Sebagai utusan, Nabi Muhammad terus menjadi primadona ummatnya. Banyak buku yang menulis tentang beliau dari berbagai sudut, baik dari kepribadian hingga sanak familinya. Ahlul bait adalah pelita petunjuk, pohon nubuwah, tempat turunnya wahyu, tempat kasih sayang, dan tambang ilmu.

Buku ini menceritakan keluarga nabi. Ada tiga kelompok dari silsilah keluarga nabi. Pertama pamannya. Meski Nabi mempunyai banyak paman, namun dalam buku ini hanya dua orang yang diambil. Kita tahu kisah mereka dan bagaimana perannya dalam dakwah juang nabi.

Contoh kecilnya, Hamzah disebut singa Allah dan singa Rosulnya. Sosok hamzah hadir bak singa yang siap menerkam siapa saja yang menyakiti, menyiksa dan mencaci Nabi. Siapa yang rela dan lapang dada ketika ponakan tersayangnya diberlakukan tidak baik dan semena-mena oleh kaumnya.

Paman lainnya adalah Al-abbas. Sebelum masuk islam al-abbas merupakan tokoh yang sangat disegani oleh kaum quraisy. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan masjid, ketenangannya adalah di bawah tanggung jawabnya. Sayyidah Aisyah r.a menyebutkan dirinya tidak pernah melihat Rosulullah menghormati seseorang seperti beliau menghormati atau memulyakan al-abbas. 110. Mereka berdua adalah protagonis dalam penyebaran agama islam. Ada paman yang lain yang menjadi tokoh antagonis yakni abu lahab. Namun, perannya sebagai tokoh antagonis dalam dakwah nabi.

Penulis tidak cukup saja mengupas famili nabi yang berjenis laki-laki, namun juga menceritakan kisah perempuan di dalamnya. Yakni putri nabi. Pun demikian, kita tidak boleh menafikan peran perempuan dalam kehidupan, karena nyatanya memang perempuan turut andil dalam semua kegiatan laki-kaki, termasuk dalam kehidupan Nabi. Apalagi yang disebut adalah buah hati nabi.

Fatimah adalah putri nabi dari istri pertamanya Khadijah. kehidupannya selalu dibawah bimbingan Nabi. Beliau tumbuh menjadi wanita yang rajin, tekun, berwibawa dan mandiri. Seiring berjalannya waktu, ia memiliki rangkaian kemuliaan yang tidak tersaingi oleh satupun kaum hawa. 158

Baca Juga:  Nilai Penting Sirah Nabi untuk Memahami Islam

Siapa yang tidak bangga dengan buah hati, apalagi sifat-sifatnya sangat mirip dengan Nabi dan istrinya. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, begitulah pepatah menyebutkan. Sifat dari perempuan ini sangat taat beragama, berbakti kepada orang tua, lemah lembut dan penuh dengan kasih sayang.

Tidak cukup Fatimah az-Zahra’ saja, melainkan suami yang tak lain adalah Ali bin Abu Thalib. Putri dan menantunya merupakan orang tersayang dalam kehidupan Nabi. Ali bukan hanya sekedar menantu, melainkan juga hadir sebagai argumen sepeninggal nabi. Ahli fiqih, tafsir dan fatwa. Begitu besar kedudukan Ali dan begitu dalam ilmunya, sampai umar merujuk kepadanya dalam urusan agama yang dianggap sulit.36

Dalam hadits disebutkan bahwa Nabi adalah kotanya ilmu, sedangkan ali adalah pintunya. Kaum yahudi ingin menguji kebenaran hadits ini sehingga mereka sepakat bertanya satu pertanyaan dan berharap mendapat jawaban yang berbeda dari Ali. Masing individu mendapat jawaban yang memuaskan dan berbeda. Mereka akhirnya mengakui betapa pandainya Ali.

Ketiga adalah cucu. Mereka adalah Hasan dan Husen dan Zainab. Nabi sangat bangga dengan mereka. bahkan disebutkan bahwa mereka separuh dari nabi. Sifat mereka seperti kakeknya. Wara’, tenang, berwibawa, dermawan dan sopan. 185

Buku ini ditulis secara menyeluruh keluarga nabi. Tentu dalam perjuangan dan peran mereka sepanjang hidup nabi. Contoh kecilnya, buku ini tidak menulis biografi ayahnya, Abdullah, karena sosok ayah tidak hadir dalam kehidupannya. Nabi kehilangan ayahnya sejak dalam kandungan. Ibunya pun demikian, meski sempat mengasuh, namun minim kontribusi beliau terhadap perjuangan nabi.

Meski begitu, kita tidak boleh menganggap enteng kedua orang tua. Orang tua tentu sangatlah penting dalam sebuah keluarga, namun dalam buku ini tidak diceritakan perjuangannya karena buku ini terbatas ruang lingkupnya. Mereka yang ditulis kisah hidupnya dalam buku ini adalah mereka yang sangat berperan dalam dakwah, penyebaran dan dukungan terhadap nabi.

Baca Juga:  Nilai Penting Sirah Nabi untuk Memahami Islam

Terlepas dari itu semua, Nabi adalah manusia biasa yang sangat mencintai keluarganya. Status rosul tidak mengistimewakan diri, akan tetapi beliau memberi contoh bahwa nabi juga punya keluarga, sanak famili dan rasa kasih sayang. Beliau mengajari akan pentingnya sanak famili, kerabat dan anak cucu.

Beliau sempat ditanya oleh sahabat, kenapa beliau beribadah sampai segitunya. Singkatnya, nabi hanya ingin menjadi hamba yang bersyukur meski dirinya sudah mendapat jaminan surga oleh Allah. Namun, beliau juga ingin mengajari kepada umatnya bahwa segalanya butuh proses, tidak instan.

Buku ini sangat layak dibaca siapa saja. Barangkali dengan membaca biografi keluarga nabi ini kita bisa memenumbuhkan dan meningkatkan cinta kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.

Buku               : Biografi Keluarga Nabi

Penulis            : Mahmud Asy-Syarqawi

Penerjemah     : Abdul Rosyad Siddiq

Penerbit           : Qaf

Terbitan           : Februari, 2021

ISBN              : 978-602-5547-89-8

Tebal Buku     : 332

Musyfiqur Rozi
Alumnus Institut Ilmu Keislaman Annuqayah dan Santri Annuqayah Lubangsa Utara

    Rekomendasi

    Tinggalkan Komentar

    More in Pustaka