Namanya, Muhammad SAW

“Muhammad saw” nama yang sangat indah. Seindah kepribadiannya. Ketika namanya disebut, langit dan bumi bergetar, mata-mata lembab mencucurkan air mata kerinduan, tenggorokan menjadi kering, amarah tak lagi memuncak, kesedihan pun hilang.

Namanya mampu merobohkan kepongahan, meledakkan kekuatan, mengulurkan kasih-sayang, meredam kejumutan, melibas kemaksiatan, merajut keretakan, membisikkan kecintaan, “Memang benar bayangan orang yang kucinta selalu hadir membangunkan tidurku untuk terjaga, dan memang cinta sebagai penghalang bagi si empunya antara dirinya dan kelezatan cinta yang berakhir derita” ungkap al-Busyiri dalam Burdahnya.

Bilal bin Rabah di antara perindu beratnya. Suara emasnya yang mampu menggetarkan manusia, berhenti berazan ketika ia mendengar kekasihnya menghadap Rabbul izati. Orang-orang pada kalang-kabut, karena suara merdunya tak lagi bersayuh, mereka bingung. Akhirnya, setelah didesak banyak orang -termasuk Fatimah a.s- Bilal mulai mengumandangkan azan. Ketika sampai kata “wa asyhadu anna Muhammad…” ia berhenti, suaranya tersekat ditenggorokan, ia menangis keras.

Nama “Muhammad” kekasih yang baru saja kembali pada hadirat-Nya, menggetarkan jantung Bilal. Bilal bukan tidak mau menyebut nama Rasulullah Saw, Muhammad Saw. Adalah nama insan yang paling indah baginya. Justru karena cintanya kepada Rasulullah Saw., nama beliau sering diingat, disebut, dan dilagukan. Bilal berhenti azan, hanya karena nama itu mengingatkan dia kepada kehilangan besar yang bukan saja memukul Bilal, tapi seluruh kaum muslimin.

Menyebut namanya adalah kewajiban bagi orang yang ingin memeluk agama Islam, tanpa namanya Islamnya tidak akan pernah diakui, Abu Jahal, bukannya tidak mengakui keindahan Islam dan Allah sebagai Tuhan, tapi karena keengannannya untuk menyebutkan namanya dan enggan mengikutinya ia tetap dihukumi kafir. Persaksian apapun tanpa menyebut namanya akan hampa, Muhammad Al-Mustafa, manusia terpilih degan akhlak mulia, doa pun akan mengambang antara langit dan bumi tanpa namanya, sholat tak akan sempurna tanpa salawat dan salam pada hadiratnya.

Baca Juga:  Mengkhusyu’i Tapak Hijrah Kanjeng Nabi

Namanya yang indah selalu bersanding dengan Rabb Azza Wajalla penguasa dan pencipta semesta, membuktikan bahwa ia adalah kekasih tercintanya, tanpanya alam tidak akan diciptakan, ia diutus untuk menjadi rahmad seluruh alam. Kerena itu, ketika mereka mengingat Tuhan, mereka tidak melupakan kekasihnya. pengakuan pada Sang Pemilik semesta tak akan terakui jika mengingkari keberadaannya apalagi menyakitinya dan mecercanya. Makhluk yang pertama kali diciptakan-Nya adalah Ruh Muhammad Saw, Ia diciptakan dari nur Jamal Allah “Yang pertama-tama Allah ciptakan adalah nur nabimu” (Hadis).

Pada pintu-pintu surga, dedaunan, kubah-kubah, kemah-kemah, dan ditiang Arsy tertulis “Muhammad Rasulullah Nabi Penutup.” Adam pun menyebut namanya ketika memohon ampunan Tuhannya atas kekhilafan yang diperbuatnya. Kata-kata akan beku, tinta-tinta akan lapuk, kertas akan habis untuk mengukir keindahan akhlaqnya. Ia manusia sempurna, yang namanya diakui oleh tokoh mana pun dari masa-kemasa. Michael H. Hart berkata, “dialah Muhammad Saw. Satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih kesuksesan yang luar biasa baik dilihat dari ukuran agama maupun ruangan lingkup dunia.

Sungguh tak akan pernah rugi menyebutnya, merayakannya, mendendangkannya, mencintainya, merindukannya bahkan “gila” padanya dan yang paling penting adalah meneladani prilakunya yang luar biasa. Rasulullah Saw. bersabda : “Siapa saja yang bersalawat kepadaku satu kali, Allah akan bersalawat kepadanya sepuluh kali,” .”

Orang yang paling utama dekat denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling banyak membaca shalawat (H.R at-Tirmidzi).

Allahumma shalli Ala Muhammad. []

Halimi Zuhdy
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan Pengasuh Pondok Literasi PP. Darun Nun Malang, Jawa Timur.

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Opini