Pesantren

Menjadi Luhurian; Lahir untuk (menjadi) Luhur

Perjumpaan pertama saya dengan Gus Ach. Dhofir Zuhry (Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Baitul Hikmah dan Ketua Sekolah Tinggi Filsafat al Farabi Kepanjen Malang) adalah pada acara Lembaga Pendidikan Tinggi NU Jatim di Tulungagung, namun setelah itu tidak ada komunikasi lagi selama beberapa tahun sampai pada suatu saat saya diminta Gus Rozin Sahal Mahfudz (Ketua RMI PBNU) melalui mas Hamzah Sahal (Koordinator Divis Media RMI PBNU) untuk mencari para gawagis muda untuk mengisi konten-konten ke-Islaman dan ke-Indonesiaan RMI-PBNU.

Pesantren adalah lembaga yang berbasis masyarakat yang didirikan oleh perorangan, yayasan, organisasi masyarakat Islam dan atau masyarakat yang menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, menyemaikan akhlak mulia serta memegang teguh ajaran Islam rahmatanlilalamin yang tercermin dalam sikap rendah hati, toleran, keseimbangan, moderat dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan, dakwah Islam, keteladanan dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU Pesantren, Pasal 1 Ayat 1).

Selanjutnya pesantren harus memenuhi 5 unsur, 1) Kiai, 2) Santri mukim, 3) pondok/asrama, 4) masjid/musola dan 5) kajian kitab kuning/dirasah Islamiyah dengan pola pendidikan Muallimin (Pasal 5 Ayat 2).

Dari definisi dan 5 unsur tersebut di atas pesantren luhur baitul hikmah Malang sudah memenuhi Undang Undang Pesantren, pesantren ini lahir 28 September 2011 dan mempunyai santri yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia dengan mayoritas usia mahasiswa, dan filsafat sebagai basisnya, secara personal santri pesantren tersebut mendapat julukan ‘luhurian’ dan secara jamaah sering disebut sebagai ‘madzhab kepanjen’.

Asosiasi pesantren NU (RMI PBNU) menginisiasi konten video yang akan disebar di sosial medianya Ayo Mondok karena sudah membaca gejala youtube akan menjadi media yang seksi, kenapa video dan kenapa youtube? Generasi sekarang (milenial/gen z) lebih suka belajar agama melalui gambar visual/video daripada membaca buku/kitab apalagi bertanya kepada kiai/ustadz. Youtube sudah menjadi sosial media papan atas di Indonesia saat ini, apapun yang dicari di youtube selalu ada, termasuk mencari informasi keagamaan, namun realita di lapangan konten youtube masih di dominasi oleh konten-konten keIslaman yang tidak moderat, maka devisi media RMI PBNU memproduksi konten-konten ke-Islaman dan ke-Indonesiaan.

Baca Juga:  Santri sebagai Identitas Abadi

Saya sebagai produser pelaksana bersama tim sinematografi membawa perlalatan lengkap ke PP Luhur Baitul Hikmah Kepanjen, sambutan hangat diberikan oleh Gus Dhofir, pesantren ini bertempat di samping Kantor Pengadilan Agama Kabupaten Malang, kalau dilihat seperti bangunan biasa, namun ke 5 unsur pesantren sudah ada di dalamnya, bangunan pesantren terintegrasi dengan Sekolah Tinggi Filsafat Alfarabi. Bangunan ini masih ngontrak kata Kiai alumni PL Assaidah Babussalam Malang, PP Nurul Jadid Paiton dan alumni PP Maslakul Huda Kajen Pati ini.

Setelah ramah tamah kita mulai mengambil video, beliau sangat enjoy menyelesaikan video demi video dengan cepat dan lancar, bahkan dalam sehari kita mampu memproduksi sampai 10 video (biasanya maksimal 5 video), dengan minim kesalahan dan minim pengulangan, membuat materi video pendek yang berdurasi 3 menitan tidak mudah karena narasumber harus berbicara cepat singkat dan berisi, banyak para gawagis yang kesulitan karena belum terbiasa di depan kamera, para gawagis lebih nyaman jika berceramah di depan para audien langsung daripada di depan kamera, Gus Dhofir beda dengan pengalamannya beliau sangat cepat beradaptasi di depan kamera. Beliau juga fasih dalam membaca ayat-ayat suci Alquran, Hadis, kitab kuning, demikian pula fasih dalam berbahasa Indonesia, Arab, Inggris bahkan Bahasa Perancis.

Selain mendirikan Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Al-Farabi, Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Madrasah Diniyah Mubtada’-Khobar, Avennasar Institute, Mazhab Kepanjen. Baru-baru ini didaulat menjadi pengurus Dewan Kesenian Kabupaten Malang, pengurus LTN NU Malang, meraih Encompass Award, lembaga rekonsiliasi yang berpusat di Inggris, menjadi anggota Lembaga Sensor Film Indonesia Malang, salah satu Ketua Forum Pemuda Lintas Agama Malang, anggota Masyarakat Filsuf se-Dunia di Rheinische Freidrich-Wilhelms-Universität Bonn dan anggota ilmuwan muda se-Dunia di Johann Wolfgang Goethe-Universität Frankfurt am Main. Tiap ahad sore mengampu kajian Tafsir Tematik di NU Online.

Baca Juga:  Dinamika "Sejarah Politik" Kaum Santri

Selain jago orasi, Gus Dhofir juga jago menulis, buku-bukunya antara lain : 1) Tersesat di jalan yang benar, 2) Orgasme, 3) Nabi dalam Sebotol Anggur, 4) Kondom Gergaji, 5) Peradaban Sarung 6) Mari Menjadi Gila, dll. bukunya ‘Peradaban Sarung’ yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo menjadi buku best seller dan bisa di dapatkan di toko buku Gramedia Kompas Group di seluruh Indonesia, bahkan Gus Imron Hamid Rais Syuriyah PCI NU Tiongkok dan Pengasuh PP al Islahiyah Malang menjuluki Gus Dhofir sebagai Nur Cholis Madjid Reborn, karena pemikiran dan produktifitasnya.

Paska kedatangan kami, sampai saat ini Gus Dhofir secara istiqomah masih membuat konten-konten video pendek tentang ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dengan alat seadanya dan segala keterbatasannya, konsisten menyiarkan pengajian-pengajiannya melalui kanal media sosial pesantrennya, untuk mewujudkan 3 fungsi pesantren yaitu pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat, semua santri di pesantren beliau tidak dipungut biaya alias gratis. walau gedung seadanya (masih ngontrak dan berpindah-pindah) namun sistem pendidika pesantrennya mempunyai kualitas yang tidak diragukan. Pesantren ini mempunyai takhasus filsafat serta mengutamakan kualitas santri.

Kemarin pesantren luhur Baitul Hikmah mengadakan perayaan Hilang Tahun yang ke 8 sekaligus peluncuran buku ‘Mari menjadi Gila’ dan Buku ‘Mari Menjadi Waras’ saya tidak heran kalau pesantren ini sangat produktif karena di dalamnya diajari untuk mecintai ilmu pengetahuan dengan diajak menjadi gila membaca, berdiskusi, dan menulis, semoga suatu saat nanti PP Baitul Hikmah mempunyai bangunan yang permanen dan mampu mencetak santri yang benar-benar “lahir untuk (menjadi) luhur” Aamiin. Alfatihah…

Abdulloh Hamid
Co-Founder Pesantren.id, founder Dunia Santri Community, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya, aktif di pengurus pusat asosiasi pesantren NU (RMI PBNU)

Rekomendasi

Tinggalkan Komentar

More in Pesantren