita. (Aeni Nahdiyati, Dosen Prodi Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi Universitas Hasanuddin)