Menghafal Al-Qur’an Adalah Hidayah

Menghafal Al-Qur’an bukan tentang siapa yang lebih cerdas dan bahkan bukan tentang siapa yang lebih memiliki waktu luang yang lebih banyak, faktanya tidak semua orang cerdas yang memiliki IQ tinggi mampu menjadi penghafalkan Al-Qur’an, tidak sedikit juga dari mereka yang memiliki IQ rendah tidak  mampu menghafalkan AL-Qur’an. Bahkan belum tentu orang yang memiliki waktu luang lebih banyak bisa menjadi penghafal Al-Qur’an, contohnya saja para pemuda yang setiap harinya nongkrong di warung kopi, para bapak-bapak yang suka duduk bersila di pos kamling. Apakah mereka bisa? Jawabnya tidak juga.

Jika hanya dibekali niat dan kemauan yang sungguh-sungguhpun hal itu tidak menjamin bisa istiqomah menyelesaikan hafalannya, contohnya saja di era sekarang ini banyak dari kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak yang sangat antusias  untuk menghafal Al-Qur’an, tapi banyak kejadian berhenti ditengah jalan, karena berbagai faktor alasan. Jadi niat dan kemauanpun itupun juga tidak cukup untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Atau dengan memiliki metode/cara menghafal yang baik? Tidak juga, buktinya masih banyak orang yang menggunakan metode terbaik dalam menghafal sering gagal dan bahkan tidak mampu untuk menyelesaikannya, sekarang ini banyak lembaga yang menawarkan berbagai metode menghafal dengan cepat yang bianyanyapun sangatlah mahal, tapi bagaimana dengan kualitas hafalannya? Sedangkan menghafal Al-Qur’an haruslah memiliki dan menguasai bacaan makhroj serta paham tanda-tanda serta waqoh dengan baik, dan untuk menjadi penghafal Al-Qur’an sudah menjadi komitmen untuk terus mengingat dan menjaganya seumur hidup. Bila dengan mengejar cepatnya hafalan, bagaimana akan cepat lekat juga pada hati sedangkan jumlah ayat dalam Al-Qur’an tidaklah sedikit.

Sudah banyak juga pengalaman dari para penghafal yang kesusahan dan kesulitan dalam menjaganya dikarenakan hafalannya hilang bahkan seperti tidak hafal sama sekali, hal ini tentu membuat tidak semangat lagi dalam mengulang dan mengingat bahkan membaca hafalannya. Naudzubillah. Maka dari itu point paling penting dalam menjadi seorang penghafal adalah metode bagaimana cara menjaga hafalan setelah khatam sehingga bisa istiqomah sampai akhir hayat, seperti metode yang sudah masyhur dikalangan para hufadz  yakni metode فَمِيْ بِشَوْقٍ (mulutku merindu) metode ini adalah mentargetkan diri supaya khatam satu minggu sekali dengan membaca kurang lebih 5 juz setiap harinya. Jadi kekuatan hafalan yang dipunya tidak mudah lepas dari ingatan, dan lisanpun terbiasa untuk membacanya.Maka metode setelah khatam ini sangatlah diperlupakan daripada metode bagaimana cara dalam menghafalnya.

Baca Juga:  Memahami Maksud dan Tujuan Jargon “Ayo Kembali Kepada Al-Qur’an dan Hadits”

Jadi memiliki IQ tinggi, melilki banyak waktu luang, meliliki niat yang sungguh-sungguh serta melilki metode menghafal yang baik, itu semua tidak menjamin seseorang bisa menghafal Al-Qur’an karena menghafal Al-Qur’an itu adalah murni hidayah dari Allah, dan tidak semua orang bisa mendapatkan hidayah tersebut. Penghafal Al-Qur’an itu adalah manusia pilihan yang tidak semua manusia dipilih oleh Allah

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ ) قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، مَنْ هُمْ ؟ قَالَ : ( هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ ) وصححه الألباني في “صحيح ابن ماجة”

Sesungguhnya Allah memiliki orang khusus (Ahliyyin) dari kalangan manusia. Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah siapakah mereka?” Beliau menjawab, “Mereka adalah Ahlu Al-Qur’an, Ahlullah dan orang khusus-Nya.” Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih Ibnu Majah)

Al-Manawi rahimahullah berkata, “Maksudnya adalah para penghafal Al-Qur’an yang mengamalkannya, mereka itu adalah kekasih Allah yang dikhususkan dari kalangan manusia. Mereka dinamakan seperti itu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka sepeti penamaan Baitullah.

Betapa beruntungnya menjadi pengahafal Al-Qur’an yang secara tidak langsung menjadi keluarga dan manusia pilihan Allah, semoga Allah senantiasa memberi hidayah kepada kita semua agar bisa dan mampu menghafalakan al-quran serta menjaga dan mengamalkan isi Al-Qur’an hingga hari akhir hayat. Aamiin. []

Masnu'atul Khoiriyah
lulusan PP. Darul Falah Bangsri Jepara lulusan PP. Darul Qur’an Mojokerto lulusan S1 Universitas Islam Negeri Malang

Rekomendasi

1 Comment

Tinggalkan Komentar

More in Opini